Blog Kajian Muslimah






Monday, July 25, 2005
Mengapai sholat khusyu
semoga menjadi penyegaran kita di tengah-tengah rutinitas kewajiban beribadah kepada Allah SWT, semoga rangkayan rutinitas itu tetap memiliki muat keihklasan yang mendalam
sehingga atsarnya / bekasnya senantiasa nampak pada akhlak kita keseharian
Karena Allah telah berfirman dalam Al Quraan yang artinya sebagai berikut: ***61:2*** 2. Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?
kemudian pada ayat 3nya : Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Banyak sekali pernyataan/ikrar yang kita ucapkan dalam shalat kita, yang membawa konsekwensi bagi diri kita, karena setiap ikrar/janji akan diminta pertanggungan jawab
Oleh karena itu
Menghadirkan kesadaran, niat yang lurus diawal sholat kita adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan
bila tidak dilakukan, seringkali sholat yang dilaksanakan hanya berupa rangkaian gerakan tanpa kesadaran akan Ikrar yang sedang diucapkan
dan ini akan mengakibatkan sholat2 yang telah dilakukan jauh dari atsar
Allah telah menetapkan bahwa hanya orang yang berakal saja yang dapat memenuhi janjinya. Jadi sebaliknya orang yang tidak dapat memenuhi janjinya maka termasuk orang yang tidak berakal
13:19-20-- 19. Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran, (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian
Di dalam shalat kita mengucapkan "laasyarikallahu ...... ashadu alla illaha ilallah", kemudian sesudah shalat melupakannya dengan mempersekutukan Allah dengan mahluk-mahlukNya, misalnya mengikuti hawa nafsu, mengikuti manusia lain dengan anutan bukan dari Allah, mengagungkan duniawi, dsb. Maka janjinya gugur
naudzubillah, semoga segera menyadari dan tidak mendapat murka Allah SWT
6:56-- 56. Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk".
Kemudian, bagaimana cara kita untuk menggapai sholat yang khusyu itu?
hal ini sudah amat sering kita dengar
dan senantiasa selalu bagai penyegaran ketika kita mendengarnya
walau berulang-ulang
alhamdulillah
Langkah-langkah yang bisa diupayakan untuk menghadirkan khusyu secara garis besar terbagi kepada dua, yaitu: Perbuatan hati dan perbuatan lahir
Perbuatan hati adalah sebagai berikut:
1. Menyadari bahwa di saat shalat kita sedang berhadapan dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Hasan bin Ali terlihat pucat pasi saat berwudhu. Ketika ditanya penyebabnya, dia menjawab, “Tahukah engkau dengan siapa aku akan berhadapan sesaat lagi?”
2. Memandang bahwa shalat yang dilakukannya merupakan shalat yang terakhir yang sebentar lagi kita akan bertemu dengan Allah dan Dia akan meminta pertanggungjawaban dari kita atas semua ibadah yang kita amalkan.
3. Memahami arti yang dibaca. Hal ini sangat membantu untuk menghindarkan lintasan-lintasan pikiran yang mengintervensi shalat kita.
belajar memahaminya tentu saja ketika diluar waktu sholat
4. Berusaha mengembalikan perhatian kepada bacaan ketika hati terganggu dengan pikiran-pikiran di luar shalat
Untuk mencapai semua itu, maka memusatkan perhatian harus dikerjakan dari mulai sebelum shalat, yaitu memutuskan hubungan dengan seluruh urusan yang sedang dihadapi, memperbaharui ingatan akan hari Akhirat dan membayangkan bahwa kita sedang berdiri di hadapan Allah Yang Maha Agung.
Adapun perbuatan lahir yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut:
Thoharoh/bersuci, sudah tentu merupakan hal utama yang harus dilakkukan
dalam hal ini berwudhu
tingkat kesempurnaan berwudhu amat mempengaruhi kualitas sholat kita
oleh karena itu, kesadaran akan "berwudhu" perlu dihadirkan ketika akan dan selama ber wudhu.
lalu diakhiri dengan doa wudhu sebagai pernyataan tawakal kita setelah usaha bersuci tersebut
setelah itu, point-point lain yang perlu di perhatikan adalah
1. Tidak menggerak-gerakan anggota badan di luar shalat kecuali dalam keadaan sangat mendesak, misalnya membunuh binatang yang berbahaya atau mematikan api yang dikhawatirkan menyebabkan kebakaran. Dari Abu Dzar Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kamu berdiri shalat, maka janganlah menghapus pasir dari wajahnya karena ia sedang menghadapi rahmat.” (Hadits riwayat Imam yang lima)
2. Menjauhkan benda-benda yang bisa mengganggu konsentrasi, seperti gambar dan lain sebagainya. Rasulullah bersabda, “Jauhkanlah tirai ini karena gambarnya menggangguku ketika aku shalat.” (Hadits riwayat Bukhari)
3. Mengarahkan pandangan ke tempat sujud tidak menoleh ke kiri, ke kanan atau ke atas.
4. Menjauhkan suara-suara yang dapat mengganggu, bahkan jika bacaan Qur’an bisa mengganggu kekhusyuan shalat saudaranya, maka berhentilah. Lalu membacanya lagi jika saudaranya selesai shalat
5. Berusaha agar suasana fisik merasa nyaman. Jika kenyamanan itu bisa diperoleh dengan mandi terlebih dahulu misalnya, maka tidak ada salahnya untuk dilakukan.
6. Menghilangkan rasa kantuk saat menjelang shalat. Jika kantuk terlalu berat dan sulit untuk dihilangkan kecuali dengan tidur, maka tidur terlebih dahulu adalah dianjurkan dengan syarat ada jaminan tidak ketinggalan waktu shalat.
7. Menghindarkan diri dari “rayuan” makanan, oleh karena itu orang yang merasa lapar dianjurkan makan terlebih dahulu. Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, sesungguhnya Rasulullah bersabda, “Apabila dihidangkan makanan maka mulailah (Makan dahulu) sebelum shalat maghrib.” (Hadits riwayat Muslim)
Di luar semua itu yang tidak boleh dilupakan adalah berdoa kepada Allah agar kita diberi kekuatan untuk bisa khusyu. Di antar doa yang diajarkan adalah: “Allahumma inni a’udzubika min ‘ilmin laa yanfa, wa min Qalbin laa yakhsya', wa min nafsin laa tasyba’, wa min ‘amalin laa yurfa’, wa min du’aain laa yustajaabu lahu.” Artinya: "Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu, dari nafsu yang tidak pernah kenyang , dari amal yang tidak khusyu, dari nafsu yang tidak pernah kenyang , dari amal yang tidak diterima, dari dan doa yang tidak dikabulkan”

