Blog Kajian Muslimah






Tuesday, August 30, 2005
Hal-hal yang melemahkan Iman
Manusia itu diciptakan bukan dari cahaya sehingga bagai malaikat yang ditakdirkan selalu taat dan beribadah kepada Allah atau diciptakan dari api sehingga bagai syaiton yang senantiasa berbuat buruk dan mengajak kepada kebathilan, namun manusia diciptakan dari bahan yang berbeda dengan kedua makhluk itu yang kemudian memiliki karakteristik yang berbeda pula.
Salah satu karakteristik manusia itu adalah cenderung pada kebaikan namun cenderung pula pada keburukan. Oleh karena itu rasululloh saw mengatakan dalam hadist yang diriwayatkan Ibnu Islam bahwa “keimanan itu bisa bertambah dan bisa berkurang. Maka perbaharuilah Iman kalian dengan laa ilaaha illallah”.
Agar dapat mengatasi saat iman terjadi penurunan, maka kita perlu mengetahui tanda-tandanya kapan saat iman itu turun. Fenomena atau gambaran melemahnya iman itu adalah sebagai berikut:
1. Terjerumus dalam kemaksiatan
Perbuatan yang sering dilakukan itu lambat laun akan membentuk sebuah 'kebiasaan' . Bila perbuatan yang sering dilakukan itu adalah sebuah aktifitas yang sarat akan manfaat dan berefek positif terhadap jiwa dan gaya hidup seseorang..duuh! betapa indahnyaa.
Ada sebuah harapan yang pernah keluar dalam lisan ini dan ternyata terrekam kuat dibenak sahabat saya di Bandung, "inget dulu... ente pengen kalo akhlak mulia tuh nempel sejak masa kanak-kanak seseorang, dan menjadi sebuah kebiasaan yang tak dapat lepas lagi hingga orang tersebut jadi dewasa", begitu kata kawan saya mengenang obrolan yang sudah berlalu antara kami. Kalimat ini muncul ketika saya mengabarkan bahwa anak saya yang paling besar bisa melalui kehidupannya di pesantren tahfidz Qur'an, Pameungpeuk Bdg dan dengan akhlak yang amat menyejukkan hati pula.. bila seorang anak dikondisikan dan dibiasakan agar berakhlak karimah sejak kecil, lalu kemudian melekat menjadi kebiasaan yang tak bisa lepas dari hidup dan geraknya hingga dewasa! maka jadilah dia sosok seperti Muhammad yang berakhlak mulia! menyejukkan... Subhanallah deh! bila baca Qur'an jadi kebiasaan yang melekat sejak kecil dan terbawa sampai dewasa.. hingga kebiasaan baca qur'an tak lepas lagi dari hari-hari seseorang sepadat apapun urusannya.. Namun... Innalillahi wa ina ilaihi rojiuun...musibah deh! Kalo kemaksiatan malah jadi kebiasaan yang melekat hingga melakukannyapun sudah jadi terang-terangan...! naudzubillah mindzalik... Terjerumus ini namanya..

Sambil berjuang untuk meninggalkan kebiasaan buruk itu, sambil dibarengi memohon pada yang maha melindungi agar senantiasa menjaga fitrah-fitrah ini selalu dalam kebaikan. Karena tiada daya upaya dari seorang manusia itu, kecuali hanya kuasaNya saja
karena bila telah jadi kebiasaan, maka melakukannya pun sudah terbisa tanpa ada rasa bersalah... :( masyaAllah

Fitrah manusia adalah taat pada Rabbnya, sedangkan kemaksiatan adalah perbuatan yang mencerminkan ketidak-taatan, sehingga bila terjerumus pada kemaksiatan (baca:kemaksiatan jadi kebiasaan) fitrah ternoda..fitrah akan merana dan akhirnya keimanan melemah... Kalau dibiarkan melemah maka iman akan sekarat...
Saran Qur'an : Jangan terbetik untuk mengulangi dan selalu berusaha meninggalkan kemaksiatan, lalu Bersegeralah pada ampunan Allah yang luasnya seluas langit dan bumi dan pada surga yang disediakan untuk orang yang bertaqwa (yaitu orang2 yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya) (Qs.3:133)
Jadikanlah kebaikan sebagai perbuatan yang selalu akan diulangi apalagi bila jadi kebiasaan yang melekat lebih baik lagi...
karena Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Qs.13:11)

maka bila seseorang mengambil pilihan membiasakan kebaikan adalah untuk kebaikan dirinya, dan bila sebaliknya maka keburukan yang jadi biasa itu untuk dirinya pula. "Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benang-benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali. (Qs.16:92)" Maksudnya adalah kebiasaan baik yang dulu dilakukannya, kini tidak dilakukan lagi dikatakan dengan istilah 'dicerai-beraikan kembali'

misalnya, dulu itu seseorang selaluu melaksanakan dhuha setiap hari walau dua rakaat...., namun karena berlalunya waktu.. kebiasaan itu tinggal kenangan.
dan banyak lagi kebiasaan baik yang dulu sering dilakukan sekarang tidak lagi
Allah SWT mengingatkan kita kembali dalam ayat sucinya, surat ke 91,asy-syams: Sesungguhnya, beruntunglah orang-orang yang menyucikan jiwa itu(9) dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya(10) dan bukan golongan yang selalu mengotori ruhi ini, amiin.
Dalam keadaan fitrah yang terjaga, maka imanpun akan menguat..., karena demikianlah fitrah manusia cenderung pada Rabbnya...

2. Tidak tekun dan bermalas-malasan dalam beribadah
ketidak tekunan dalam beribadah tergambar pada tingkat kekhusuan kita terhadap ibadah2 yang kita lakukan, termasuk rutinitas yang tak tentu, kadang hari ini rajiinn.... kemudian besoknya berkurang, baik kualitas maupun kuantitasnnya . bagaikan ibadah-ibadah itu dilakukan dengan mau-mau engga - engga.
yang sangat memprihatinkan adalah ketika ibadah-ibadah itu bagaikan tanpa ruh(4:142)
Allah mengatakan bahwa mereka sedikit sekali menyebut Allah
padahal dalam sebuah hadist dikatakan "tidak akan diterima do'a dari hati-hati yang lalai dan main-main(HR Tirmidzi)"

bila kemalasan beribadah ini tidak segera disudahi dan diubah menjadi rajin dan tekun, tentu saja keimanan seseorang tersebut tidak akan terselamatkan kecuali atas pertolongan ALlah saja"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Qs.13:11) "karena kemalasan terus menerus akan menjadi kebiasaan yang kebiasaan itu akan mengikat tentu saja pertolongan Allah itu sesuai dengan usaha hambanya, bila kau menghampiriku dengan berjalan, maka Aku menghampirimu dengan berlari.

