Blog Kajian Muslimah






Thursday, June 16, 2005
Rumah-Rumah Di Surga
Dari Abu Umamah al-Bahily radhiallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "aku adalah penjamin/penanggung jawab rumah di surga yang paling rendah terhadap orang yang meninggalkan perdebatan meskipun dia berada dalam kebenaran, (juga penjamin/penanggung jawab) rumah di surga yang (berada) ditengah-tengah terhadap orang yang meninggalkan dusta meskipun sekedar bercanda, (juga penjamin/penanggung jawab) rumah di surga yang paling tinggi terhadap orang yang baikakhlaknya". [Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad hasan]. Sekilas tentang Periwayat Hadits Dia adalah sahabat yang agung, Abu Umamah al-Bahily, Shuday bin 'Ajlan al-Bahily, seorang sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam . Beliau meriwayatkan ilmu yang banyak. Wafat pada tahun 81 H atau 86 H, semoga Allah meridhainya. Faedah-Faedah Hadits Dan Hukum-Hukum Terkait

* Seorang Da'i yang sukses dan pendidik yang Naashih (suka memberi nasehat) adalah orang yang memaparkan faedah-faedah, adab dan akhlak dengan cara yang simpatik dan menarik sehingga audiens menyambutnya dengan bersemangat dan penuh kerinduan, lalu menerimanya secara penuh. Demikian pula-lah yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallhu 'alaihi wasallam dalam hadits diatas dimana beliau menyebutkan beberapa jaminan bagi orang-orang yang memiliki spesifikasi tersebut.

* Surga merupakan sesuatu yang paling dicari-cari oleh para pencarinya dan yang paling mahal untuk dipersaingkan oleh orang-orang yang bersaing memperebutkannya; maka beruntunglah orang yang berupaya untuk meraihnya lalu memenangkannya dan berbahagialah orang yang berusaha demi untuk mendapatkannya. Harganya memang mahal namun mudah dan murah bagi orang yang dimudahkan oleh Allah. Dalam hal ini, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memberikan jaminan bagi orang yang melakukan perbuatan-perbuatan mulia tersebut.

* Dalam pada itu, surga juga memiliki banyak tingkatan yang dipersiapkan oleh Allah untuk para hamba-Nya yang beriman. Dalam hadits diatas, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan balasan bagi orang yang memiliki salah satu dari tiga sifat berikut:

1. Tidak suka berdebat dalam hal yang tidak ada faedahnya; orang yang memiliki sifat ini akan mendapatkan surga tingkatan paling rendah. Bentuk dari perdebatan tersebut berupa perdebatan yang diiringi dengan suara yang meninggi dan ber-takalluf (menghabiskan energi dan bersusah-susah) dalam berargumentasi. Dalam hal ini, sebenarnya dia justru ingin mempertajam rasa permusuhan dan kebencian, bukan untuk mencapai kebenaran yang semestinya dicari. Seorang Mukmin yang haq adalah orang yang meninggalkan hal itu meskipun sangat yakin bahwa dia berada dalam kebenaran.

2. Tidak suka berdusta meskipun sekedar bercanda; orang yang memiliki sifat ini akan mendapatkan surga tingkat menengah. Dia mendapatkan ini karena telah menjauhkan dirinya dari dusta baik dalam perkataan maupun perbuatan, konsisten dengan sifat jujur, tidak berbicara selain yang benar serta tidak memberikan informasi selain berita yang benar.

Dusta adalah salah satu dari sifat orang-orang Munafiq sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah radhiallaahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tanda orang Munafiq ada tiga: (Pertama), bila berbicara dia berdusta, (Kedua) bila berjanji dia mengingkarinya, dan (ketiga), bila dia diberi amanah dia berkhianat".

