Beberapa Ciri Rumah Tangga Islami
Pemateri: Ustz. Vivi (id: hifizahn)
*disampaikan di Kajian Muslimah Online, Senin, 22 Jan 2007
Rumah Tangga Islami merupakan dambaan bagi setiap insan yang menginginkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Sayangnya, banyak orang yang ingin mendapatkan hasil tanpa mau membayar harganya. Membangun rumah tangga islami memerlukan kerja keras dari seluruh anggota keluarga, yang dikomandani oleh suami dan isteri sebagai pemimpin di dalam rumah tangga. Yang dimaksud dalam rumah tangga Islami adalah : Rumah tangga yang di dalamnya ditegakkan adab-adab Islam, baik menyangkut individu maupun keseluruhan anggota rumah tangga. Rumah tangga Islami adalah rumah tangga yang didirikan atas landasan ibadah. Mereka bertemu dan berkumpul karena Allah, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, serta saling menyuruh kepada kebaikan dan mencegah keburukan karena cinta mereka kepada Allah. Konsep ideal ini sepintas sulit untuk diwujudkan, tetapi insya Allah seiring dengan berjalannya proses belajar bagi suami, isteri dan seluruh anggota keluarga, rumah tangga seperti ini akan bisa terwujud. Berikut ini beberapa ciri rumah tangga Islami: 1. RT didirikan dengan berlandaskan ibadah. Ini dimulai dari sebelum pernikahan berlangsung, bahkan sejak kedua belah pihak memilih pasangan. Proses yang berlangsung mulai dari memilih pasangan, meminang sampai dengan pernikahan sebaiknya tidak dikotori oleh maksiat kepada Allah. Hal ini sangan berpengaruh dalam membangun rumah tangga yang diliputi dalam suasana ibadah. Dengan berpijak pada ibadah, insya Allah permasalahan apapun akan mudah diselesaikan, karena keduanya tunduk pada aturan Allah. 2. Nilai-nilai islam dapat terinternalisasi secara menyeluruh kepada setiap anggota keluarga. Peran ayah dan ibu sangat penting untuk menurunkan nilai-ilai islam ini kepaa anak-anak. Oleh karena itu, selain ayah dan ibu harus terus menerus belajar menyerap nilai-nilai islam ini ke dalam sikap dan tingkah lakunya, menjadi kewajiban mereka juga untuk mengajarkan hal ini kepada seluruh anggota keluarga yang lainnya. Termasuk khodimat/asisten rumah tangga. Ayah yang menjadi direktur yang menerapkan kebijakan-kabijakan islami dalam rumah tangga, ibu sebagai manajer yang mencari cara agar kebijakan tersebut bisa diterapkan di rumahtangganya. 3. Hadirnya Qudwah/teladan yang nyata Hal ini perlu dilakukan oleh pemimpin dalam rumah tangga. Terutama penting bagi anak-anak. Mereka perlu contoh yang nyata dalam menerapkan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari. Inilah kewajiban orang tua yang akan dimintakan pertanggungjawabannya di akhirat nanti. 4. Terbiasa saling tolong menolong dalam menegakkan adab-adab Islam. Setiap anggota keluarga memiliki kewajiban untuk membiasakan diri saling tolong menolong dalam hal ini. Misalnya memberi nasihat dengan cara yang baik kepada anggota keluarga yang melakukan kesalahan. Mengingatkan untuk sholat atau berdoa sebelum memulai suatu pekerjaan. Juga adab mengucapkan terima kasih / jazaakallah khoiran atas pertolongan setiap anggota baik kepada yang masih kecil maupun yag sudah besar. 5. Rumah terkondisi bagi terlaksananya peraturan Islam. Dalam hal disain rumah, perlu diperhatikan aturan-aturan khusus yang dapat menjamin terlaksananya adab-adab pergaulan dalam Islam. Misalnya kamar ayah-ibu yang terpisah dengan anak-anak, kamar anak laki-laki yang terpisah dengan kamar anak perempuan.Hal ini untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam perilaku sang anak. Juga untuk mengajarkan adab-adab pergaulan dengan setiap anggota keluarga. 6. Tercukupinya kebutuhan materi secara wajar Ini menjadi tanggung jawab sang ayah untuk mencukupi kebutuhan materi untuk membangun keluarga Islami. Bukan hanya sandang, pangan dan papan, tetapi juga sarana pendidikan islami, seperti perpustakaan keluarga, juga bisa tercukupi. Kalau mau yang ideal, termasuk di dalamnya terpenuhinya kebutuhan pendidikan sekolah yang bagus dan bermutu bagi anak-anak. 7. Rumah tangga dihindarkan dari hal-hal yang tidak sesuai dengan semangat islam Misalnya benda-benda klenik yang dapat merusak aqidah setiap anggota keluarga. Tontonan atau bacaan hiburan yang dapat merusak aqidah dan akhlak anak-anak. Hal ini perlu menjadi perhatian orang tua yang ingin mewujudkan rumah tangga islami. 8. Anggota keluarga terlibat aktif dalam pembinaan masyarakat. Lingkungan memiliki pengaruh yang besar bagi seluruh anggota keluarga. Bila ayah atau ibu tidak berperan aktif membina masyarakat, dan membiarkan masyarakat melakukan perbutan yang tidak sesuai dengan Islam, kemungkinan besar angota keluarga terlarut dalam kondisi masyarakat tersebut. 9. Rumah Tangga dijaga dari pengaruh yang buruk Bila hidup ditengah masyarakat yang sangat rusak, dan dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap aqidah dan perilaku anak, sementara upaya perbaikan sudah tidak dapat dilakukan, maka “pindah” menjadi suatu hal yang perlu dipertimbangkan oleh keluarga ini. 10. Masing-masing anggota keluarga harus diposisikan sesuai syariat. Isteri menghormati suami sebagai pemimpin dan mengambil keputusan. Suami menyayangi dan menghargai siteri dengan cara mengajaknya bermusyawarah atas segala keputusan. Sang adik diajarkan untuk menghormati kakak, sang kakak diajarkan untuk menyayangi adik. Semuanya harus sesuai dengan apa yang diajarkan dalam Islam.Bila ada khodimat, anak-anak diajarkan untuk mengormati khodimat dan menghargai jasanya dalam membantu mengurus rumah tangga.
