Blog Kajian Muslimah






Thursday, January 12, 2006
Mencontoh Nabiyullah Ibrahim a.s.
Asslammu`alaykum wr.wb.

Alhamdulillah, sholat dan salam tuk Rasulullah beserta keluarga dan sahabatnya dan pengikutnya yg setia.
Dan semoga kita termasuk didalamnya dan pertemuan kita ini juga pertemuan kita ini dicatat sbg amalan kebiakan...amin
Alhamdulillah, serempak kita telah melaksanakan hari raya Idul Adha , 10 dzulhijjah 1426 H.
dan telah mengorbankan sedikit dari harta kita , yakni menyembelih hewan korban
dimana selain bermanfaat dlm membersihkan jiwa kita dari sifat kikir.
juga yang utama adalah berusaha mencontoh , Nabiyullah Ibrahim a.s .
Sebenarnya banyak hal yg kita bisa petik dari peristiwa "pengorbanan " ini.dalam surah 37: 102
dimana diceritakan bhw Nabi Ibrahim, menceritakan mimpinya kps anaknya Ismail....tuk menyembelihnya
Disini Beliau mengajarkan, berkata dg kasih sayang ...ya bunayya/ "wahai anakku, , sesghnya aku bermimpi bhw aku menyembelihmu" dan beliau juga mengkomukasikan "perintah untuk thoat " dg cara yg baik kepada anaknya.
tidak dg kata2 spt seorang atasan kpd bawahannya ( to the point )
"saya akan menyembelihmu, kr ini perintah Allah" bukan spt itu.
tapi dan beliau juga meminta pendapat anaknya.
"Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu" Ismail menjawab:
Wahai Ayahku, lakukanlah apa yg diperintahkan Allahb kpdmu,
InsyaAllah engkau akan mendaptiku termasuk orang2 yg shabar.
Nah, dg turunnya ayat ini juga menunjukkan rasa husnuzhon beliau kpd Allah.
bhw dg adanya perintah ini pasti ada hikmahnya.
Kita tahu , beliau sudah lama menanti kehadiran seorang anak, tapi setelah anaknya besar malah mau disembelih.
disini juga kita lihat rasa Tawakal yg tinngi kpd allah.
Surah Ibrahim: 38 " Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yg kami
sembunyikan dan apa yg kami tampakkan
dan tidak ada sesuatupun yg tersembunyi bagi allah , baik yg ada dibumi maupun yg dilangit.
jadi begitulah kissah Nabi Ibrahim dan Ismail yg diuji...
menjalaninya dg penuh kethoatan, baik sangka, tawakal dan shabar.
Dan Nabi Ibrahim do`anya sll dikabulkan Allah swt
berkat keshabarannya pula , belian mendapatkan 2 anak ( nabi pula )
"Sgl puji bagi allah yg tlh m`anugrahkan kpdku Ismail dan Ishak.
sungguh, Rabbku benar2 Maha Mendengar do`a ( surah Ibrahim : 39)
itulah sekilas dari pengorbanan Nabi Ibrahim, yg bisa kita ambil ibrah/ pelajaran.
sedikit tambahan, Nabi Ibrahim ini bapaknya kafir tp belai tetap mendo`akannya.
Bagus juga do`a awalnya ( bisa kita hafalkan ) asy-syu`ara` 83-87.
"ya Rabbku, berikanlah kpdku ilmu dan masukkanlah aku ke dlm orang2 yg shaleh.
dan jadikanlah aku buah tutur yg baik bagi orang2 yg datang kemudian.
dan jadikanlah aku termasuk orang yg mewarisi surga yg penuk kenikmatan.
dan ampunilah Ayahku ...
dan jangalah Engkau hinakan aku pd hari mrk dibangkitkan.

wallahu`alam bish-showwab.
akhir kata, mohon maaf ats salah dan khilaf. yg benar datangnya dari Allah dan yg salah dari saya yg dhoif.

Pemateri : Ummi Maryam/ Ummu_Azka

Selengkapnya...
posted by nora @ Permalink 、2:58 PM   1 comments
Monday, January 02, 2006
Keutamaan Waktu
Pemateri : Pak Adi J Mustafa

alhamdulillaah, wash shalaatu was salaamu 'alaa RasulilLaahi wa aalihi wa shahbihi wa awwalahu wa ba'du.