Perbuatan dusta adalah termasuk dosa besar, implikasinya sangat mengerikan serta amat membahayakan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berhati-hatilah terhadap dusta, karena sesungguhnya perbuatan dusta itu akan menuntun (menggiring) kepada perbuatan buruk (fujur), dan sesungguhnya perbuatan buruk (fujur) itu akan menuntun (menggiring) kepada neraka. Tidaklah seseorang, senantiasa berdusta dan amat mencari-cari (membiasakan) dusta hingga dia dicatat di sisi Allah sebagai seorang Pendusta".

Ini adalah ancaman yang serius dan amat pedih yang setimpal dengan perbuatan dusta tersebut meskipun hanya sekedar membikin orang tertawa, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam : "celakalah bagi orang yang berbicara dengan suatu pembicaraan agar orang lain tertawa tetapi berdusta, celakalah dia! Celakalah dia!". [H.R.at-Turmuzi].

Mengenai hadits ini, Pengarang kitab Tuhfah al-Ahwazy Syarh Sunan at-Turmuzi memberikan komentar: "yang dapat difahami dari hadits ini, bahwa bila dia berbicara benar (dalam candanya tersebut-red) maka hal itu tidak apa-apa sebagaimana yang dilakukan oleh Umar terhadap Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang marah kepada sebagian Ummahatul Mukminin...".

Tingkatan dusta yang paling besar dosanya adalah berdusta terhadap Allah atau Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wasallam . Demikian juga dusta yang berkaitan dengan harta benda.

3. Berakhlak baik; orang yang memiliki sifat ini akan mendapatkan surga yang paling tinggi. Yang mendapatkannya adalah siapa saja yang memiliki sifat-sifat yang terpuji, akhlak yang baik serta yang cara pergaulannya menyenangkan. Dalam hal ini, dia meneladani Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang telah dipuji oleh Allah Ta'ala dalam firmanNya: "dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung". (Q.S. al-Qalam/68: 4).

Akhlak yang baik merupakan perbuatan yang paling banyak memberikan sumbangsih terhadap melejitnya predikat seorang Muslim di tengah-tengah masyarakat dalam kehidupan di dunia dan juga di sisi Allah dalam kehidupan di akhirat kelak sebagaimana dalam hadits Abu ad-Darda' radhiallaahu 'anhu bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada sesuatupun yang lebih berat timbangannya bagi seorang Muslim pada hari Kiamat daripada akhlak yang baik. Sesungguhnya Allah amat membenci orang yang berbuat keji dan kotor".

* Hubungan Sosial; ikatan yang terjadi antara sesama manusia hendaklah diliputi oleh suasana kemesraan, saling mencintai, persaudaraan dan kasih sayang. Dari sisi yang lain, hendaknya terbebas dari perasaan dengki, dendam dan suka mengicuh. Hal inilah yang dikehendaki dan diupayakan oleh Islam. Untuk itu, hati seorang Muslim mesti bersih dan suci serta terbebas dari penyakit-penyakit dan kuman-kumannya yang kelak akan mengeruhkan kejernihan hubungan tersebut.

Di dalam syari'at Islam terdapat kaidah: "Mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan lebih diutamakan daripada upaya mencari kemaslahatan-kemaslahatan ". Oleh karena itu, setiap pembicaraan, perdebatan atau perbuatan yang dapat menimbulkan suatu kerusakan, maka wajib bagi seorang hamba untuk meninggalkannya dan menjauhinya.

(Sumber : http://www.mail-archive.com/assunnah_2@yahoogroups.com/msg00202.html)

****************

6 Persoalan Hidup Menurut Al-Ghazali

Sumber : Eramuslim
Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu ia bertanya kepada mereka, "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya. Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi menurut Imam Ghozali yang paling dekat dengan manusia adalah "mati". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (Lihat QS. Ali Imran ayat 185)

Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua. "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?". Murid -muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "masa lalu". Bagaimanapun kita, apapun kenderaan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "nafsu" (Al A'Raf 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?". Ada yang menjawab dengan jawaban, baja, besi, dan gajah. "Semua jawaban hampir benar," kata Imam Ghozali, "tapi yang paling berat adalah "memegang AMANAH" sebagaimana firman Allah dalam surat Al Ahzab ayat 72.

Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.

Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?". Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan sholat. Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan solat, gara-gara meeting kita tinggalkan sholat.

Lantas pertanyaan ke enam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang... Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah "lidah manusia". Karena melalui lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Selengkapnya...
posted by nora @ Permalink 、1:04 PM   0 comments
Tuesday, June 07, 2005
Perbedaan Adalah Sunnatullah
Kebetulan saya punya satu artikel ttg tema tsb, yg sayang sekali tidak saya simpan url-nya. Jadi apakah ukhti sekalin tdk keberatan, klo saya copy paste di sini?
Mengenai perbedaan yg ada sering kita jumpai terjadi pada ummat islam..hendaknya lah ingat firman-Nya pada surat (Huud : 118 )
"Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia ummat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka." (Huud: 118-119)

Bukan kebetulan jika Allah Subhaanahu wa ta'ala menciptakan milyaran manusia. Dari Nabi Adam hingga sekarang, tak satupun di antara mereka yang menyerupai, apalagi sama. Dua saudara kembar, sekalipun tetap berbeda. Secara fisik mungkin tampak mirip, tapi keduanya memiliki ciri-ciri yang berbeda. Keduanya memiliki kecenderungan yang tidak sama. Keduanya tak ingin menjadi pribadi sendiri-sendiri, yang satu di antara yang lain tidak ingin disamakan.
Dalam ajaran Islam tidak dikenal istilah titisan, apalagi reinkarnasi. Orang yang sudah meninggal dunia tak akan pernah digantikan oleh siapapun juga, termasuk anak keturunannya. Oleh karenanya, tidak satupun orang terdahulu yang mirip dengan kita. Allah Maha Kreatif dalam penciptaan manusia.
Di balik semua perbedaan manusia sesungguhnya terletak taqdir Allah. Di balik taqdir tersebut tersimpan rahasia dan hikmah yang apabila direnungkan dengan sungguh-sungguh akan tampak kebesaran Allah, Besar dalam Sifat-Nya, Besar dalam Dzat-Nya, dan Besar dalam Penciptaaan-Nya. Warna-warni kehidupan adalah sunnatullah.

Dianjurkan bagi seorang yang lagi stres untuk melihat berlama-lama ikan hias yang bergerak lincah dalam aquarium. Lebih afdhal jika ikan hias itu berwarna warni. Kombinasi warna yang seringkali kontras dalam tubuh ikan itu justru dapat menyejukkan pandangan, menenangkan perasaan, dan seterusnya mengurangi stres dan tekanan jiwa. Itulah sunnatullah yang terhampar luas di jagad raya itu.
Melalui gambaran di atas, masih adakah keinginan kita untuk menyeragamkan manusia, atau malah meleburnya menjadi satu ujud tanpa senyawa?
Merupakan kebodohan jika masih ada di antara kita yang mimpi seperti itu. Ilusi seperti itu sangat bertentangan dengan sunnatullah yang terhampar luas di pemukaan bumi