Dari upaya melaksanakan sholat yg khusyu, akan terlihat pula buahnya.
Ciri-ciri orang-orang yang shalatnya khusyu :
1. Sangat menjaga waktunya, dia terpelihara dari perbuatan dan perkataan sia-sia apalagi maksiat
2. Niatnya ikhlas, jarang kecewa terhadap pujian dan penghargaan, dipuji atau tidak dipuji, dicaci atau tidak dicaci, sama saja.
maksudnya, bila kecewa tidak lantas berkepanjangan, karena segera mengembalikan semuanya kepada ALlah SWT
3. Cinta kebersihan. Sebelum shalat, orang harus wudhu terlebih dahulu untuk mensucikan diri dari kotoran atau hadast.
4. Tertib dan disiplin, karena shalat telah diatur waktunya. 5. Selalu tenang dan tu'maninah. Tu'maninah merupakan kombinasi antara tenang dan konsentrasi.
keterangan 4> dengan mengikuti aturan waktu sholat, sesungguhnya ALlah mengajarkan memanag diri pada kita
apalagi bila telah sanggup senantiasa mengawalkan waktu pelaksanaan sholat
artinya dalam kita beraktifitas telah menjadikan waktu sholat sebagai pertimbangan utama
6. Tawadhu dan rendah hati. Tawadhu merupakan akhlaknya Rasulullah.
7. Tercegah dari perbuatan keji dan mungkar, orang lain aman dari keburukan dan kejelekannya.
Manakala kita mengetahui dan menyadari sepenuhnya akan urgensi serta manfaat sholat khusu, maka buah2 tersebut baik secara langsung atau tidak langsung dapat kita miliki (langsung maksudnnya)
karena kita telah melakukan tahap2 menuju sholat khusu sesuai tuntunan, sehingga kita dapat merasakan langsung hasilnya
secara tidak langsung adalah berkat limpahan karunia Allah SWT
dimana kita bisa merasakan manfaat dari sholat khusu karena karunia dari Allah yang membalas usaha kita tsb
waAllahua'lam bishowab.

Pertanyaan:
1. tadi ada tulisan, sebelum memulai shalat, putuskan hubungan dengan dunia luar...kita sudah berusaha..tapi hati tetap bulak balik saat shalat, pikiran nerawang, ada bacaan do'a gak biar khusyu' ?
jawaban:
doa tadi juga bisa, namun doa simplenya bisa juga, sebelum sholat --baik ketika akan atau sudah wudhu munculkan harapan(doa) "ya Allah kuingin sholat yang akan kulaksanakan ini dapat khusu"
Pertanyaan:
2.pake bahasa indonesia gak apa2, ummi?
jawaban:
iya gak papa, khusu itu kan intinya selalu menyadari sepenuhnya ketika kita dalam untaian bacaan sholat kita, bila ada lintasan urusan dunia yang menarik-narik perhatian kita dari sholat
selagi bisa untuk dihindarkan, biarkan saja, menyedikitkan gerakan lain selain gerakan utama sholat.