Allah swt berfirman pada surat al 'Ashr : "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al-'Ashr, 1-3)

Sesungguhnya manusia diberi empat macam modal oleh Allah, yaitu fitrah, akal, Agama dan waktu. Dan modal waktu itu sesungguhnya telah diberi oleh Allah , hanya kita tidak tahu berapa lama waktu yang diberikan Allah, itu rahasia Allah. Kalau kita diberi modal waktu 70 tahun, maka Allah tidak akan menambahnya. Jika untung, maka beruntunglah perjalanan waktu kita, dan jadilah kita khusnul khatimah. Dan kalau rugi, maka rugilah perjalanan waktu kita, dan su'ul khatimah.Permasalahannya bagaimana cara kita me-manage waktu supaya menjadi khusnul khatimah, dan memperoleh hasanah fid dunya, hasanah fil akhirah, waqina 'azabannar.

Waktu bisa lebih berharga dari pada uang, bahkan sekarang keuntungan uang diperhitungkan dalam waktu. Semakin canggih sistem bisnis, semakin diperhitungkan dari sisi waktunya. Apabila waktu yang diberikan oleh Allah telah habis, “sedetikpun tidak akan bisa dimajukan
ataupun dimundurkan”. (QS. Al-A’raf, 34). Modal waktu yang telah Allah berikan harus diperhatikan betul, apa hasil yang ingin dicapai. di akhirat nanti ada sekelompok umat yang
menyatakan, "Rabbi law laa akhkhartani ilaa ajalin qariib faashoddaqa wa akun minash shalihin", "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"(QS. Al-Munafiqun, 10). Penyesalan pada waktu itu adalah penyesalan yang percuma,
karena sudah di Yaumul Mahsyar. Demikian pentingnya waktu, dan waktu itu tak lain adalah nasib kita sendiri. Maka Allah bersumpah, "Wal 'Asr", demi waktu. Allah juga bersumpah
tentang waktu dengan sebutan, "Wad duha, Wal layli, Wal fajri". Ini menunjukkan betapa
pentingnya persoalan waktu.Demi waktu, sesungguhnya semua manusia, akan merugi dalam hal memanfaatkan waktu. Terkadang memang orang-orang kafir lebih bagus dalam me-manage waktu, sehingga dia beruntung. Tetapi beruntungnya hanya di dunia. Sebaliknya sekalipun
dia seorang muslim, jika tidak pandai me-manage waktu, di dunia dia akan rugi, apalagi di akhirat nanti. Kalau orang kafir di akhirat rugi, mungkin di dunia dia beruntung, karena disiplin waktunya luar biasa. pengecualian dari kerugian adalah: "illallaziina aamanu wa 'amilus shalihati wa tawa saubil haqqi wa tawa subis sabri", orang-orang yang menghabiskan waktunya dengan landasan iman, kemudian menghabiskan waktu dengan amal-amal yang shalih, dan orang-orang yang menghabiskan waktunya dengan saling memberikan nasehat dan kebenaran. Tidak bosan-bosannya dia menyampaikan kebenaran, dan di dalam menyampaikannya ada resiko, "watawa saubis sabri", dia harus bersabar. Waktu adalah kehidupan kita sendiri. Menyia-nyiakan waktu sama dengan membunuh diri secara perlahan. Bukankah kita ini hanyalah terdiri atas himpunan waktu. Bila waktunya habis, kita akan mati. Hasan Al Basri pernah mengatakan, ''Anda hanyalah himpunan hari-hari yang terbilang". Bila sebagian hari telah pergi, maka ia akan lenyap semuanya.''Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmizi dalam kitab Sahih al Jami', Rasulullah SAW bersabda, "La tazula qaduma 'abdin hatta yus al 'an arba'in, "Belum lagi telapak manusia yang mengantarkan kita di kuburan, saat dibaringkan dalam liang lahat, berangkat pulang, kita sudah ditanya 4 hal oleh Allah, salah satu diantaranya adalah UMUR. Umur yang diberikan Allah, kemana dihabiskan, kita dimintai pertanggungjawaban, tidak dibiarkan begitu saja oleh Allah.