**sesi tanya-jawab** #1 ustz_vivi: sudah mbak Yokka? ukhti_yokka: sudah mbak...jzkl khoir... ustz_vivi: waiyyakum ustz_vivi: Oh iya, mohon maaf bagi yang belum menikah ya.. ustz_vivi: wah..itu pembahasannya panjang ustz_vivi: perlu sesi sendiri nih ustz_vivi: Tapi sedikit enggak apa-apa ustz_vivi: untuk muslimah yang sedang dalam persiapan menikah ada 4 persiapan ustz_vivi: 1. persiapan ruhiyyah, menyadari bahwa menikah itu adalah ibadah ustz_vivi: maka perlu mulai meningkatkan kesadaran yang tadi itu..kesadaran akan ketundukan kepada semua peraturan Allah ustz_vivi: terutama yang menyangkut adab-adab berkeluarga ustz_vivi: 2. Persiapan fikriyyah ustz_vivi: menyiapkan ilmu tentang pernikahan, sebagai bekal kita sangat penting ustz_vivi: mislanya, ilmu tentang pergaulan suami siteri ustz_vivi: ilmu tentang mendidik anak ustz_vivi: hak dan kewajian dalam keluarga ustz_vivi: sampai masalah yang sangat pribadi, seperti hubungan seksual ustz_vivi: banyak orang yang memiliki masalah dalam keluarga ketika bekal fikriyyah ini tidak cukup memadai ustz_vivi: terutama dalam hal "kehangatan" suami isteri ustz_vivi: lalu persiapan psikologis ustz_vivi: siap berbagi kepada orang "asing", terutama yang biasa hidup mandiri..ini sulit ustz_vivi: siap menghadapi perbedaan-perbedaan antara suami-isteri ustz_vivi: lamanya berpacaran tidak bisa dijadikan indikator kita sudah mengenal calon pasangan ustz_vivi: yang penting adalah kedewasaan masing-masing pribadi untuk menerima perbedaan ini ustz_vivi: ingat, yang penting "kedewasaan" ustz_vivi: terakhir kesiapan fisik ustz_vivi: terutama untuk melahirkan dan merawat anak-anak.. ustz_vivi: pengalaman dari orang-orang yang sudah melahirkan anak,a pa lagi yang sudah lebih dari satu ustz_vivi: kondisi badannya tidak lagi bisa sekuat dahulu seperti sebelum menikah ustz_vivi: oleh karena itu, sebelum menikah perlu disiapkan kondisi fisiknya agar tidak terlalu lemah setelah melahirkan nanti ustz_vivi: itu dulu..wallahu a'lam #2 ustz_vivi: pertanyaannya mbak shanty ustz_vivi: afwan, pertanyaannya yang tentang menstruasi itu? ustz_vivi: insya Allah tidak akan mempengaruhi sah atau tidaknya pernikahan mbak shanty ustz_vivi: rukun nikah itu (tolong koreksi kalau ada yang salah) : ada mempelai laki-laki dan perempuan, 2 orang saksi, wali dari pihak perempuan dan ijab qobul ustz_vivi: ustz_vivi: biasanya yang menikah pas haid, setelah nikah masuk masa subur ya ustz_vivi: semoga lancar aja pernikahannya #3 ukhti_fita: begini mba .. ptuk point 7 td.. ukhti_fita: Rt terhindar dari hal2 yg tdk sesuai dgn syar'i.... ukhti_fita: bagaimana jika kita sbg seorang ibu ymengiinkan anaknya berprilaku islami sdg kita bekerja... ukhti_fita: lingkungan slama kita meninggalkannya (bekerja) akan mempengaruhi prilaku, tingkah lakunya... ukhti_fita: terkadang dari external inilah yg akan membuatnya bingung... kok beda dgn yg diajarkan ummi n abinya ?? ukhti_fita: bagaimana utk menghadapi hal ini... Inilah yg membuat saya terkadang .."cemas" ustz_vivi: ini masalah yang terjadi pada pasangan mudah sekarang ya.. ustz_vivi: kebutuhan hidup yang semakin meningkat, mau tidak mau harus ditopang oleh suami isteri sekaligus ustz_vivi: idealnya, meskipun bekerja, sang ibu harus tetap mengikuti kegiatan keseharian anak-anaknya ustz_vivi: terutama bagi anak yang dibawah usia 