3. Memudarnya tali ukhuwah
berkurangnya atau terputusnya interaksi dengan saudara muslim itu sangat mempengaruhi keimanan seseorang "bila orang-orang mukmin itu laksana satu tubuh(HR.muslim)
sehingga terlepasnya ukhuwah lambat laun mengurangi sentuhan hati terhadap keimanan kepada Allah SWT..
Fenomena melemahnya iman tampak pula pada
4. Terpautnya seseorang akan urusan diniawi dan terlalu mencintainya.
Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu(hai manusia) mencintai kehidupan dunia, dan meninggalkan (kehidupan) akhirat. (qs.75:20-21)
Apa yang dimaksud dengan dunia?
Firman-Nya, "Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, ... Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS Al Hadiid [57]: 20)
Dunia adalah segala sesuatu yang membuat kita lalai kepada Allah
Misalnya, shalat, shaum atau sedekah tetap dikatakan urusan dunia jika niatnya ingin dipuji makhluk hingga hati lalai terhadap Allah
Sebaliknya, orang yang sibuk siang malam mencari uang untuk didistribusikan kepada yang memerlukan atau untuk kemaslahatan umat, bukan untuk kepentingan pribadi, maka ia tak dikatakan lalai terhadap Allah, walau aktivitasnya seolah duniawi.
Artinya segala sesuatu yang membuat kita taat kepada Allah, maka hal itu bukanlah urusan dunia. Bagaimana ciri orang yang cinta dunia?
Jika seseorang mencintai sesuatu, maka dia akan diperbudak oleh apa yang dicintainya.
Jika orang sudah cinta dunia, maka akan datang berbagai penyakit hati.
Adanya yang menjadi sombong, dengki, serakah atau capek memikirkan yang tak ada.
Makin cinta pada dunia, akan makin serakah, bahkan bisa berbuat keji untuk mendapatkan dunia yang diinginkannya. Pikirannya selalu dunia, pontang panting siang malam mengejar dunia untuk kepentingan dirinya. Ciri lainnya adalah takut kehilangan.
Seperti orang yang bersandar ke kursi, maka akan takut sandarannya diambil. Orang yang bersandar ke pangkat atau kedudukan, maka ia akan takut pangkat atau kedudukannya diambil. Karenanya pecinta dunia itu tak pernah bahagia.
Semua yang ada di langit dan di bumi titipan Allah semata. Kita tak mempunyai apa-apa. Hidup di dunia hanya mampir sebentar saja. Terlahir sebagai bayi, membesar sebentar, menua, dan akhirnya mati.
Bagi orang-orang yang telah sampai pada keyakinan bahwa semuanya titipan Allah dan total milik-Nya, maka tak akan pernah sombong, minder, iri ataupun dengki, bahkan akan selalu siap titipannya diambil oleh pemiliknya karena segala sesuatu dalam kehidupan dunia ini tak ada artinya. Harta, gelar, pangkat, jabatan, dan popularitas tak ada artinya jika tak digunakan di jalan Allah. Yang berarti dalam hidup ini hanyalah amal-amal kita. Karenanya jangan pernah ada atau tiadanya dunia ini meracuni hati kita. Adanya jangan sombong, sedikitnya tak usah minder.
Kita harus meyakini bahwa siapapun yang tak pernah berusaha melepaskan dirinya dari kecintaan terhadap dunia, maka akan sengsara hidupnya karena sumber dari segala fitnah dan kesalahan adalah ketika seseorang begitu mencintai dunia. Semoga Allah mengaruniakan pada kita nikmatnya hidup yang tak terbelenggu oleh dunia.
Dunia mampu menjadi hijab antara manusia dengan Tuhannya manakala ma’nawiah tidak terbina, artinya tidak diimbangi dengan ibadah yang baik (baik kualitas maupun kuantitas), sehingga kecenderungan akan materi lebih menguasai daripada kecenderungan akan hal-hal yang bersifat ukhrawi misalnya ketentraman dan kepuasan bathin (merasakan manisnya iman).
demikian fenomena melemahnya iman akibat keterpautan yang sangat akan urusan dunia.

ke 5 adalah Mengeluh dan takut akan musibah :
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh-kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. (QS.70: 19-21)
Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya."Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu,tidak lain karena pasti tidak pernah risau dan bersedih hati."
Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, "Apakah katamu hai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati karena risau".
Abu Hassan bertanya, "Apa hal yang merisaukanmu?"
Wanita itu menjawab, "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan waktu itu aku mempunyai dua orang anak yang sudah bisa bermain dan yang satu masih menyusu, ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya,
"Hai adikku, sukakah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?"
Jawab adiknya, "Baiklah kalau begitu ?" Lalu disuruh adiknya berbaring dan disembelihlah leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit dimana di sana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan.
tapi di indonesia juga banyak kejadian2 serem ya.. dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habislah kulit badannya. Berita ini terdengar kepada anakku yang telah menikah dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pingsan hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua." Lalu Abul Hassan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu ?"
Wanita itu menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda.
Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan lebih terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka seseorang tidak mendapat ganti kecuali kesia-siaan belaka."
Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran sangat dianjurkan dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah saat terkena musibah.
karena itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadith Qudsi,:" Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil kekasihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya."
karena itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam sebuah hadith Qudsi,:" Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil kekasihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya."
Begitu juga mengeluh
Rasulullah s.a.w bersabda,: " Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang." naudzubillah summa naudzubillah... ternyata..
artikan kafir disini sebagai 'bagaikan idak ada iman dalam dadanya'
karena dari Allah lah ujian itu berasal, setiap yang beriman tentu diuji keimanannya
Semoga kita dijadikan sebagai hamba Tuhan yang sabar dalam menghadapi segala musibah.
Hamba yang mampu bersabar dan menguatkan lagi dari kesabaran yang ada tsb.
ada beberapa penyebab melemahnya iman, kalo tadi fenomenanya.
namun sebetulnya fenomena 2 itu bila dibiarkan berlanjut maka akan menjadi penyebab melemahnya iman pula ya.
1. Jauh dari suasana atau lingkungan iman dalam waktu yang lama
"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik"(Qs.57:16)
berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras, jadi penyebab pertama adalah Jauh dari suasana atau lingkungan iman dalam waktu yang lama, yang mengakibatkan hati menjadi keras.
2. Jauh dari pelajaran dan tauladan yang baik.
Mata yang ALlah berikan ternyata memiliki fungsi untuk melihat hal2 yang menjadikan seseorang bertambah keimanannya.
bedakan antara melihat hal2 yang mengingatkan kita kepada Allah dengan melihat hal-hal yang tidak menjadikan kita ingat akan Allah.
sejak jaman dulu kala sudah ada orang2 yang bila marah atau bersedih itu pelampiasannya sampai merobek baju, kesedihan yang tidak dikembalikan kepada Allah)
2. Jauh dari pelajaran dan tauladan yang baik mayaa:
Mata yang ALlah berikan ternyata memiliki fungsi untuk melihat hal2 yang menjadikan seseorang bertambah keimanannya.
bedakan antara melihat hal2 yang mengingatkan kita kepada Allah dengan melihat hal-hal yang tidak menjadikan kita ingat akan Allah.
ketika kita melihat seseorang yang berakhlak mulia tentu hati akan tersentuh dan intensitas yang terus menerus akan membuat kita jadi ingin memiliki akhlak yang mulia pula
melihat ibadahnya yang tekun dan istiqomah, tentu akan membuat fitrah manusia terkondisikan.fitrah seseorang maksudnnya.
namun berbeda ketika mata ini tidak melihat tauladan itu
apalagi didukung dengan penyebab pertama tadi (Jauh dari suasana atau lingkungan iman dalam waktu yang lama ) keimanan lambat laun terpupuskan.
3. Jauh dari menuntut ilmu islam yang dapat membangkitkan iman didalam hati penuntutnya.
bila dikatakan jauh disini artinya,yang deket-deketnya dilewatkan sehingga menjadi jauh.
pendidikan islam kita ibaratkan seperti rantai yang saling menyambung.
kehilangan satu mata rantai saja sudah mengakibatkan sulit nyambung.
apalagi bila banyak mata rantai yang hilang
misalnya males atau tidak memprioritaskan menghadiri majlis rutin(pengajian).
ketidak hadiran berulang-ulang banyak akibatnya...lama2 jadi malu sendiri untuk hadir.
yang akhirnya jadi sama sekali gak hadir dalam waktu lama (misalnyaaa )

4 Berada ditengah lingkungan yang penuh dengan kemaksiatan.
Iman akan terkikis pada lingkungan seperti ini. walaupun ada lingkungan lain yang bukan lingkungan maksiat,walaupun suka berada juga di lingkungan lain yang bukan lingkungan maksiat,karena manusia itu memiliki dua kecenderungan, yaitu pada kebaikan dan keburukan,
Allah SWT mengingatkan kita kembali dalam ayat sucinya, surat ke 91,asy-syams: Sesungguhnya, beruntunglah orang-orang yang menyucikan jiwa itu(9) dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya(10) jadi beruntunglah orang-orang yang senantiasa selalu dalam pengkondisian 'mensucikan jiwa' dan yang senantiasa berada dalam wilayah kemaksiatan tentu sedikit2 akan tercemari tentu sangat memprihatinkan bagi tumbuh-kembangnya keimanan(malah akan melemah)

5. Tenggelam dalam kehidupan dunia
“Cukuplah bagi seorang selagi dia didunia hanya seperti orang yang mengadakan perjalanan “(HR.Tabrani) demikian yang rasululloh ajarkan bagaimana menyikapi dunia.