Dalam sebuah Hadits dari Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah bersabda, bahwa dalam hidup ini sesungguhnya ada dua nikmat yang sangat didambakan oleh manusia, tapi sering membuat lalai...
Pertama : Nikmat Sehat
Sekalipun mempunyai harta berlimpah, tetapi kalau sedang sakit akan merasa tidak enak.
Disamping itu justru dengan sehat itu kita bisa menambah nikmat Allah, yakni bisa mencari nafkah dan menikmati hidup.
Kedua : Nikmat Waktu Senggang
Walau kita harus me-manage waktu, tapi lebih penting lagi adalah me-manage waktu senggang. Yang dimaksud waktu senggang adalah celah-celah waktu diantara dua kesibukan. Misalnya, dalam Al Qur'an dikatakan, "Waja'alnal layla libasa, wan nahara ma'asa", "Kami jadikan
waktu malam itu untuk kalian istirahat, dan kami jadikan waktu siang untuk kalian mencari
penghidupan” (QS. An-Naba, 10-11). Secara sunah, memang tidak sehat kalau malam hari digunakan mencari rizki ada waktu-waktu malam dimana kit amemiliki waktu senggang selaras dengan ini ada taujih dari Rasulullahi saw : Jagalah waktu muda sebelum datang masa tua. Jagalah kesehatan sebelum datang sakit. Peliharalah waktu, atur waktu dengan baik ketika
memiliki kekayaan sebelum datang fakir. Aturlah waktu senggang sebelum datang waktu sibuk, dan jagalah waktu hidupmu, di manage-lah dengan baik, sebelum datang kematian (HR. Hakim)Agar kita tidak celaka saat dihisab, kita harus membagi waktu sesuai arahan Rasulullah SAW.
Dalam bab Al Muraqabah dan Al Muhasabah kitab Kanzul Umal disebutkan, ''Orang yang berakal hendaknya membagi waktunya menjadi empat : Waktu untuk bermunajat kepada Rabb-nya, waktu untuk melakukan muhasabah (introspeksi), waktu untuk merenungi ciptaan Allah SWT, serta waktu untuk keperluan makan dan minum.
Berdasar hadis tersebut, setiap Muslim yang ingin menyiapkan diri menghadapi hisab, wajib membagi waktunya dalam empat hal.
Pertama, waktu untuk bermunajat. Saat munajat, kita harus senantiasa meneliti kembali apakah yang kita lakukan ikhlas karena Allah SWT atau tidak.
Kedua, waktu untuk muhasabah. Setiap selesai berbuat sesuatu atau minimal saat menjelang tidur, sebaiknya kita melakukan muhasabah. Apakah kita sudah melaksanakan semua kewajiban? Apakah pelaksanaan kewajiban itu sudah sempurna sesuai syarat dan rukunnya? Apakah semua pekerjaan dan amal ibadah kita dilakukan dengan ikhlas?
Ketiga, waktu untuk merenungi semua ciptaan Allah SWT. Renungan ini sangat diperlukan untuk meningkatkan keimanan kita. Dengan memikirkan dan merenungi diri dan semua ciptaan Allah SWT, kita akan lebih mengetahui kekuasaan Allah SWT dan keagungan-Nya.termasuk pada bagian ketiga ini adalah ketekunan kita menggali ilmu pengetahuan
Keempat, waktu untuk memenuhi kebutuhan duniawi seperti untuk mencari nafkah, makan, minum, dan mengurusi keluarga. Kita adalah makhluk yang terdiri atas unsur materi dan rohani dengan komposisi yang seimbang. Unsur rohani memerlukan makanan dari apa yang diturunkan Allah SWT berupa agama-Nya. Sedangkan unsur materi berasal dari tanah, air, juga udara, maka ia memerlukan makanan dan minuman yang semuanya berasal dari saripati tanah. Ekstrapolasi point keempat ini adalah pada kerja besar umat Islam dalam membangun peradaban yang diridhi Allah. Muslim yang hakiki hendaknya membagi waktunya secara proporsional untuk empat hal tersebut agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Kita tidak boleh tenggelam dalam ibadah mahdhah saja dengan mengesampingkan yang lainnya.

Demikianlah akhwat filLaahi, beberapa renungan tentang al-waqt. Sekedar penutup, banyak sekali pekerjaan2 umat Islam saat ini baik dalam skala individu, keluarga, masyarakat dan di panggung peradaban dunia. Semoga kita pandai me-manage waktu kita, menunaikan semua hak waktu yang ada pada diri kita. Saya akhiri pengantar diskusinya...wa Allahu a'lamu bish shawwab.