3.Tanya: Tadi ada tulisan gini Ummi: Dari Abu Dzar Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kamu berdiri shalat, maka janganlah menghapus pasir dari wajahnya karena ia sedang menghadapi rahmat.” (Hadits riwayat Imam yang lima) ---> maksudnya apa yah??
Jawaban:
itu kaya' orang berpuasa makruh sikat gigi, karena harumnya mulut orang yg berpuasa spt wangi bunga kesturi , ibaratkan orang berpuasa makruh sikat gigi.
kembali pada esensialnya saja, maksudnya kembali pada esennsial sholat.
jangan menghapus pasir dari wajahnya karena ia sedang menghadapi rahmat.

Pertanyaan:
4. klo abis wudhu tdk boleh di usap air yg diwajah. hmm itu gimana yah?
Jawaban:
ada yang mengatakan bahwa air bwkas wudhu itu tetesannya bagai membawa luruh dosa2 kita
namun yang melap juga tentu punya alasan, tenang saja Allah maha tau , niat baik dari hambanya tak pernah disia2kan
Pertanyaan:
5. apa ada ketentuan membaca ta'awudz setelah membaca iftitah, atao saat memulai bacaan alfatihah agar bisa lebih khusyu'
Jawaban :
ta'awudz dibacakan persis sebelum takbir saja
Pertanyaan:
6. saya kalo sholat susah juga nih khusyunya apalagi kalo anak udah ngikut2 kadang minta digendong kalo nangis, itu gimana ya?
Jawaban:
gendong saja, insyaAllah usaha apapun dalam rangka kita menuju pada esensi sholat, sambil gendongpun tetep bisa khusu, gerakan disedikitkan walau sambil gendongpun
gendong posisi kebelakang umi?
jangan malah sambil ngeyong2/ayun-ayun. didepan saja.
oleh karena itu, sebelum sholat perhatikan sekeliling kita
agar ketika sholat, masalah tidak muncul
padahal kan sholat cuman sebentar saja
sayang kalo terganggu
oleh hal2 yang tidak perlu terjadi yang kita bisa menghindarkan sebelumnya

~End~

Selengkapnya...
posted by nora @ Permalink 、3:44 PM   1 comments
Wanita Mendapat Pujian& Wanita Dilaknat Allah
Sejarah telah mencatat beberapa nama wanita terpandang yang di antara mereka ada yang dimuliakan Allah dengan surga, dan di antara mereka ada pula yang dihinakan Allah dengan neraka.
Karena keterbatasan tempat, tidak semua figur bisa dihadirkan saat ini, namun mudah-mudahan apa yang sedikit ini bisa menjadi ibrah (pelajaran) bagi kita. InsyaAllah

Wanita Yang Beriman
Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Seutama-utama wanita ahli surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Maryam binti Imran dan Asiyah binti Muzahim." (HR. Ahmad)
Dia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang terhormat sehingga mendapat tempaan akhlak yang mulia, sifat yang tegas, penalaran yang tinggi, dan mampu menghindari hal-hal yang tidak terpuji sehingga kaumnya pada masa jahiliyah menyebutnya dengan ath thahirah (wanita yang suci).
Dia merupakan orang pertama yang menyambut seruan iman yang dibawa Muhammad tanpa banyak membantah dan berdebat, bahkan ia tetap membe-narkan, menghibur, dan membela Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam di saat semua orang mendustakan dan mengucilkan beliau.
Besarnya keimanan Khadijah pada risalah nubuwah, dan kemuliaan akhlaknya sangat membekas di hati Rasulullah sehingga beliau selalu menyebut-nyebut kebaikannya walau-pun Khadijah telah wafat. Diriwayatkan dari Aisyah, beliau berkata:
"Rasulullah hampir tidak pernah keluar dari rumah sehingga beliau menyebut-nyebut kebaikan tentang Khadijah dan memuji-mujinya setiap hari sehingga aku menjadi cemburu maka aku berkata: Bukankah ia seorang wanita tua yang Allah telah meng-gantikannya dengan yang lebih baik untuk engkau??
Maka beliau marah sampai berkerut dahinya kemudian bersabda: Tidak! Demi Allah, Allah tidak memberiku ganti yang lebih baik darinya. Sungguh ia telah beriman di saat manusia mendustakanku, dan menolongku dengan harta di saat manusia menjauhiku, dan dengannya Allah mengaruniakan anak padaku dan tidak dengan wanita (istri) yang lain. Aisyah berkata: Maka aku berjanji untuk tidak menjelek-jelekkannya selama-lamanya."

