Dari sekian banyak permasalahan seputar pra-nikah, hal yang cukup mendasar dan menempati urutan terbanyak menurut saya adalah dalam proses ta'aruf dan sesudahnya. Karena ini forum akhwat, maka yang kita bahas lebih ke "bagaimana proses ta'aruf untuk muslimah".
Pertama yang saya ketahui adalah : bersihkan niat, ikhlaskan menikah adalah untuk ibadah. semata untuk mencari ridloNYA. tidak mudah memang menerima "calon suami" kita apa adanya, apalgi apabila yang datang tidak sesuai dengan "kriteria" yang kita harapkan. disinilah sandungan/ujian pertama keikhlasan kita.
kedua : jaga nilai2 yang ada pada saat proses taaruf, usahakan semuanya sesuai dengan landasan syar'i yang ada. sangat disayangkan apabila niat yang sudah diusahakan untuk bersih, terkotori oleh hal2 yang berbau maksiat. (misalnya janjian bertemu berdua, sering surat2an, dan lain2).
Ketiga : terus berdoa, memohon petunjuk dan bimbinganNYA. Mohon dilapangkan hati, dimudahkan jalannya, dan diberi kemantapan tekad untuk melakukan yang terbaik sesuai kehendakNYA. (karena kita mahluk yang lemah dan sangat lemah. adakalanya kita tidak kuat menjalani hal yang terjadi, mohonlah kekuatan dariNYA).
keempat : terakhir adalah tawakkal
Setelah niat yang kita usahakan, proses yang kita jaga, terakhir yang terbaik kita lakukan adalah tawakkal. Menyerahkan semua yang terjadi padaNYA. karena hanya dialah yang Maha Tahu apa yang akan terjadi nanti, dan hanya ALLAH yang tahu yang terbaik untuk kita dunia akhirat. Tidak ada yang lebih indah dari tawakkal ini. Dua hal yang mengagumkan untuk seorang muslim, adalah pada saat dia diberi musibah dia bersabar, dan pada saat dia diberi kenikmatan dia bersyukur. Dan kedua2nya adalah baik.
Begitu juga dengan proses taaruf yang terjadi. Apabila pada saat berjalannya proses, semuanya sesuai dengan harapan kita, maka kita bersyukur. Dan bila yang terjadi adalah sebaliknya, ternyata tidak sesuai, maka kita bersabar.
Hal2 yang mungkin terjadi pada saat proses ta'aruf yang tidak sesuai dengan harapan kita. (Klo yang sesuai mah ga usah dibahas yaa....paling berkahirnya happy ending, hehe....alhamdulillaah). InsAllah kita bahas yang jadi permasalahannya dan bagaimana kita menyikapinya.
(Ini bahasa bebas aja yaa...) Yang pertama : si ikhwan tidak sesuai dengan yang kita harapkan, istilahnya tidak sesuai kriteria (tidak ganteng, tidak putih, tidak cerdas atau tidak kaya.....hehe). bersabarlah....ingatlah kembali hal2 yang bernilai kekal (yang bisa membuat kita bahagia sampai akhir nanti), dan bernilai dihadapanNYA. jangan tergiur oleh hal2 yang bersifat sementara, yang bernilai remeh. Saatnya untuk bersikap dewasa, dengan bisa menentukan mana hal2 yang termasuk "intan permata" dan mana yang terkatagori "batu biasa", yang kurang atau tidak bernilai. Saya kira akhwat sudah sering membaca buku2 tentang pernikahan yaa...termasuk bagaimana menentukan kriteria untuk calon suami atau istri. yang pertama diin atau akhlaqnya yang kedua keturunannya yang ketiga kekayaannya, dan yang keempat kecantikannya (dibalik klo untuk ikhwan, ketampanannya)
Yang kedua : si ikhwan memutuskan begitu saja proses taaruf yang sedang kita jalani, tanpa ada kabar apapun atau memutuskan secara satu pihak tanpa ada alasan yang jelas. Juga, bersabarlah..mungkin memang bukan dia jodoh yang Allah tetapkan untuk kita. walau perih tapi yakinlah "ada yang lebih baik dan lebih tepat untuk kita". Sedih dan kecewa, itu wajar...apalagi klo si ikhwan ternyata sudah sesuai (ideal menurut kita) dengah harapan kita. Tapi taqidr Allah tidak ada apapun yang bisa menghalanginya. Jangan lalu mengumpat2 tentang ikhwan tersebut, sebisa mungkin jaga hanya kita dan mungkin wasilah saja yang tahu. tidak ada gunanya untuk kita kecewa yang berlarut dan bahkan sampai menjelek2an ikhwan tersebut. Jangan sampai pahala kesabaran dan kesedihan kita hilang dengan tingkah laku kita. "Apabila kita ikhlas dengan sesuatu yang Allah takdirkan terjadi, maka yakinlah Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik"
Yang ketiga : Ada masalah dengan orang tua Lakukan terus menerus pendekatan dengan mereka. Jangan sekali2 menghadapinya dengan kata2 atau sikap yang kasar. Yakinlah akhlaq/perilaku kita yang santun dan do'a yang tiada henti, akan meluluhkan hati mereka.