Meniadakan perbedaan sama halnya dengan menentang sunnatullah, menentang fitrah kemanusaian, sekaligus menentang diri kita sendiri.
Bagi Allah tidaklah sulit untuk menyatukan manusia, tapi Allah secara sengaja membiarkan mereka berbeda. (lihat surat Huud : 118 - 119 tadi)
menurut Ar Razi dalam tafsirnya, "Berselisih Pendapat" dlm ayat di atas adalah perselisihan pendapat manusia tentang agama, akhlaq dan perbuatan-perbuatan yang lain.
Lebih jauh perbedaan itu bisa jadi dalam masalah aqidah, syari'ah (fiqh), dan akhlaq, juga siyasah.
Perbedaan dalam keempat hal tersebut di kalangan ummat Islam sudah ada sejak Rasulullah masih hidup. Beliau menyaksikan di antara sahabat-sahabatnya berselisih pendapat tentang banyak hal. Di antaranya ada yang diluruskan, ada yang dibenarkan salah satunya, ada yang dibenarkan dua-duanya, dan ada pula yang dibiarkan.
Akhwati fillah...klo kita baca shirah...gak pernah kan para shahabat berselisih pendapat sampai berdebat hebat apalagi sampai terjadi pertumpahan darah
Sebagai pemimpin ummat, Rasulullah menyadari bahwa perbedaan dan silang pendapat adalah suatu yang niscaya. Justru dalam perbedaan itu terletak potensi yang sangat besar, yang jika dapat dikelola dengan baik dan tepat sasaran, justru akan membuahkan kekuatan yang luar biasa. Sebaliknya, jika perbedaan itu disikapi secara salah dan dikelola semaunya, maka perbedaan itu akan berubah menjadi konflik yang pada ujungnya bakal mendatangkan bencana.
Di masa Rasulullah, betapapun besarnya perbedaan dan dalamnya perselisihan di antara para sahabat, semuanya dapat diselesaikan, bahkan perbedaan itu telah membawa rahmat dan berbagai kemajuan Islam. Dalam perbedaan itulah para sahabat bersaing dan berlomba untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas, dan mengembangkan segenap potensi. Perbedaan seperti itulah yang disebut-sebut dalam Islam sebagai rahmat.

Sesi Tanya jawab :
kenapa sih perilaku para sahabat dijaman keemasan itu ga bisa terulang lagi?
Jawaban :
pertama pertanyaan rina itu simple tapi tidak demikian dengan jawabannya... dalam sebuah riwayat rasulullah dikabarkan menyatakan bahwa memang setelah era beliau dan para shahabat tidak akan ada lagi yang serupa...
jawaban ada yang memang berasal dari pernyataan rasulullah sendiri... tapi kita bisa juga mencoba menimbang dan mencari penjelasannya dengan mengacu pada Hadis tersebut...jawaban ada yang memang berasal dari pernyataan rasulullah sendiri... tapi kita bisa juga mencoba menimbang dan mencari penjelasannya dengan mengacu pada Hadis tersebut...
lalu lebih spesifik lagi, yang rina tanya itu kan perilaku, sesuatu yang basic yang menjadi 'modal' bagi individu dalam berinteraksi dlm kehidupannya sehari-hari nah, ketika itu para shahabat masih memiliki sosok rasulullah yang setiap saat dapat dilihat dan didengar serta dipanuti... kita sekarang?
untuk itulah selain kecil kemungkinan bisa 'mengkopi' masa keemasan islam era para shahabat, kita tidak memiliki rasulullah yang bisa jadi 'instant guide' kita kurang lebih begitu, tapi kan yang akan dicoba ditekankan di sini adalah proses bukan hasilnya bukankah allah rasul dan para mu'min yang akan menilai KERJA kita, bukan HASIL KERJA kita?
jadi yang penting bukan mencontoh HASIL atau PENCAPAIAN para shahabat, tapi IKHTIAR kita untuk terus mencoba bisa mencotoh mereka.
yaitu, bahwa rasulullah tetap memuji masa/era/zaman kita bahwa kita lebih dari para shahabat in a sense that kita lebih besar nilai IKHTIAR nya karena begitu mustahil bisa dengan instan merujuk pada rasulullah yang telah wafat untuk setiap perihal yang kita hadapi yang bahkan ketika beliau hidup itu tidak ada.

Selengkapnya...
posted by nora @ Permalink 、1:14 PM   1 comments
Monday, June 06, 2005
Andakah bidadari itu
Keindahan surga tergambar pada QS Ali’Imran 14 :
"Dijadikan indah bagi manusia kecintaan terhadap apa-apa yang diingini(syahwat) dari wanita-wanita, anak-anak dan harta yang banyak darijenis emas, perak, kuda pilihan, ternak dan sawah ladang. Itulahkesenangan hidup di dunia. Dan, Allah, disisi-Nyalah sebaik-baik tempatkembali".