Fatimah
Dia adalah belahan jiwa Rasulullah, putri wanita terpandang dan mantap agamanya, istri dari laki-laki ahli surga yaitu Ali bin Abi Thalib.
Dalam shahih Muslim menurut syarah An Nawawi Nabi bersabda: "Fathimah merupakan belahan diriku. Siapa yang menyakitinya, berarti menyakitiku."
Dia rela hidup dalam kefakiran untuk mengecap manisnya iman bersama ayah dan suami tercinta. Dia korbankan segala apa yang dia miliki demi membantu menegakkan agama suami. Fathimah adalah wanita yang penyabar, taat beragama, baik perangainya, cepat puas dan suka bersyukur.

Maryam binti Imran
Beliau merupakan figur wanita yang menjaga kehormatan dirinya dan taat beribadah kepada Rabbnya. Beliau rela mengorbankan masa remajanya untuk bermunajat mendekatkan diri pada Allah, sehingga Dia memberinya hadiah istimewa berupa kelahiran seorang Nabi dari rahimnya tanpa bapak.

Asiyah binti Muzahim
Beliau adalah istri dari seorang penguasa yang lalim yaitu Fir'aun laknatullah 'alaih. Akibat dari keimanan Asiyah kepada kerasulan Musa, ia harus rela menerima siksaan pedih dari suaminya. Betapapun besar kecintaan dan kepatuhannya pada suami ternyata di hatinya masih tersedia tempat tertinggi yang ia isi dengan cinta pada Allah dan RasulNya.
Surga menjadi tujuan akhirnya sehingga kesulitan dan kepedihan yang ia rasakan di dunia sebagai akibat meninggalkan ke-mewahan hidup, budaya dan tradisi leluhur yang menyelisihi syariat Allah ia telan begitu saja bak pil kina demi kesenangan abadi. Akhirnya Asiyah meninggal dalam keadaan tersenyum dalam siksaan pengikut Fir'aun.

Wanita yang durhaka
1. Istri Nabi Nuh & 2. Istri Nabi Luth
Mereka merupakan figur dua orang istri dari para kekasih Allah yang tidak sempat merasakan manisnya iman. Hatinya lebih condong kepada apa yang diikuti oleh orang banyak daripada kebenaran yang dibawa oleh suaminya. Mereka justru membela kepentingan kaumnya karena tidak ingin dimusuhi dan dibenci oleh orang-orang yang selama ini mencintai dan menghormati dirinya.
Maka kesenangan sesaat ini Allah gantikan dengan kebinasaan yang didapat bersama kaumnya. Istri Nabi Nuh ikut tenggelam oleh banjir besar bersama kaumnya yang menyekutukan Allah dengan menyembah patung-patung orang shalih, sedangkan istri Nabi Luth ditelan bumi karena adzab Allah atas kaumnya yang melakukan liwath (homoseksual).
Na'udzubillah min dzalik
Semua cerita ini telah Allah rangkum dalam sebuah firmanNya yang indah dalam surat At-Tahrim ayat 10-12, yang artinya: "Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir.
Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang shalih di antara hamba-hamba Kami, lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah: dan dikatakan (kepada keduanya)
Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka). Dan Allah membuat istri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisimu dalam Surga. Dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang dhalim.
Dan Maryam puteri Imran yang memelihara kehor-matannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-kitabnya dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat."
Semoga kisah para wanita ini bisa menjadi pelajaran bagi para wanita zaman ini untuk berkaca diri, kira-kira saya termasuk golongan yang mana? Apakah golongan yang dicintai Allah atau yang dimurkaiNya?
Bagi wanita yang belum berumah tangga, saat ini merupakan kesempatan besar baginya untuk memperbanyak amalan shalih dan mendekatkan diri pada Allah, bukannya justru menghabiskan masa mudanya dengan hura-hura dan kegiatan lain yang tidak bermanfaat... ok?
Bagi wanita yang belum berumah tangga, saat ini merupakan kesempatan besar baginya untuk memperbanyak amalan shalih dan mendekatkan diri pada Allah, bukannya justru menghabiskan masa mudanya dengan hura-hura dan kegiatan lain yang tidak bermanfaat... ok?
Dan bagi mereka yang sudah berumah tangga, selain menjaga keistiqomahannya dalam berIslam dia juga diberi beban tambahan oleh Allah untuk membantu suami menjalankan agamanya. Istri yang demikian meru-pakan harta yang paling berharga...InsyaAllah
Dari kisah mereka, kita juga bisa mengambil pelajaran bahwa dalam keadaan bagaimanapun, hendaknya ketundukan kepada syariat Allah dan RasulNya harus tetap di atas segala-galanya. Asalkan berada di atas kebenaran, kita tidak perlu takut dibenci oleh masyrakat, sahabat, maupun orang yang paling istimewa di hati kita.
Justru kewajiban kita adalah menunjukkan yang benar kepada mereka. Dengan begitu kita akan mendapatkan cinta sejati .. cinta Allah Rabbul 'alamin. Mudah-mudahan kita selalu diberi keistiqomahan untuk menapaki dan mengamalkan syariat yang haq (benar) walaupun kita seorang diri. Aamiiin Allahumma aamiiin
Demikian materi hari ini, smoga apa yg kita bahas kali ini dapat dijadikan pelajaran dan hikmah yg ada dpt di implementasikan dlm kehidupan kita sehari2...