6. Sibuk mengurus harta benda istri dan anak2.
(Qs.8:28,) Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.
kalo wanita, mungkin pendekatannya adalah mengurusi anak2 namun lupa meniatkan karena Allah.(QS.3:14) Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

7.Panjang angan-angan.
(Qs.15:3) Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka). Ali ra. Pernah berkata mengikuti hawanafsu akan menghalangi dari kebenaran, sedangkan angan2 yang muluk akan melupakan akhirat.

8. Berlebihan dalam masalah tidur, makan, berjaga diwaktu malam berbicara, bergaul dan tertawa.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,


Selengkapnya...
posted by nora @ Permalink 、10:52 AM   2 comments
Tentang Tanda-Tanda Hati Beriman
Taruhlah bila kita menanam sebuah tunas pohon pada dua tempat. jenis pohonnya sama, pupuk yang diberikan sama, kedalaman cangkulannya sama, dan kualitas tunasnya pun sama.
namun ternyata kedua tunas itu tumbuh secara berbeda.
Tunas yang satu tumbuh menjadi pohon yang kuat, berdaun lebat dan berbuah banyak dan lezat, sedangkan tunas yang satunya lagi tumbuh menjadi pohon yang kecil, dan berbuah masam.Mengapa hal ini bisa terjadi? karena kualitas tanahnya memang berbeda.

Tanah yang satu subur hingga dgn mudah ditanami, sdgkan tanah yang lain gersang sehingga tidak bisa menumbuhkan tunas dgn baik.Ini hanya perumpamaan ttg hati. Begitupun dgn hati.

ada dua manusia yang bertempat tinggal sama, lingkungan yg sama, mendapatkan bimbingan dan pengajaran yg sama, mendengarkan arahan yg sama dan nasihat serupa tetapi outputnya ternyata berbeda. Hati yang satu melahirkan amal shaleh, sedangkan hati yg lain seperti 'masuk telinga kanan-keluar telinga kiri' Mengapa demikian??
jawabannya..karena memang hai tidaklah sama. Yang satu bening hingga menerima nasehat dan pengajaran dgn baik dan membuahkan amal shalih.
sdangkan hati yang lain penuh noda sehingga sulit menerimanya dan tentunya tidak terlihat amalan2 shalih.
Allah SWT hanya menerima hati yang beriman, hati yang selamat (qolbun salim) Q.S. Asy-Syu'ara : 88-89.

"(yaitu) pada hari di mana tidaklah bermanfaat harta dan anak-anak kecuali orang-orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat." Lalu bagaimanakan profil hati yang selamat itu? Ia adalah hati yang penuh dgn keimanan..
ciri-ciri hati beriman sbb:
1. Mahabbatullah (Cinta kepada Allah)
Hati yg beriman akan selalu mencintai ALlah SWT. Hati yang jatuh cinta akan selalu memperlihatkan tanda-tandanya, bahkan tidaklah cinta disebut kecuali terlihat tandanya dan tampak isyaratnya.
Begitupun cinta pada Allah...suara bacaan Al-qur'an dimalam hari, langkah2 kaki menuju masjid, suara dzikir mendengung, perut2 kosong demi menegakkan amalan shaum, hingga darah yang menetes di medan jihad, semua itu menunjukkan nuansa cinta Q.S. Al-Bqarah : 165 "Dan orang-orang beriman, mereka sangat amat cintanya kepada Allah... Karena cinta, cobaan akan terasa ringan dgn cinta akan melahirkan sikap pengorbanan apapun resikonya dgn cinta perintah dan laranganNya akan dilaksanakan dgn sangat mudah dan tanpa beban. Cinta pun melahirkan rasa takut-takut ditinggalkan, kecemasan bila akan membuatNya murka karena sikap berdosa.

Oleh karenanya orang yg mencintai Allah selalu berusaha untuk dekat kepadaNya dgn memperbanyak ibadah dan sangat takut bila hatinya lalai mengingatNya. Sungguhlah hati yg mencintai Allah adalah hati yg beruntung, karena semua dilakukan dgn landasan cinta. Dan nantinya akan melahirkan kebaikan yg melimpah ruah di dunia dan akhirat.

2. Kembali dan bergantung kepada Allah SWT (Al-Inabah wa At-Tawakul'Alallah)
Hati yang beriman akan sangat bergantung pada yang dicintainya. Ia tidak dapat menikmati sesuatu kehidupan, keberuntungan , kenikmatan dan kesenangan kecuali dipikirkan 'adakah Allah ridho akan hal ini??"
Terkadang hati orang beriman sering digoda oleh petensi materi yang memang memberi manfaat dalam kehidupan. Karena itu pula perasaan butuh kepada Allah menjadi teruji, Al. Ust Abdullah pernah mengatakan manusia akan di goda dan diuji dari bagian terlemah dalam hidupnya, yang lemah ekonomi disitulah ia diuji, yg lemah studi disitulah ia diuji dsb.Jika semua potensi materi ini (rasa aman, uang, dan semua yg bersifat keduaniawian) membuat ketergantungan kepada Allah menjadi berkurang, maka kita kalah dalam menghadapi ujian itu.Padahal Allah telah berfirman,"..barangsiapa bertawakal kepada Allah, maka cukuplah Allah baginya..."(Q.S. Ath-Thalaq:3)

Ciri2 hati beriman yg ke-3 adalah
Asyik dalam beribadah (Al-Isyq Fi Al-Ibadah)
Hati yg beriman akan selalu menikmati ibadah2 yang dilakukan, bahkan bolehjadi kelelahan fisik tiada akan terasa. Seperti halnya Rasulullah SAW yg shalat tahajud hingga kaki beliau bengkak2. Lalu saat Aisyak mengingatkan beliau agar mengurangi shalat malamnya, rasulullah bersabda :
(Afalaa akuunu 'abdann Syakuuroo )Tidakkah kamu suka jika aku menjadi seorang hamba yang selalu bersyukur ? (HR. bukhari, tirmidzi dan nasa'i) Q.S. As-Sajdah :15-16" Hanya sesungguhnya org-orgberiman kepada ayat-ayat Kami, apabila diperingatkan dengannya, mereka tunduk sujud dan mereka bertasbih memuji Tuhannyasedang mereka tidak sombong. Mereka menegakkan lambung-lambungnya dari tempat tidur, mereka menyeru Tuhannya dgn takut dan penuh harap dan mereka menafkahkan sebagian rezeki yg Kami berikan kepadanya.

4. Rindu Kepada Allah SWT (Asy-Syauq Ilallah)ummu_fatih (2:27:25 PM): Hati beriman senantiasa merindukan pertemuan2 dgnNya.
Ia begitu bersegera ketika saat sholat memanggil
Ia begitu kehilangan ketika tilawahnya terlewati
Ia begitu sedih terlewati sholat2nya tanpa do'a dan dzikir
Jika ia menemukan ketaatan kepada Allah SWT berkurang dadanya terasa sesak.Ada sebuah nasehat dari perempuan shaleha dikalangan salaf kepada anak-anaknya

"Biasakanlah dirimu mencintai Allah dan mentaatiNya, karena sesungguhnya org2 bertakwa sellau tentram mengerjakan ketaatan kepada Allah. Badan mereka terasa janggal/lain dan jiwa merana bila mengerjakan .Maka kemaksiatan itu akan melewati mereka begitu saja sambil merasa malu, karena hati beriman telah mengingkarinya."Q.S. Al-Kahfi : 110"

maka barangsiapa mengharapkan perjumpaan dgn Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan amal shalih...