----------------
Beberapa pertanyaan dari peserta kajian :

1. Kenapa ya saat ini banyak akhwat yg seharusnya sudah sangat mengerti ttg konsep waktu tapi malah menggunakannya untuk suatu hal dengan berlebihan, misal. nonton bola tengah. Padahal kan bisa dipake untuk qiyamul lail. Atau begadang hanya untuk chatting.

Jawab :
Terima kasih buat pertanyaanya. ada beberapa point yang bisa membantu kita mengurangi pemanfaatan waktu pada hal-hal yang kurang bermanfaat.
1. memahami makna waktu seperti tadi sudah kita bahas. Kalau boleh saya cerita....di jepang ini sering terjadi gempa. Kadang saya sedang di lab (lantai 8) tiba-tiba gempa datang. Saat-saat seperti itu langsung membuat saya mengingat kematian. Yang pasti saat ajal itu misteri (ghaib)
buat kita kan? Nah coba bayangkan kalau kita dikunjungi malaikat Izrail pas lagi teriak2 nonton bola.
2. kita punya target2 dalam hidup. Ada target studi, target di keluarga, target pekerjaan dlla. Bahkan bagus kalau ada target2 pribadi misalnya target hafalan quran, target membaca buku2 tertentu dll. Insya Allah kalau ada target2 dan kita bermujahadah (disiplin) dalam mengejarnya akan terminimalisir kita menyia2kan waktu.
3. seiring target ada scheduling kegiatan harian, pekanan, bulanan dan bahkan tahunan dan tentu saja tsabat (teguh) dalam memenuhi schedule itu


2. Pak, gimana caranya merubah pola hidup yg udah menahun. Krn rutinitas berakhir pd jam 11 malam dan baru bisa tidur jam 12 stlh itu sulit sekali untuk bangun pagi. Bahkan sering subuh di akhir waktu.

Jawab :
Tadi kan dibacakan ayat2 dari surat an Nabaadijm2001: fitrahnya, siang adalah waktu buat
maisyah (mencari kehidupan) dan malam "libasan", berselimut... artinya beristirahat waktu malam juga diisyaratkan Quran, waktu paling bagus untuk bermunajat (al Muzammil).

Jadi buat penanya, dan buat kita semua termasuk saya, sebaiknya memang diatur agar waktu kerja jangan menyita sebagian besar waktu malam kita sayang juga kalau waktu2 sepertiga malam kita enggak bisa bermunajat kepadaNya, padahal itu adalah waktu2 paling mustajab kalau kita berdoa. Saya juga masih mesti belajar ttg tidur berkualitas. Paling tidak kita ikuti tuntunan sunnah. Sebelum tidur diawali dengan dzikr yang khusyu' (membaca doa). Yang dimaksud dzikir itu bacaan2 doa yang ma'tsuur dari Nabi saw. Baca tasbih, tahmid dan takbir 33xbaca doa sebelum tidur ... ada belakangnya, astagfirullahal azhiim alladzii laa ilaaha illaa anta, astagfiruka wa atuubu ilaikaini kalau dibaca 3x dengan penuh keyakinan akan menjadi wasilah kita masuk surgajadi intinya saat mau tidur hati dan jiwa kita tenang. Insya Allah tidurnya berkualitas.
Mengenai pembagian waktu malam, ada yang membagi jadi tigasepertiga buat keluarga, sepertiga buat tidur, seperti buat munajat kepada Allahinsya Allah seiring menguatnya ruhiyyah kita akan makin sedikit waktu tidur seiring usia juga begitu, kalau usianya berkah...

Selengkapnya...
posted by nora @ Permalink 、4:04 PM   4 comments

Search

Tentang Kami
Indonesian Muslim Blogger
Divisi Kewanitaan IMB


    Room Kajian Muslimah ini merupakan program Divisi Kewanitaan IMB. Insya Alloh diselenggarakan sepekan dua kali, setiap Senin dan Kamis pukul 13.00 - 15.00 WIB

    Selengkapnya tentang kami
Materi Mutakhir
Arsip
Indonesian Bloggers Condemn Israel


Silaturahim

    by wdcreezz.com

    Name

    Email/URL

    Message

Link
Designed-By

Visit Me Klik It
Credite
15n41n1