Selengkapnya...
posted by nora @ Permalink 、11:40 AM   1 comments
Tuesday, July 19, 2005
Pentingnya Mensyukuri Nikmat
Syukur adalah berterimakasih Sedangkan makna lebih jauhnya adalah memberikan respon kepada yang telah memberi kebaikan berupa ucapan terimakasih, memuji pemberiannya, menjaga sikap terus menerus dihadapan si pemberi kebaikan sebagai bukti apa yang telah diberikannya itu amat berharga.
Pengalaman Pribadi :
Awal tahun 2004 Allah menjatuhkan takdir padaku berupa kecelakaan kendaraan. Tepatnya ba’da maghrib seusai mengantarkan suami untuk mengisi ceramah islam dlm sebuah komunitas muslim dikota Toyohashi tempat kami tinggal kini.
Malam itu rencananya adalah kembali ke rumah dan mampir ke supermarket untuk membeli susu. Namun setelah saya dan dua anak yang kecil turun dari mobil, ternyata diluar dugaan supermarket sudah tutup satu jam lebih cepat dari biasanya. Kedua anak nangis karena tempat yang dituju sudah tutup. Kemudian saya bujuk dengan mencari toko lain yang tentu masih buka untuk segera membeli susu yang diinginkannya itu. Saya lalui jalan pintas yang tentu saja lebih kecil ukurannya dari jalan utama. Tepat diperempatan pertama jalan pintas itu, Allah menurunkan takdir.

Karena dua anak yang duduk dibelakang belum reda dari tangis, maka kucoba membujuknya sambil terus dalam kemudi. Kutengok kebelakang untuk mengajaknya bicara. Entah kenapa refleks pandanganku memerintah untuk segera nengok kearah jendela kaca sebelah kanan, mungkin sedikit menyadari bahwa itu perempatan (walau gelap dan diantara tingginya bangunan rumah) namun sama sekali tak menyadari bahwa disitu mesti tomare.tomare=berhenti
Terlambat menyadari untuk menginjak rem, akhirnya mobil yang datang dari arah kanan dengan kecepatan tinggi itu tak mampu kuhindari. Kendaraan yang kupakai menjadi sasaran hantaman kecepatan lajunya. Persis di badan mobil sebelah kanan antara duduk supir dan penumpang belakang. Sementara penumpang itu adalah Ismail(2 th) dalam child seat tepat disisi pintu kanan itu, dan Tsurayya(4th) tanpa child seat duduk ditengah dg keadaan duduk maju kearah supir.

Mobil kamipun terpelanting. Namun karena ada tiang listrik besar didepan rumah seseorang, maka disitu mobil tertambat dan berhenti berputar melebihi 45 derajat. Sementara keadaan dalam mobil, adalah teriakan takbirku dan jerit kedua anak2 yang ketakutan.
Ismail terbanting namun tetap dalam child seat, naas pada Tsurayya, dia terbating kesana kemari karena tubuh kecilnya tak menggunakan pengaman serta duduk diujung kursi maju ke arah supir. Sementara keadaanku, shock karena menerima hantaman persis dipintu mobil sebelah tangan kananku. Namun sungguh-sungguh kekuasaan Allah, kaca mobil tidak runtuh pecah dan tidak menghasilkan luka ditubuh, hanya memar disana-sini saja termasuk anak2, alhamdulillah.

Kecelakaan itu tepatnya adalah bulan ke delapanku mengemudikan kendaraan di Jepang ini. Lalu lintas Jepang yang tertib dan pengguna jalannya yang taat peraturan sebetulnya modal utama keselamatan alias terjamin dari kecelakaan yang tidak perlu terjadi. Namun bila ada izin Allah, apapun akan terjadi dan sebaliknya bila tidak ada izin Allah, maka anginpun akan berhenti berhembus.