5. Tentram bersama Allah SWT
Rasulullah SAW bersabda : Dan dijadikan mataku sejuk dalam shalat (H.R Nasa'i)
Ketenangan dan ketentraman adalah persoalan hati terdalam yang tiada terpengaruh oleh hingar bingarnya duniawi.
Lihatlah org2 disekitar kita ..banyak yg berkecukupan dari segi materi, fisik yang menawan, namun siapa kira hatinya menderita dan mengalami kekosongan (hal seperti ini juga adalah gambaran org2 jepang di sekitar saya)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ketika mendapatkan ujian dipenjara oleh penguasa.
Semua orang iba atas penderitaannya.Namun ia malahberkata "Apa yg mereka perbuat padaku? sedangkan surgaku ada dalam hatiku. jika mereka memenjarakanku, maka penjaraku adalah tempat menyepi. jika mereka mengusirku, maka pengusiranku adalah kelana/perjalanan buatku. Jika mereka membunuhku, maka pembunuhanku adalah syahadah..Subhanallah begitulah hati beriman..ia tidak terpengaruh kondisi duniawi, ia tetap asyik dgn Allah, mengeluh padaNya, bila suka ia bersyukur padaNya.
Seperti saat Rasulullah SAW menyuruh Bila r.a iqomah menjelang shalat, beliau bersabda : Wahai Bilal, istirahatkanlah kami dengannya (Hr.Abu Daud)
Oleh karena itu membuang2 waktu atau menggantikan waktu dengan sesuatu yg bisa mendatangkan kehancuran diri, tidak akan dilakukanselain org yang picik pemikirannya. Demikian besarnya nilai '

yang ke 6- memperhatikan waktu:
Hati beriman akanmerasa cemas bila waktunya hilang bila dihabiskan tanpa ketaatan kpd Allah SWT. Allah memberi nilai yang besar meski 'hanya' dipergunakan untuk berdzikir
Rasulullah bersabda : Siapa yang mengucapkan "Subhanallahil'adziim wa bihamdihi" maka ditanamkan baginya sebuah pohon kurma di surga(H.R. Ibnu Hibban, Tirmidzi)

selanjutnya ke-7 :
Perhatian thd kualitas amal. Org yang beriman akan menaruh perhatian yg lebih pada kualitas amal daripada sekedar kuantitas amal. Acuan penilaiannya bukan atas banyaknya amal namun baik tidaknya amalan dan penjagaan dari hal2 yg merusak pahalnya. Ia akan berusaha ikhlas dalam melaksanakan amalan2nya. Ia takut akan bangga hati/al-'ujb, sombong/takabuur, atau amalan2 yg terlihat manusia baik padahal ternyata lebih dekat pada kejahatan dan dosa. Tatkala Rasulullah SAW menanyakan arti ihsan kepada malaikat jibril, beliau menjawab :
Jibril menjawab :
Ihsan adalah jika kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihatNya. Jika engkau tidak melihatNya maka ingatlah bahwa Allah selalu melihatmu.Artinya..setiap hamba harus terus merasa diawasi oleh Allah, sehingga ia tidak main-main denga amalannya bahkan sejak niat dalam hati ,selanjutnya: Berorientasi hanya kepada Allah (Al-Itijaah Ilallah Fahasbuh)
Hati beriman akan terus merasa gelisah bila melakukan kemaksiatan dan dosa.
Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya orang-orang beriman akan melihat dosa-dosanya laksana gunung yang menjulang tinggi dan ia sedang duduk dibawahnya, ia begitu cemas jika gunung itu akan menimpanya.Sedangkan orang yang durhaka melihat dosa-dosanya ibarat lalat yg hinggap di atas hidungnya dan ia akan menepiskannya begini (beliau mengayunkan telapak tangannya di depan hidung). (H.R. Tirmidzi)

ke 8...: Terakhir....ciri hati beriman adalah : Lunak untuk berdzikir
Hati beriman selalu sarat dgn cinta. Cinta membuahkan keinginan untuk selalu menyebut-nyebut nama sang kekasih yaitu Allah SWT
Lidahnya di kuasai hati untuk berdzikir kepadaNya.
Akan tetapi jika hati yg terpenuhi kekufuran kefasikan dan kedurhakaan maka lidah akan tergeraj untuk berkata kotor, keji, ghibah/membicarakan keburukan org lain, 'ngeres', dll.
Dengan lisan yg sellau berdzikir..hatinya akan damai. Q.S> Ar-Ra'd:28.
Ingatlah bahwa dengan dzikrullah hati akan menjadi tentram.Q.S. Az-Zumar :23.
Allah telah menunjukkah sebaik-baik perkataan (yaitu) Kitab yang sebagiannya menyerupai sebagian dan berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi lembut kulit dan hatinya karena berdzikir kepada Allah. demikian..kiranya ttg ciri2 hati beriman.
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,

Selengkapnya...
posted by nora @ Permalink 、2:59 AM   2 comments
Friday, August 26, 2005
Timelessnes and the Reality of Fate
Relativitas waktu telah menjelaskan sebuah perkara yang amat penting. Relativitas waktu bisa berubah hingga satu periode masa yang kelihatan bermiliar tahun bagi kita, mungkin hanya tinggal sesaat saja di dalam dimensi lain. satu jangka masa yang besar berkembang di awal permulaan dunia hingga akhirnya, mungkin tidak tinggal walau sesaat melainkan hanya sedetik di dalam dimensi lain.Ini adalah intisari sebenarnya konsep takdir- sebuah konsep yang tidak dapat difahami dengan baik oleh banyak orang, terutamanya para materialis yang menafikannya.Takdir ialah pengetahuan sempurna Allah terhadap semua kejadian-kejadian silam atau masa depan. Sebahagian manusia mempersoalkan bagaimana Allah dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang belum berlaku dan ini menyebabkan mereka gagal untuk memahami kebenaran takdir ini. Bagaimanapun, "peristiwa-peristiwa yang belum berlaku" belum berlaku kepada kita. Allah tidak tunduk kepada waktu atau ruang kerana Dia sendiri yang menjadikannya. Kerana itu, masa lalu, masa depan dan masa kini tidak ada bedanya bagi Allah; bagi-Nya segalanya telah berlaku dan telah tamat. . Allah tidak tunduk kepada waktu atau ruang kerana Dia sendiri yang menjadikannya. Kerana itu, masa lalu, masa depan dan masa kini tidak ada bedanya bagi Allah; bagi-Nya segalanya telah berlaku dan telah tamat.
Allah mengetahui waktu kita hidup seperti satu detik daripada permulaannya hingga ke akhirnya. Manusia hanya mengalami peristiwa apabila waktunya tiba dan mereka menyaksikan takdir yang telah Allah jadikan untuk mereka. Takdir adalah pengetahuan Allah yang agung dan hanya kepada Allah, yang mengetahui masa seperti satu detik dan yang menguasai seluruh masa dan ruang, Waktu adalah kepunyaan Allah: beberapa kemalangan yang akan berlaku kepada kita di masa depan telah disebutkan di dalam Al-Qur'an seolah-olah ia telah berlaku sebelumnya.

dikutip dari :
Harun Yahya, Robbani Press

Selengkapnya...
posted by nora @ Permalink 、11:01 AM   1 comments
Tuesday, August 23, 2005
Nilai Akhlaq Muslimah.
Khalifah Umar bin Khattab mempunyai kebiasaan berkeliling kota Madinah, melihat langsung keadaan rakyatnya. Sebagai Amirul Mukminin, beliau tidak bisa begitu saja mempercayai laporan yang datang sebelum mengetahui sendiri kondisi umat islam yang ia pimpin. Suatu malam, khalifah umar bin khattab dengan pembantunya, Aslam, berkeliling kota Madinah. Ketika merasa lelah mereka bersandar pada dinding sebuah rumah. Saat itu keadaan sangat gelap, demikian juga di dalam rumah tersebut. Tiba-tiba terdengar suara seorang perempuan tua menyuruh putrinya, “ Hai putriku, ambillah susu itu dan lekas campur dengan air.