Wanita-wanita surga disebut sebagai bidadari. Yang terbagi menjadi dua yaitu bidadari yang Allah SWT ciptakan langsung sebagai bidadari (sudah ditempatkan di surga) dan wanita-wanita mukmin yang ada di bumi (yang kelak bila masuk surga menjadi bidadari).
Dalam buku Tamasya ke Surga, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menulis, bidadari-bidadari itu adalah wanita suci yang menyenangkan dipandang mata, menyejukkan dilihat dan menentramkan hati setiap pemiliknya. Rupanya cantik jelita, kulitnya mulus. Ia memiliki akhlak yang paling baik, perawan, kaya akan cinta, dan umurnya sebaya. Dalam surat Ar-Rahman 16, Allah berfirman :
"Di dalam surga itu terdapat bidadari-bidadari yang sopan menundukan pandangannya. Tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka. Tidak pula oleh jin".Lalu, siapakah orang yang akan sangat beruntung mendapatkannya? Siapa lagi kalau bukan orang-orang yang syahid karena berjihad di jalan Allah, orang-orang yang tulus dan ikhlas membela Agama Allah.

Ali’Imran 15 : "
Katakanlah hai Muhammad : ‘Inginkah aku kabarkan kepada kalian apayang lebih baik daripada yang demikian itu? Untuk orang-orang bertaqwadisisinya Rabbnya ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,mereka kekal didalamnya. Dan istri-istri yang suci serta keridhaanAllah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hambaNya’.

Dalam QS. Ad-Dukhan 51-54 :
"Sesungguhnya orang-orang bertakwa berada di tempat yang aman. Di dalam taman-taman dan mata air-mata air. Mereka memakai sutera halus dan sutera tebal (duduk) berhadap-hadapan.
Demikianlah dan Kami jodohkan mereka kepada bidadari-bidadari bermata jeli".Seiring dengan datangnya Islam ke bumi sebagai rahmatan lil’alamiin, turun juga bidadari-bidadari, dia berwujud manusia yang berhati lembut, menyenangkan dan menyejukkan bila dipandang mata serta menentramkan hati setiap pemiliknya.
Dialah wanita sholehah yang menjaga kesucian dirinya.Allah telah menetapkan beberapa wanita mulia sebagai penghuni surga & penghulu (pemimpin) para bidadari, mereka adalah:

1. Asiyah Sebagai istri Firaun (raja yang sangat zalim), ia mampu mempertahankanaqidah yang dibawa oleh Nabi Musa AS, ia tidak tergiur dengan harta,kemewahan, tahta & kekuasaan dan selalu memanjatkan do'a : " YaRabb-ku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, danselamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah akudari kaum yang zhalim.” (QS At-Tahriim 11)
Ia juga teguh memegang keyakinannya pada Allah semata walapun Fir’aun tak hentinya menyiksa. Sesaat sebelum syahid menjemput, ia tersenyum melihat malaikat-malaikat langit turun mendatanginya dan mengajaknya menuju rumah di sisi Rabbnya di surga.

2. Maryam Lahir dari keluarga pemuka agama Bani Israil, Maryam yang olehorangtuanya diharapkan lahir laki-laki telah dinazarkan untukdiserahkan kepada Baitul Maqdis dan berkhidmat kepada agama Allah.Hidupnya dijalani dengan penghambaan yang utuh kepada Allah SWT. Ia takpernah menyesali sesuatu yang tidak pernah dimiliki dan menerima denganlapang hati taqdir Illahi.