Setelah kejadian itu, ingatanku take off menuju Indonesia. Terbayang begitu semrawutnya lalulintas disana, serta para pengguna jalan yang seenaknya, baik pengemudi mobil, pengemudi motor, pengemudi angkot, penaik sepeda atau sekedar pejalan kaki yang menyebrang atau berjalan kaki begitu intimnya dengan benda-benda keras dan besar-bergerak-seliweran-kenceng pula alias mobil.
Sementara di Jepang, selagi traffic light warna merah bekerja, maka tidak ada kendaraan yang berani bergerak kecuali diam dan menanti dengan santai hingga lampu berganti jadi benar-benar hijau. Bagi kendaraan yang telat start setelah lampu menjadi hijau, amat jarang terdengar bunyi klakson untuk mengingatkan pengendara itu.
Para pejalan kakipun, hampir selalu menyebrang dengan menggunakan zebra cross dilampu merah. Bila isyarat bergambar orang telah berwarna hijau, maka barulah menyebranginya, namun bila lampu itu masih merah walaupun tidak nampak kendaraan dari sana sini alias sepi, seorang jepang tetap menanti hingga lampu itu berubah hijau.

Pada kenyataannya, sejak 1989 sudah pegang SIM dan aktif digunakan di tempat yang kondisi lalulintasnya siapapun tidak bisa jamin (di Indonesia maksudnya) namun alhamdulillah tidak pernah mengalami kecelakaan baik ditabrak, atau menabrak bahkan sekedar nyenggol sekalipun. Lindungan dan tidak ada izin Allahlah penyebabnya. Namun Giliran baru 8 bulan di negri yang lalulintasnya sangat teratur dan rapih malah Surat Izin Kejadian itu turun dari Allah ta’ala.

Pasca Kecelakaan
Karena SIM Indonesia habis masa berlakunya, kemudian mendengar proses apply SIM Jepang agak rumit bagi yang pernah kecelakaan, membuatku tidak bersemangat mengusahakan memiliki SIM Jepang. Singkat cerita, sejak kecelakaan itu total tidak mengemudikan lagi kendaraan.
Hampir 10 hari lalu ini suami pergi ke Europe untuk keperluan studinya. Tentu saja disamping resiko-resiko lain yang harus diatasi, satu resiko lagi adalah semua aktifitas yang memakan jarak tertentu harus di tempuh dengan menggunakan Sepeda sebagai ganti mobil. Memang walau suami adapun, bila ingin ke toko buku atau mendatangi nihon go class ya sepeda lah fasilitasnya, namun sifatnya temporer.
nihon goclass=kelas bahasa jepang
Baru terasa kini, begitu berartinya sepeda untukku. Dari mulai antar dua anak ke Hoikuen, hadir di kelas Origami, ke kantor pos, beli keperluan dapur hingga cari baju Yutaka untuk satu acara di sekolahnya Tsurayya semua kutempuh pakai sepeda, setiap hari, ibaratnya bagai hariku habis dengan bersepeda. Pagi hari antar keduanya ke sekolah, pulang sebentar sarapan jawab E-mail, pantau milis juga sanggar, siap-siap lalu sholat kemudian pergi belanja dapur menuju beberapa

Hoikuen=tk kecil
Yutaka = kimono musim panas
Yukata kata yang betulnya
Yukata kata yang betulnya
bukan yutaka