“Apakah Ibu belum mengetahui pengumuman Amirul Mukminin pagi ini?” terdengar suara seorang gadis muda menjawab. “Pengumuman apa?” kata ibunya. “Amirul mukminin mengumumkan untuk jangan lagi mencampur susu dengan air.” Gadis itu menjelaskan. “Ah anakkku..bukankah sekarang kita berada jauh dari pengamatan beliau. Cepat ambil susu itu dan campurkan dengan air.” sahut sang ibu mendesak. “ Wahai ibunda…tidak pantas bagiku berbuat demikian. Patuh ketika berada dihadapannya namun melanggar saat dirumah sendiri. Bukankah Allah selalu melihat kita?”jawab gadis itu bertahan.

Mendengar dialog ini, Khalifa Umar segera menandai rumah itu dan meminta Aslam menyelidiki gadis itu, apakah sudah menikah atau belum, dan bagaimana ketaatannya kepada agama.Ternyata di rumah itu hanya ada dua orang, si Ibu dan anak gadisnya. Gadis itu memang gadis shalihah dan berakhlaq mulia. Setelah mendengar laporan Aslam, Khalifah Umar mengumpulkan putra-putranya dan menceritakan pengalamannya dan berkata, “Adakah di antara kalian ada yang ingin beristri? Seandainya ayah kalian masih berhasrat menikah lagi pasti gadis itu aku ambil sendiri.” Dan ternyata diantara putra Umar yang belum menikah adalahAshim. Dialah yang mencalonkan diri dan meminta untuk dinikahkan dengan gadis tersebut. Pernikahan pun berlangsung setelah Umar mengirim utusan untuk meminang.

Dari pernikahan itulah melalui rahim seorang ibu yang berakhlaq mulia lahirlah seorang keturunan agung yang kelak menjadi Khalifah Bani Umayyah dan terkenal dengan ketawadhuannya, Umar bin Abdul Aziz.
Keunggulan Akhlaq Islam Islam membentuk manusia agar berbudi luhur, berjiwa kuat dan berbadan sehat. Untuk mencapai itu, Islam memiliki pengajaran yang mulia dan utama bagi setiap muslim dan muslimah. Pengajaran itu adalah akhlaq Islami yang tidak bisa ditandingi oleh ajaran moralitas dari agama atau ajaran manapun di muka bumi.

Rasulullah SAW menegaskan bahwa risalahnya ditujukan untuk menegakkan kemuliaan akhlaq. Beliau bersabda : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq.”(HR. Ahmad). Pribadi Rasulullah SAW sangat mengagumkan. Adanya kesesuaian antara kata-kata dan sikap, mencerminkan hati yang luhur dan mulia. Pribadi ini telah diakui oleh semua manusia di dunia baik oleh kaum muslimin sendiri maupun orang-orang kafir yang menjadi musuh beliau. Kepribadian beliau menjadi contoh kepribadian yang mulia,
Sungguh tepat firman Allah SWT yang berbunyi : “ Nun. Demi pena dan apa yang mereka tulis. Dengan ni’mat dari Rabbmu, kamu sekalian bukan orang gila. Dan sesungguhnya bagimu (Muhammad) ada pahala yang tiada putus-putusnya. Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlaq mulia.” (Q.S. Al-Qolam:1-4). Dalam ayat itu Allah SWT menjamin kemuliaan akhlaq RasulNya. Pribadi rasulullah itulah yang kemudian menjadi rujukan utama akhlaq islam. Hal ini ditegaskan Allah dalam firmannya : “ Sesungguhnya telah ada dalam diri rasulullah itu suri tauladan yang baik bagi, Akhlaq Islami tidak sama dengan sopan santun atau etika. Akhlaq berasal dari kata ‘Kholaqo’ yang artinya menciptakan. Dari kata ini di bentuk kata ‘Khalq’ (ciptaan) dan Khuluq (perbuatan). Allah adalah Al-Khaliq (Yang Maha Pencipta) sedangkan manusia adalah makhluq (yang diciptakan)-Nya.
Arti dasar akhlaq adalah perbuatan makhluq yang dikehendaki (diridhoi) oleh Khaliq.” Jadi akhlaq Islam didasarkan pada syariat Allah didalam kitab suciNya, Alqur’an. Imam Al-Ghozali berpendapat bahwa akhlaq adalah perbuatan seseorang yang dilakukan tanpa pikir-pikir lagi, yaitu sesuatu yang telah menjadi kebiasaan pada dirinya.

Misalnya seorang yang terbiasanya memakai sepatu dengan kaki kanan lebih dahulu. Makan memakai tangan kanan. Mendahului semua aktifitas dengan bismillah. Keluar rumah atau bertemu non muhrim, selalu menutup aurat sesuai aturan Al-Qur’an dan mengucapkan salam. Menjaga makanan dan minuman dari yang mengharamkan. Menjaga lingkungan dari najis (kebersihan), Selalu berkata jujur dan menjaga lisannya. Semua perbuatan yang yang tidak dibuat-buat atau tidak terpaksa ini di sebut juga akhlakul Karimah (perbuatan yang baik). Dengan demikian akhlaq orang munafik dan orang kafir yang baik dari segi perbuatannya

Muslimah yang baik senantiasa memperbaharui akhlaknya. Membuang perilaku buruk dan menghiasi diri dengan perbuatan mulia. Ada satu riwayat tentang pentingnya akhlaq mulia ini, : “Ya Rasulullah, Fulanah dikenal rajin shalat, puasa dan sering bersedekah, tetapi ia suka menyakiti tetangganya dengan perkataannya.” Nabi SAW bersabda,”Ia masuk neraka.”.Kemudian orang tersebut bertanya lagi, “Ya Rasulullah, bahwa si Fulanah terkenal dengan sedikit shalat dan puasanya dan ia bersedekah sedikit dengan makanannya. Namun ia tidak suka menyakiti tetangganya. Nabi bersabda, “ Ia masuk Syurga”.

Islam tidak melakukan paksaan dalam memperkenalkan ma’na kebaikan. Islam senantiasa berprasangka baik akan fitrah manusia, karena Allah menjadikan fitrah manusia itu cenderung kepada kebaikan dan senantiasa senang akan hal kebaikan dan kebajikan. Namun hendaknya manusia tidak boleh berlaku semaunya, Fitrah saja tidak cukup, karena manusia penuh dengan cobaan yang bisa merobah fitrahnya tersebut. Maka Allah menurunkan pedoman hidup sebagai pembimbing jalan hidup manusia. Pedoman itu adalah Al-Qur’an. Maka seorang muslim haruslah selalu mengaca pada Al-Qur’an. Bagaimana ia berpakaian, tengoklah Al-Qur’an, bagaimana ia berkeluarga, tengoklah Al-Qur’an, bagaimana ia bermasyarakat, bertetangga, berbisnis, mendidik anak, semua tengoklah Al-Qur’an yang kemudian akan diuraikan lebih detail pada sunnah rasulullah SAW.

Al-Qur’an akan membentuk pribadi yang dikehendaki oleh Allah, pencipta kita. Sebagaimana Aisyah r.a berkata, ketika ada yang bertanya, seperti apakah akhlaq Rasulullah ? maka ia menjawab,” Adalah akhlaq rasulullah itu Al-Qur’an.” Mereka yang mengikuti Al-qur’an dan sunnah akan memperoleh ganjaran pahala dan nikmat Allah atas kemuliaan akhlaqnya. Bahkan juga penghormatan dari sesama manusia atas kemuliaan akhlaqnya.Sedangkan mereka yang enggan melaksanakan isi Kitabullah atau enggan mentaati rasulullah, akan mendapat siksa sebagai pelanggaran atas ketentuan akhlaq yang ditentukan Allah. Juga ia pun akan di hina oleh sesama manusia karena keburukan akhlaqnya.