3. Khadijah Wanita mulia yang penuh keikhlasan dalam mendermakan seluruh kekayaanyauntuk dakwah Rasulullah SAW, demi tegaknya Islam. Begitu tinggikedudukan beliau di sisi-Nya sampai-sampai sudah disiapkan untuknyasebuah istana dari permata nan sejuk & damai di surga. ‘...Ia beriman padaku ketika semua manusia ingkar. Ia membenarkankuketika seluruh manusia mendustakan. Ia membantuk
‘...Ia beriman padaku ketika semua manusia ingkar. Ia membenarkanku ketika seluruh manusia mendustakan. Ia membantuku dengan hartanya ketika semua manusia menahan harta mereka....’ (HR Ahmad)

4. Fatimah Fatimah yang tumbuh dan berkembang dalam binaan langsung dari ayahandaRasul yang baik, lemah lembut dan terpuji menjadikannya seorang gadisyang juga penuh kelembutan, berwibawa, mencintai kebaikan plus akhlakterpuji meneladani sang ayah. Rasulullah SAW pun menisbatkannya sebagaiwanita penghulu surga.
Setiap wanita berpeluang menjadi bidadari baik di dunia terutama di akhirat kelak, ASALKAN :

1. Ia adalah wanita yang paling taat kepada Allah. Ia senantiasa menyerahkan segala urusan hidupnya kepada hukum dan syariat Allah

2. Ia menjadikan Al-Quran dan Al-Hadis sebagai sumber hukum dalam mengatur seluruh aspek kehidupannya

3. Ibadahnya baik dan memiliki akhlak serta budi pekerti yang mulia. Tidak hobi berdusta, bergunjing dan riya

4. Berbuat baik dan berbakti kepada orang tuanya. Ia senantiasa mendoakan orang tuanya, menghormati mereka, menjaga dan melindungi keduanya

5. Ia taat kepada suaminya. Menjaga harta suaminya, mendidik anak-anaknya dengan kehidupan yang islami Jika dilihat menyenangakan, bila dipandang menyejukkan, dan menentramkan bila berada didekatnya. Hati akan tenang bila meninggalkanya pergi.Ia melayani suaminya dengan baik, berhias hanya untuk suaminya, pandai membangkitkan dan memotifasi suaminya untuk berjuang membela agama Allah.

6. Ia tidak bermewah-mewah dengan dunia, tawadhu, bersikap sederhana. Kesabarannya luar biasa atas janji-janji Allah, ia tidak berhenti belajar untuk bekal hidupnya.

7. Ia bermanfaat dilingkungannya. Pengabdianya kepada masyarakat dan agama sangat besar. Ia menyeru manusia kepada Allah dengan kedua tangan dan lisannya yang lembut, hatinya yang bersih, akalnya yang cerdas dan dengan hartanya."Dan dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah". (HR Muslim)
Dialah bidadari bumi, dialah wanita sholehah yang keberadaan dirinya lebih baik dan berarti dari seluruh isi alam ini. Ya Allah jadikanlah kami, ibu kami, kakak dan adik kami serta perempuan-perempuan di sekeliling kami menjadi bidadari di dunia dan akhirat.
Amin Ya`Robbal Allamin.

Dikutip http://www.pks-jaksel.or.id/

NB:
Objek dakwah, pernah nggak kita terfikir untuk mendakwahi dulu keluarga terdekat kita
dawah itu banyak cara dan triknya tapi jangan lupa,doa pada yg beri hidayah.karna senjata orang beriman adalah dawah
hidayah.karna senjata orang beriman adalah beriman adalah DOA.

Selengkapnya...
posted by nora @ Permalink 、3:42 PM   2 comments

Search

Tentang Kami
Indonesian Muslim Blogger
Divisi Kewanitaan IMB


    Room Kajian Muslimah ini merupakan program Divisi Kewanitaan IMB. Insya Alloh diselenggarakan sepekan dua kali, setiap Senin dan Kamis pukul 13.00 - 15.00 WIB

    Selengkapnya tentang kami
Materi Mutakhir
Arsip
Indonesian Bloggers Condemn Israel


Silaturahim

    by wdcreezz.com

    Name

    Email/URL

    Message

Link
Designed-By

Visit Me Klik It
Credite
15n41n1