supermaret, begitu sampai rumah sholat lalu jemput lagi keduanya dengan bersepeda pula tentu. Untuk kenyamanan duduk anak2 itu, kulengkapi dua tempat duduk khusus disepeda, dimuka dan belakang. Sering kali hampir terjatuh bersama karena belum terbiasa, maklum hanya semenjak kecelakaan itulah jadi pengguna sepeda apalagi disertai penumpang. Waktu lalu abi mengomentari “umi sih gak berani bonceng anak2 pake sepeda” karena saya memang betul2 gak mau dan takut pake sepeda apalagi pake boncengan (waktu itu).
Pernah satu hari, sudah sangat sore, menjelang maghrib sangat perlu kartu telpon untuk kontak internasional, ditambah kedua anak sangat ingin eskrim, lalu pergilah kami bertiga ketempat yang sangat jauh (untuk ukuran naik sepeda bertiga) dengan medan menanjak pula. Terpaksa dan laa haula wala quwwata ila billah…alhamdulillah selamat kembali ke rumah walau dengan lelah yang luar biasa.
Sore hari, jam anak-anak pulang sekolah, tentu dengan sepeda lagi mereka kujemput, ternyata dengan disertai beban boncengan kayuhan lebih ‘terasa’, tidak bisa dinafikkan (walau kata abi kalo sudah jalan tak terasa bawa beban).
Pada saat berheboh-ria dengan sepeda itu, ditengah terik matahari musim panas tahun ini, sang Mobil hanya bisa parkir dengan manisnya disamping rumah. Akupun hanya mampu melirik dan sedikit menyinggungkan senyuman, dalam hati berguman “terimakasih atas tawaranmu”, olala…. bukan rizkiku lagi kini menggunakanmu
Terima kasih ya Allah, Alhamdulillah telah Engkau beri aku sepeda untuk menemani hari-hariku, semoga kusyukuri terus-menerus karunia sepeda -berikut kemampuan mengemudikannya ini, agar tak Kau cabut dikemudian hari karena kelalaianku mensyukuri pemberianMu ini. Dan yang lebih penting dari itu, terimakasih atas ingat kembali bahwa syukur nikmat itu harus karena salah satu keperluanku
Kini, kusedang belajar berterimakasih lewat karunia yang tampak kecil ini. Mungkin karunia 13 th mampu mengemudi tanpa kecelakaan itu telah lalai kusyukuri hingga mesti kembali belajar berterimakasih dari hal yang kecil ini. Terlepas dari itu, sebetulnya karunia bersepeda ini luar biasa menariknya sehingga sulit juga dikatakan sebagai ‘hal yang kecil’. Begitu banyak hikmah yang didapat dari bersepeda, yang salah satunya adalah dg banyak yang dilihat dan dirasakan sepanjang perjalanan bersepeda tersebut, sehingga menimbulkan ingatanku pada sang Pencipta semuanya itu.

Pentingnya Syukur Nikmat :
1.1. Merupakan Perintah Allah

Setelah Allah memberikan karunia berfikir kepada manusia, Allah memerintahkan untuk bersyukur pada Allah lalu kepada kedua orang tuanya
“……..dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepadanya kamu menyembah” (Qs.2:172)
“Kami mewasiatkan manusia, bahawa dia berbuat baik kepada ibu bapanya; ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah; pengandungannya dan penyusuannya tiga puluh bulan. Sehingga, apabila dia sampai dewasa, dan sampai empat puluh tahun, dia berkata, 'Wahai Pemeliharaku, sediakanlah aku supaya aku berterima kasih atas rahmat Engkau, yang dengannya Engkau merahmati aku dan bapa dan ibuku, dan supaya aku membuat kerja-kerja kebaikan yang memuaskan hati Engkau, dan betulkanlah aku, dan juga pada keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau, dan aku termasuk orang-orang yang muslim'" (Qs.46:15)

"Dan Kami mewasiatkan manusia mengenai ibu bapanya - ibunya mengandungnya dalam kelemahan atas kelemahan, dan penyusuannya selama dua tahun - 'Berterimakasihlah kepada-Ku, dan kepada ibu bapa kamu; kepada-Ku kepulangan'" (Qs.31:14).

Hanya Allah saja Zat yang memberi karunia kepada manusia dimuka bumi ini, yang memberi semua apa yang kini manusia rasakan, gunakan dan miliki. Sehingga Allah jua yang mengajarkan serta memerintahkan manusia agar berterimakasih kepadaNya atas semua pemberianNya itu.
Orang tua oleh Allah diletakan berikutnya setelah perintah berterimakasih kepadaNya, karena Orang tua adalah makhluk yang paling pertama memberi kebaikan pada seorang anak manusia dimuka bumi ini. Tanpa “orangtua” tidak mungkin anak manusia ada, kecuali Adam dan Hawa :)
Sehingga orangtualah yang berhak disyukuri kebaikannya setelah Allah. Disamping itu, karena melalui orangtualah Allah memberikan karunia yang besar pada anak manusia termasuk karunia “kasih-sayang”Nya, sehingga manusia dimuka bumi ini mengenal arti dan fadhilah kasih sayang sekaligus sebagai salah satu sifat Allah SWT
dalam hadis lain disebutkan bahwa: Berbakti kepada orang tua adalah pertengahan dari pintu-pintu syorga (HR Tirmidzi)