Untuk itu marilah kita terus memperbaiki akhlaq kita, menerapkannya pada keluarga kita, dan anggota masyarakat disekitar kita, yang saat ini sedang mengalami krisis akhlaq, bagaimana caranya? Ajaklah mereka untuk kembali ke Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah.

Selengkapnya...
posted by nora @ Permalink 、2:59 AM   3 comments
Friday, August 19, 2005
Sebuah Makna Kemerdekaan
Bismilahirrohmanirrohiim, Assalamu’alaikum Wr Wb. Alhamdulillahiladi arsala rosulahu bil huda wa dinilhaq, liyudhorohu aladinni qulli wakaffa billahi shahida, Ashadu ala ilahailallah waashadu’anna muhammadarrosululloh.
Segala puji milik Allah yang telah memberi kita nikmat Iman dan Islam sehingga kita beristiqomah di jalanNya untuk bersama-sama menegakkan dienullah.

Merdeka berarti bebas dari penjajahan, bebas dari tahanan, bebas dari kekuasaan, bebas dari intimidasi, bebas dari tekanan, dari nilai dan budaya yang mengungkung diri kita.
Setiap manusia yang terlahir ke dunia semuanya adalah mahluk yang merdeka, para bayi yang terlahir ke dunia mereka hanya terikat oleh ikatan yang Allah ridhoi (kondisi fitrah) dalam QS. Al A’raaf : 172,
bahwa Allah sudah mengambil perjanjian perikatan dengan manusia ketika dalam sulbi ibunya bahwa manusia hanya mau terikat dengan Allah,
mengakui keberadaan Allah dan siap melaksanakan semua perintah dan larangan Allah tidak lainnya.
Dalam konteks ini semua manusia dalam keadaan fitrah, suci, bersih dari perikatan dan penajjahan apapun, namun setelah dewasa ketika mulai baligh ada manusia yang kembali fitrah dan ada juga manusia yang tidak fitrah, ia mengambil tandingan selain Allah. Ia mengikatkan diri dengan segala sesuatu selain Allah.

Sedangkan manusia tidak merdeka adalah manusia yang hidupnya dikendalikan oleh dhon, akalnya sendiri, oleh dogma, oleh hawa nafsunya, ilmu, harta dan dien selain Islam.
Karena Islam adalah dien yang membebaskan manusia dari kungkungan hawahu, dan dhon dll.
Kemerdekaan yang abadi adalah manakala kita melepaskan semua ikatan dari apapun kecuali hanya dengan Allah.

Dalam QS. Al Balad ayat 10-13 disebutkan bahwa Allah menunjukkan dua jalan ada benar dan salah, jalan yg benar merupakan jalan yang mendaki lg sukar, jalan yg mendaki lg sukar salah satunya adalah memerdekakan budak dari perbudakan.
Perbudakan disini dalam tafsir fizhilal quran, adalah membebaskan budak dari belenggu, ikatan selain Allah . Sehingga hidup kita hanya menjadi hamba, budak Allah dimana pengabdian berupa aktifitas, loyalitas semuanya hanya untuk dan karena Allah semata, Bukan menjadi budaknya hawa nafsu, budak harta, budak dogma, doktrin yang selain dari Allah karena sesungguhnya jika seseorang sudah mengikatkan diri dengan segala sesuatu selain Allah maka ia tidak lagi memiliki jiwa yang merdeka, tapi jiwa terpenjara, hina tidak bebas, karena telah menjadikan dirinya budaknya syetan laknatullah.

Dulu pada tgl 17 agustur 45, bangsa indonesia menyatakan diri menjadi bangsa yang merdeka dari penjajahan namun 60 tahun berikutnya sekarang perekonomian kita dikuasai bangsa lain, kebijakan kita pun masih saja diintervensi bangsa lain apa bedanya sekarang dan beberapa tahun yg lampau, kalo dulu lepas dari penjajahan fisik tapi sekarang kita terjebak dengan penjajahan bentuk lainnya.Pemikiran, gaya hidup, berbusana bahkan tata cara beribadah mahdoh pun terjadi pendangkalan, pengikisan dan pergeseran, kadang2 kita tdk menyadarinya.
syetan akan mengganggu kita dari depan belakang atas dan bawah maka waspadalah banyak hal yang kelihatannya benar tapi sebenarnya tdk demikian adanya, untuk itu kita perlu kebersamaan agar terjadi tausyiah, saling mengingatkan satu dengan yg lainnya demi tegaknya kalimatulloh.

kita harus saling berpegangan tangan dg erat mengkaji berbagai hal yg utnuk sama2 manganalisa semua pengaruh yg masuk diantara agar kita tdk mudah terjebak oleh hal2 yg kelihatannya datang dari Islam, sehingga jiwa dan ruhani kita tetap terjaga dari ganngguan

maka mari kita bebaskan diri kita ruhani kita dari penjajahan hawahu ada shohabat yg bertanya pd rasulullah tntang besarnya perang badar, rasulullah berkata perang yg lebih besar dari itu adalah perang melawan hawa nafsu diri kita sendiri orang yg senantiasa kalah dalam memerangi hawa nafsu adalah yg tidak memiliki hati dan ruhani yg merdeka

ya..akhirnya mari kita sama2 sama memerdekakan budak, memerdekakan jiwa kita sendiri dari dhon, hawahu mungkin akhwad fiddin hanya itu yg bisa saya sampaikan mohon maaf jika banyak salah dan kekurangan, silakan bagi yg mau menyanggah atau menambahkan atau meluruskan dari kata2 sy yg salah yg benarnya dari Allah, semoga Allah mengampuni dan semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk tetap di jala yg lurus jalan yg merdeka.
amiin. wabillahi taufik wal hidayah,Alhamdulillahirobbilalamin,wassalamualaiku wr wb