5 tahun, karena anak seusia ini menyerap apa pun tanpa ada saringan ustz_vivi: kalau bisa sambil bekerja, penjaga anak-anak/baby sitternya di ajak atau diminta berada didekat ibu, sehingga meskipun bekerja, bisa sambil mengontrol anak ustz_vivi: tetapi kalau hal ini tidak mungkin, minimal untuk anak-anak yang sudha berusia 4-5 tahun, mulai diajak berdiskusi ustz_vivi: tentang apa yang dialakukan seharian ustz_vivi: di ajak untuk meneliti baik-buruk yang dikerjakannya atau dikerjakan oleh pengasuh ustz_vivi: untuk anak dibawah itu, minimal menjaga aqidahnya dengan memilihkan pengasuh yang baik yang kita benar-benar tahu kebaikan agamanya ustz_vivi: kalau tidak salah ada yang menawarkan jasa baby sitter yang memahami nilai-nilai Islam ya? di Jakarta? ustz_vivi: saya juga tidak tahu banyak kondisi di sana ustz_vivi: mungkin yang minimal sekali, mencari pengasuh yang tidak buruk akhlaknya, meskipun biasa-biasa saja dalam pemahaman keislamannya ustz_vivi: tapi sang ibu perlu menyisihkan waktu untuk mengajarkan anak, minimal tentang Allah, mengahfal surat-surat pendek ustz_vivi: agar anak tidak asing dengan agamanya #4 ukhti_nora: gmn kalau kita dpt suami yg msh sama2 belajar dan krn kesibukannya dlm kerja jd jauh dari praktek yg sblumnya telah ia laksanakan dg baik ukhti_nora: amalannya mnyusut gitu? ustz_vivi: ini fungsi dari point ke 4 tadi mbak ustz_vivi: 4. Terbiasa saling tolong menolong dalam menegakkan adab-adab Islam. ustz_vivi: bila sang suami sedang turun semangat beribadahnya, maka isteri berfungsi untuk mengingatkan ustz_vivi: mendorong dan menjadi teladan ustz_vivi: sehingga bisa mengimbangi suami ustz_vivi: lebih baik lagi bila bisa menjadi motivator suami dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadahnya ustz_vivi: dengan tingkah laku, dengan ajakan yang lembut..biasanya para suami luluh dengan kelembutan seorang isteri ya.. ustz_vivi: kalau mengajak dengan cara yang lembut, insya Allah manut ustz_vivi: iya..kalau mau kritik suami, jangan dengan kata-kata tegas ustz_vivi: tapi dengan lembut..kalau perlu diberikan dulu apa maunya.. ustz_vivi: baru minta timbal balik ustz_vivi: tapi ini cuma salah satu cara..oh iya, untuk peningkatan ruhiyyah..sebenarnya perlu dicari dulu apa penyebab menurunnya ruhiyyah ini ustz_vivi: kalau terlalu lelah belajar, mungkin perlu rekreasi..(jiwa juga perlu rileks loh..) ustz_vivi: jarang hadir di majlis ilmu juga salah satu sebab menurunnya ruhiyyah ** ustz_vivi: di sini sudah maghrib mbak modi_diana: mba vivi ada pesan2 terakhir? ustz_vivi: cuma mohon maaf atas segala kesalahan, kebenaran itu datangnya dari Allah dan janganlah kita menjadi orang yang ragu-ragu ustz_vivi: kesalahan itu datang dari diri saya pribadi, dan saya mohon ampun kepada Allah atas segala kekhilafan ustz_vivi: wassalamu'alaikum wr.wb modi_diana: w slm wr wb Jazakillahu khoiron katsiro ustdz Vivi atas sharing ilmunya hari ini.. Demikian ukhtifillah kajian muslimah hari ini Jazakumullahu khoiron katsiro kepada semuanya atas kebersamaan kita hari ini Mari kita tutup kajian hari ini dengan membaca hamdalah, istighfar dan doa akhir majelis. diana mewakili tim moderator kamus mohon pamit, mohon maaf atas segala kekhilafan sampai berjumpa kembali dalam kajian muslimah hari kamis besok, insya Allah
|
makasih atas info nya... menambah wawasan saya