Saya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penyampaian, kepada Allah saya mohon ampun. Hanya darinya kenikmatan kita bisa bersilaturahim, dan kesalahan yang ada bersumber dari saya pribadi. Alhamdulillaahi Rabbil 'Aalamiin. wassalaamu'alaykum wrwb
assalamu'alaikum wr.wb., saya mau tanya,dulu ada akhwat yang diajak pacaran seorang laki-laki.tentu saja akhwat menolak dan memberi pengertian, sekalian menyarankan agar laki-laki itu bergaul di lingkungan islami dengan harapan ia bisa menjadi ikhwan sejati.dan mereka tidak berhubungan lagi. hampir 7 tahun kemudian,ikhwan tersebut melamar akhwat tadi, dan diproses melalui 'guru' mereka masing2 untuk ta'aruf. pertanyaan saya, apakah kejadian 7 tahun itu perlu diceritakan si akhwat kpd 'guru' ny? mohon jawabannya.. syukron. wassalam.
Assalamu'alaikum Warohmatullah Wabarokatuh... ana mau tanya sama ustadz/ustadzah yg dirahmati Allah... saat ini ana sedang dlm proses ta'aruf dg seorang ikhwan.... ikhwan itu sudah mnyatakan kseriusannya sama ana dan brniat menikahi ana th ini..tp trnyata org tua ikhwannya mnginginkan prnikhannya th depan... krna maslah ini kemantapan hati ana trhadapnya jd brkurang..ntahlah ana jd campur baur... ana ga tau hrus gmna,,yg mau ana tanyakan... apakah ana boleh mnunggunya smpai th dpan? dan apa saja batasannya slama masa mnunggu itu,soalnya qt suka kmunikasi lwat chat..tp ana gak prnah mau brbicara lngsung dg nya..apa ana salah kl stiap ikhwan tsb mnghubungi ana lwat hp ana mnolaknya?? ana mhn masukannya.. krna ana bingung bgt.. Sebelumnya Syukron.. Wassalamu'alaikum Wr Wb
Hmm.. menarik nih artikelnya.. membahas permasalahan pra nikah dari perspektif sang akhwat-nya.. *hhe.. ya iya lah.. kan judul blognya juga kajian-muslimah.. bkan muslimin..* :p
Nah, ane mau share nih tentang kajian lamaran dari perspektif sang ikhwan-nya.. Mampir ke blog ane ya.. n mohon diluruskan bila ada yang salah..
Room Kajian Muslimah ini merupakan program Divisi Kewanitaan IMB. Insya Alloh diselenggarakan sepekan dua kali, setiap Senin dan Kamis pukul 13.00 - 15.00 WIB
assalamu'alaikum wr.wb.,
saya mau tanya,dulu ada akhwat yang diajak pacaran seorang laki-laki.tentu saja akhwat menolak dan memberi pengertian, sekalian menyarankan agar laki-laki itu bergaul di lingkungan islami dengan harapan ia bisa menjadi ikhwan sejati.dan mereka tidak berhubungan lagi.
hampir 7 tahun kemudian,ikhwan tersebut melamar akhwat tadi, dan diproses melalui 'guru' mereka masing2 untuk ta'aruf.
pertanyaan saya, apakah kejadian 7 tahun itu perlu diceritakan si akhwat kpd 'guru' ny?
mohon jawabannya..
syukron.
wassalam.