Selengkapnya...
posted by nora @ Permalink 、2:59 AM   0 comments
Tuesday, August 16, 2005
"Menjadi Bidadari Dunia Akhirat, Pendamping Mujahid"
Mengapa Mujahid Mendambakan para Bidadari Dunia?
Istri yang sholehah
Penyejuk mata penawar hati
di rumah ia istri, di jalanan
di waktu kita buntu dia penunjuk jalan
pendangan kita diperteguhkan menjadikan kita tetap pendirian
ilmu yg diberi dpt dikita lupa dia mengingatkan
nasihat kita dijadikan pakaian
khilaf kita dia betulkan
penghibur di waktu kesunyian
terasa ramai bila bersamanya
dia umpama tongkat si buta
bila tiada satu kehilangan
dia ibarat simpanan ilmu
semoga kekal utk diwariskan
"Apa yg dicari seorang mukmin setelah taqwa kpd Allah tdk lbh baik dr seorang wanita yg sholeh, apabila diperintah ia menta'atinya, apabila dipandang sangat menyenangkannya, apabila disumpah ia melaksanakannya dg jujur, dan apabila ditinggal pergi ia menjaga dirinya dan harta suaminya." (HR. Ibnu Majah dari Umamah ra.)
Berkata Umar bin Khattab ra. dlm atsarnya, yg artinya;
"Tdk ada pemberian yg lebih baik kpd seseorang setelah pemberian Iman kecuali wanita yg sholehah"
Diriwayaqtkan oleh imam at Tirmidzi dr tsauban, dia berkata yg artinya;
Ketika turun ayat:"Dan org2 yg menyimpan emas dan perak dan tdk menafkahkannya pd jln Allah.." kami sedang dlm perjalanan bersama rasululla.
seorang sahabat berkata:'Firman Allah tsb menyinggung tntg emas. Kalau saja kami tahu harta apakah yg paling baik niscaya kami akan mengambil dan akan menyimpannya,'
Mendengar itu Rasulullah saw bersabda, yg artinya;
"Harta yg paling baik ialah lisan yg berdzikir, hati yg bersyukur, dan seorang istri yg beriman yg membantu memperkuat keimanan suaminya."HR.Tirmidzi, hasan
Kata sholehah/shaleh dlm Al-Quran selalu dirangkaikan dg kata amal
sedangkan amal sendiri disebut stlh kata iman, jd, amal shaleh adlh suatu amal yg didasari oleh ilmu dan iman yg dtgnya dr Allah serta dg perbuatan itu dpt menghantarkan dirinya mencintai dan dicintai oleh Allah swt.
sebaliknya, amal yg tdk shaleh adlh amal yg tdk bersumber dr ilmu dan iman yg haq serta dg amal perbuatan tsb menghantarkan dirinya pd laknat dan azab Allah swt. naudzubillahi min dzalik,singkat kata, wanita shalihah adlh wanita yg mempercantik dirinya dg Islam sesuai dg kriteria dr Allah yg mantap imannya dan sungguh2 utk mencapai derajatt dicintai dan mencintai Allah mencapai deraja. *mencapai derajat dicintai dan mencintai Allah.
Sedangkan, ciri wanita shalehah dlm Al-Quran adalah;
1. taat kpd Allah swt
2.taat kpd suaminya
3.memelihara kesucian diri (lahir dan batinnya)
4. rajin melakukan amal shaleh (QS. 4:34).
sampai disini, ada pertanyaan atau komentar atau koreksi? sblm ke materi selanjutnya
memelihara kesucian diri lahiriah salah satunya itu:berdandan utk suami.
KARAKTER DAN SIFAT BIDADARI YANG DIDAMBA
"Seseorang wanita itu dinikahi krn empat hal; kecantikannya, kekayaannya, keturunannya dan ad-Diennya. Nikahilah wanita yg taat beragama (Islam) niscaya kamu akan beruntung." (HR. Bukhori, Muslim, Abu daud, Nasa'i dan Ibnu Majah dr Abu Hurairoh ra)
1. Cantik
"Di dlm surga2 itu ada bidadari2 yg baik2 lg cantik2" (QS. 55:70)
Seorang wanita hrs senantiasa tampil cantik agar dia dicintai samapi batas dia hrs dicintai agar tetap cantik
Islam memandanng kecantikan (jamil) bukan hanya . memandang dr kecantikan dhahirnya sj, tp lbh mengutamakan kecantikan batinnya "Allah swt itu Indah dan mencintai keindahan, murah hati dan menyukai kemurah hatian, menyukai akhlak2 yg kuhur dan membenci akhlak yg rendah" (HR Baihaqi)
hadist di atas menerangkan lafazh jamil yg bersenyawa dg lafazh Allah
Ini menerangkan sifat2 keindahan/kecantikan itu harus memenuhi kriteria Allah dan RasulNya
"Indah/cantik" menurut Allah berarti scr fisik/lahiriyah berarti darah, daging dan tulang belulangnya bersih dr benda2 haram.
sedangkan batinnya jg bersih dr sgala kotoran kejiwaan seperti iri, dengki, hasud, ujub, riya' dan smua bentuk kesyirikan lain. Na'udzubillahi min dzalik.
Bathin seseorang akan senantiasa bersih jika senantiasa dicuci dg sabun wahyu.
Dg demikian keadaannya mjd sempurna lahir dan batinnya (insan kamil) bila hidup di alam yg beriklim tauhidullah.
Islam mengukur kecantikan itu dr smua unsur baik lahiriyah maupun batiniyah bathin wanita akan dikatakan cantik apabila di dlm fisiknya tdpt jiwa yg pasrah tunduk kpd smua ketentuan Allah dan RasulNya
Sekalipun Allah meminta jiwanya utk dipasrahkan dlm perjuangan Dienul Islam, ia akan memberikannya dg rasa ikhlas tanpa menyesal sedikitpun.
"Sesungguhnya orang2 yg beriman hanyalah orang2 yg beriman kpd Allah dan RasulNya, kemudian mereka tdk ragu2 dan mereka berjihad dg harta dan jiwa mereka pd jalan Allah, mereka itulah org2 yg benar."(QS.49:15)
singkat cerita Islam tdk meletakkan ukuran kecantikan pd raut muka dan bentuk tubuh scr fisik sebab pd dasarnya smua fisik dikembangkan dr asal yg sama, yaitu tanah/mani (saripati tanah) nanti akan kembali ke tanah, krn itu Islam menilai kedudukan manusia smuanya sama. Tdk ada yg membedakannya kecuali taqwanya kpd Allah swt.

Selengkapnya...
posted by nora @ Permalink 、2:59 AM   1 comments
Friday, August 12, 2005
Tentang Doa
Alloh SWT berfirman : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (Q.S.Al Baqoroh : 186)

“Dan Robbmu berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina”. (Q.S. Al Mu’min : 60).

Alloh SWT telah berjanji, untuk mengabulkan segala permohonan hamba-Nya apabila ia berdo’a kepada-Nya. Namun sering terjadi, do’a seseorang seakan tidak dikabulkan, atau ketika dikabulkan tidak pada saat sesuai dengan yang seseorang minta. Sehingga sering timbul sebuah pertanyaan “akan dikabulkankah do’a saya? Kapankah do’a saya akan dikabulkan? Mengapa do’a saya tidak dikabulkan? Dsb.Terkadang/bahkan seringkali, manusia ini tidak memiliki kesabaran dan berharap do’anya dikabulkan saat itu pula, tak sabar menunggu dan kadang timbul prasangka buruk kepada Alloh, baik dilakukan secara sadar maupun tidak.

Tidak ada doa yang tidak dijawab. Seringkali jawabannya adalah TIDAK. Boleh jadi kamu membenci atau mencurigai sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Aku Maha Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Doa itu sesungguhnya adalah rahmatku.
Syekh Ibnu Athoillah dalam kitab Al Hikam menjelaskan bahwa, ada tiga kemungkinan yang akan terjadi dari do’anya seorang hamba. Kemungkinan pertama adalah do’anya dikabulkan saat itu juga, seperti do’anya tiga orang pemuda yang terjebak dalam gua yang pintunya tertutup oleh sebongkah batu. Maka batu yang menutup pintu gua itupun bergeser sedikit demi sedikit hingga terbuka secara sempurna ketika satu persatu dari pemuda yang terjebak itu memohon kepada Alloh sambil mengutarakan perbuatan baiknya.
Kemungkinan kedua adalah do’a itu dikabulkan, tetapi pada saat yang dianggap lebih tepat oleh Alloh, bukan pada saat yang diminta oleh seorang hamba, seperti do’anya Nabi Ibrahim yang memohon agar Mekah Al Mukaromah dijadikan negri yang banyak dikunjungi manusia dan menjadi negri yang kaya raya. Kini kita selalu dapat menyaksikan, betapa berjuta-juta orang datang berkunjung ke negri Mekah dari segala penjuru dunia untuk menunaikan haji memenuhi panggilan Alloh SWT, dan negri ini menjadi negri yang kaya raya karena banyaknya cadangan minyak bumi yang ada di sana. Kemungkinan ketiga adalah do’a itu tidak dikabulkan, tetapi diganti oleh Alloh dengan sebuah kebaikan, sehingga seorang hamba yang rajin berdo’a dapat terhindara dari sebuah bencana atau cobaan dari-Nya.
Oleh karenanya, berdo’a dalam setiap kesempatan mutlak dilakukan oleh seorang mu’min, untuk mengharap pertolongan Alloh, senantiasa dapat berjalan di jalan yang benar, dan terhindar dari bencana dan cobaan-Nya,
disertai dengan rasa penuh harap kepada Alloh dan penuh rasa takut kepada-Nya, serta tawakkal terhadap segala takdir yang ditentukan oleh-Nya setelah berusaha dan berdo’a. Sehingga tiada pernah ada prasangka buruk melintas dibenak kita kepada Sang Penentu, Robb semesta alam Pencipta dan Pemilik kita.
jadi, bahwa kita harus yakin...Alloh lebih Tahu apa yg terbaik bagi kita.