1. Allah memberi pujian pada hambaNya yang tidak pernah lalai dalam mensyukuri nikmatNya

2 maksudnya “Tiadalah sesuatu jiwa akan mati, kecuali dengan izin Allah, pada waktu yang telah ditetapkan. siapa saja yang menghendaki ganjaran dunia, Kami memberinya daripadanya, dan siapa saja yang menghendaki ganjaran akhirat, Kami memberinya daripadanya; dan Kami akan membalas orang-orang yang berterima kasih.”(Qs.3:145)
Dalam Ayat lain dikatakan bahwa Allah itu maha Mensyukuri, maka terhadap orang-orang yang pandai berterimakasih Allah lebih berterimakasih lagi. Artinya, sedemikian rupa Allah muliakan orang-orang yang tak pernah lalai berterimakasih thd karuniaNya

3. Akan menambah kuatnya iman dan nikmat dari Allah SWT
Ini merupakan janji Allah terhadap orang-orang yang syukur nikmat, sedangkan Allah adalah zat yang tak pernah mengingkari janji. “Dan apabila Pemelihara kamu menyatakan, 'Jika kamu berterima kasih, sungguh Aku akan menambahkan kepada kamu,….”(Qs.14.7)

4. Allah tidak akan menyiksa orang-orang mukmin yang senantiasa bersyukur
Allah tidak pernah menyia-nyiakan sekecil apapun kebaikan yang hambaNya perbuat, apalagi kalimat syukur dan menyebut2 kebaikan yang telah Allah berikan. “Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah maha mensyukuri lagi maha mengetahui”(Qs.4:147)

Allah maha mensukuri maksudnya Allah itu mensyukuri hamba-hambaNya.(masyaAllah-Allahu Akbar malu nian hambaMu ini ya Rabb.)

5. Allah melarang mengingkari nikmatnya dan mencela serta mengancam dengan AzabNya terhadap yang kufur nikmat
“ ……..dan bersyukurlah kepadaKu dan janganlah kamu mengingkari nikmatKu”(Qs.2:152)
jangan mengingkari disini termasuk lalai mensyukuri akibat tidak memperhatikan bahwa dirinya telah diberi karunia, sementara karuniaNya itu telah digunakannya
“Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar dan tidak berterima kasih pada Tuhannya”(Qs.100:6) demikian Allah menyebutkan ttg sifat buruk manusia yang selalu ada dalam tiap diri manusia, sehingga barang siapa yang berjuang meninggalkan sifat buruk tersebut, Allah tentu akan memberi balasan terhadap perjuangannya itu
“….dan jika kamu tidak berterima kasih (kafir), maka sesungguhnya azab-Ku sungguh keras.”(Qs.14:7)
Dalam Qur’an surat An Nahl ayat 112, Allah SWT berfirman: "Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduknya) mengingkari nikmat-nikmat Allah SWT, karena itulah Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka telah perbuat." Naudzubillah mindzalik
jadi maksudnya segera menyadari akan karunia yang telah diberikan Allah
apalagibila sudah rutin digunakankarunia itu. Sungguh bagai tak tau diri seorang makhluk yang telah diberikan 'sesuatu' namun tidak berterima kasih pada yang memberinya
sebelum karunia itu dicabut (agar kemudian mensyukurinya), maka perhatikan nikmat-nikmat Allah itu kemudian bersyukur
waAllaohua'lam bishowab
insyaAllah itu yang dapat saya sampaikan, semoga pengalamanpribadi inibermanfaat untuk jadi renungan kita bersama,

Pertanyaan :
bagaimana ya agar kita dapat mensyukuri nikmat pekerjaan yang telah kita dapat?
nggak tau nih knp ane udah kagak betah lagi ditempat kerja sekarang
apakah itu artinya ane kagak menyukuri nikmat yang dah diberikan?
Jawaban :
pertama kewajiban meninggalkan sesuatu itu bila sesuatu itu adalah kemaksiatan, atau berada dilingkungan kemaksiatan
sehingga mempengaruhi Iman dan Islam diri kita
sehingga untuk mencapai kondisi yang lebih baik, Allah dan Rasululloh saw memerintahkan utk hijarah atau pindah atau meninggalkannya
namun bila tempat tersebut bukan tempat maksiyat
tinggaldicari solusi nya pada sasaran masalahnya
dalam arti bukan keputusan "meninggalkan" yang diambil

Selengkapnya...
posted by nora @ Permalink 、3:00 AM   1 comments

Search

Tentang Kami
Indonesian Muslim Blogger
Divisi Kewanitaan IMB


    Room Kajian Muslimah ini merupakan program Divisi Kewanitaan IMB. Insya Alloh diselenggarakan sepekan dua kali, setiap Senin dan Kamis pukul 13.00 - 15.00 WIB

    Selengkapnya tentang kami
Materi Mutakhir
Arsip
Indonesian Bloggers Condemn Israel


Silaturahim

    by wdcreezz.com

    Name

    Email/URL

    Message

Link
Designed-By

Visit Me Klik It
Credite
15n41n1