Boleh jadi kamu membenci atau mencurigai sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Aku Maha Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS.2:216)
Setiap hari, bahkan setiap saat seorang muslim senantiasa melantunkan do’a, menyampaikan segala permohonan dan harapan baik dikala lapang, terlebih dikala sempit.
Namun seringkali…..sekian banyak do’a telah dilantunkan, sekian banyak majlis dzikir telah merebak bak jamur di musim hujan, istighosah kubropun entah berapa kali dilaksanakan……kenyataanya, do’a tak kunjung mendapat jawaban. Persis seperti kondisi di negri ini. Krisis ekonomi tak kunjung berakhir, bencana demi bencana silih berganti menimpa. Berbagai upaya do’a telah dilakukan bersama, namun Alloh belum jua memberikan asa yang kita pinta. Gerangan apakah penyebab do’a-do’a kita belum terjawab?
pertanyaan-pertanyaan tsb. sering terlontar dari banyak orang, dan kadang membuat orang berputus asa.

Ada sebuah kisah tentang masyarakat Basrah yang waktu itu sedang dilanda kemelut sosial. Kebetulan mereka kedatangan ulama besar yang bernama Ibrahim bin Adham. Masyarakat Basrah pun mengadukan nasibnya kepada Ibrahim bin Adham, "Wahai Abu Ishak (panggilan Ibrahim bin Adham), Allah berfirman dalam Al-Quran agar kami berdoa. Kami warga Basrah sudah bertahun-tahun berdoa, tetapi kenapa doa kami tidak dikabulkan Alloh?
Ibrahim bin Adham menjawab, "Wahai penduduk Basrah, karena hati kalian telah mati dalam sepuluh perkara.

Bagaimana mungkin doa kalian akan dikabulkan Allah! Kalian mengakui kekuasaan Allah, tetapi kalian tidak memenuhi hak-hak-Nya.
Setiap hari kalian membaca Al-Quran, tetapi kalian tidak mengamalkan isinya.
Kalian selalu mengaku cinta kepada rasul, tetapi kalian meninggaklan pola prilaku sunnah-sunnahnya.
Setiap hari kalian membaca ta’awudz, berlindung kepada Allah dari setan yang kalian sebut sebagai musuhmu, tetapi setiap hari pula kalian memberi makan setan dan mengikuti langkahnya.
Kalian selalu mengatakan ingin masuk syurga, tetapi perbuatan kalian justru bertentangan dengan keinginan itu.Katanya kalian takut masuk neraka, tetapi kalian justru mencampakkan dirimu sendiri kedalamnya. Kalian mengakui bahwa maut adalah keniscayaan, tetapi nyatanya kalian tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya.Kalian sibuk mencari-cari kesalahan orang lain, tetapi terhadap kesalahan sendiri kalian tidak mampu melihatnya.
Setiap saat kalian menikmati karunia Allah, tetapi kalian lupa mensyukurinya.
Kalian sering menguburkan jenazah saudaramu, tetapi kalian tidak bisa mengambil pelajaran dari peristiwa itu." Kalian sering menguburkan jenazah saudaramu, tetapi kalian tidak bisa mengambil pelajaran dari peristiwa itu."

Terakhir ia mengatakan, "Wahai penduduk Basrah, ingatlah sabda nabi, "Berdoalah kepada Allah, tetapi kalian harus yakin akan dikabulkan. Hanya saja kalian harus tahu bahwa Allah tidak berkenan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan main-main."
Kisah lain terjadi ketika di Basrah Irak, dilanda kekeringan, kesulitan air dan hujan tak jua turun. Maka penduduk Basrah sepakat untuk mengadakan sholat istisqo’ untuk meminta hujan.
Para ulama dan tokoh masyarakat hadir untuk melakukan sholat dan berdo’a meminta keridhoan Alloh menurunkan hujan. Namun hingga beberapa kali sholat istisqo’ dilaksanakan, hujanpun tak jua turun.
Hingga suatu malam di masjid, usai sholat istisqo’ siang harinya, Malik bin Dinar dan Tsabit Al Bunani melihat seorang berkulit gelap, berwajah sederhana, dengan betis tersingkap yang terlihat kecil, dan perut buncit datang di malam buta, ketika masjid telah sepi.
Yang belakangan diketahui Malik bin Dinar, ia adalah budak seorang yang sangat kaya raya di Basrah, yang malamnya habis untuk menangis karena bermunajat kepada Alloh dan siangnya habis untuk sholat dan puasa.
Budak tersebut di masjid melakukan sholat dua rakaat dengan bacaan surat yang tidak terlalu panjang. Ruku’ dan sujudnya juga sama pendeknya dengan lama berdirinya. Usai sholat dia menengadahkan tangan ke langit sambil berdo’a yang di dengar oleh Malik bin Dinar:” Tuhanku, betapa banyak hamba-hamba-Mu yang berkali-kali datang kepada-Mu memohon sesuatu yang sebenarnya tidak mengurangi kekuasaan-Mu.
Apakah ini karena apa yang ada pada-Mu sudah habis? Ataukah perbendaharaan kekuasaan-Mu telah hilang? Tuhanku, aku bersumpah atas nama-Mu dengan kecintaan-Mu kepadaku agar Engkau berkenan memberi kami hujan secepatnya”.
Setelah mendengar itu Malik bin Dinar berkata, “ Belum lagi dia menyelesaikan perkataannya, angin dingin tebal menggelayut di langit. Kemudian tidak lama, hujan turun dengan begitu derasnya. Subhaanalloh, do’a seorang budak yang serta merta dikabulkan-Nya.
Kini.....marilah kita berkaca diri.

Ketika do’a-do’a kita tak di dengar, ketika do’a-do’a kita tak terjawab, barangkali ada diantara sepuluh hal yang dikemukakan oleh Ibrahim bin Adham di atas terjadi pada diri kita.
Bila memang ada, sudah selayaknyalah kita berbenah diri. Beristighfar sebanyak-banyaknya, demi memperoleh ampunannya. Melakukan taubat, taubatan nashuha, sambil terus berusaha melakukan berbagai upaya yang mendukung terhadap hal-hal yang kita pinta.
Dan jangan pernah berhenti berdo’a, karena Alloh akan menganggap kita sebagai orang yang sombong bila kita tidak memohon pada-Nya. “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo’alah kamu kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” ( Q.S.Al Mu’min:60).
Robb......bimbinglah kami, agar kami menjadi orang-orang yang senatiasa menggantungkan diri hanya kepada-Mu, dan senantiasa mengharap rahmat-Mu.
jadikanlah kami orang-orang yg senantiasa mampu mengendalikan diri.
untuk tetap istiqomah.jadikanlah kami orang-orang yg senantiasa tawakkal, dan meyakini segala keputusan-Mu.
amiin....wallohu a'lam bishshowwab

Selengkapnya...
posted by nora @ Permalink 、2:32 AM   1 comments

Search

Tentang Kami
Indonesian Muslim Blogger
Divisi Kewanitaan IMB


    Room Kajian Muslimah ini merupakan program Divisi Kewanitaan IMB. Insya Alloh diselenggarakan sepekan dua kali, setiap Senin dan Kamis pukul 13.00 - 15.00 WIB

    Selengkapnya tentang kami
Materi Mutakhir
Arsip
Indonesian Bloggers Condemn Israel


Silaturahim

    by wdcreezz.com

    Name

    Email/URL

    Message

Link
Designed-By

Visit Me Klik It
Credite
15n41n1