Blog Kajian Muslimah






Monday, February 06, 2006
Istri sebagai Pembelajar
Innalhamdalillah Nahmaduhu wanasta`inuhu wanastagfiruhu wanaudzubillahiminsyuruuri Anfusina waminsyayyiaati `amalina Manyyahdillah falaamudillalah wamanyudlilfalahadiyalahu.

Segala puji bagi ALlah yang masih memberikan kita nikmat iman dan islam serta nikmat umur sehingga hingga saat ini kita masih diberi kesempatan untuk tttp berakstivitas dan berbuat sesuatu untuk bekal kita di akhirat nanti.Insya Allah.Pemateri kita kali ini Ustadz Adi Junjunan Mustafa dr Jepang...

Assalaamu'alaikum wa rahmat Allah wa barakatuh.
alhamdulillah, wash shalaatu wassalaamu alaa Rasulillah wa ba'du

Kajian kita bertema "Istri sbg Pembelajar"
4 rangkaian kajian ttg posisi istri ini
3 yang lainnya adalah: sebagai Kekasih, sebagai Mitra dan sebagai Pendidik. Tema2 ini saya buat sebagai bahan renungan para suami sebetulnya, tapi di dalamnya insya Allah ada bahan bermanfaat buat para muslimah,setidaknya jadi bahan dialog dengan para suami atau bagi yang belum menikah, jadi bahan perenungan buat memilih calon suami kelak.
Allah swt berfirman, yang artinya:

" Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah Nabimu). Sesungguhnya Allah Mahalembut lagi Maha Melihat.
(al Quran, surat Al Ahzab:34)"

Yang diajak berdialog pada ayat di atas adalah para istri Nabi Muhammad saw.
Akan tetapi pelajarannya bisa dipetik oleh para perempuan muslimah, sebab pelajaran (‘ibroh) sebuah ayat itu tidak hanya terbatas pada sebab turunnya.


Menarik sekali, Nabi saw sebagai suami yang menjadi pembimbing atau murabbi para istrinya, tidak disebutkan secara eksplisit pada ayat ini (kalimat ayat ini berbentuk pasif, ketika menyebut "yang dibacakan di rumahmu").
Seolah dimaksudkan dengan cara pengungkapan ini, bahwa para istri Nabi menjalani proses pembelajaran aktif terhadap dua sumber utama ilmu dan hikmah, yaitu al Qur’an dan as Sunnah.
Tersirat juga dari ayat ini, bahwa peran suami dalam proses ini adalah membangkitkan kekuatan self-learning para istri mereka.

Penyebutan dua sifat Allah swt yang senantiasa Mahalembut (lathiifan) dan Maha Melihat (khabiiran) pada akhir ayat menjadi muatan aqidah dalam proses pembelajaran seorang istri muslimah. Kelembutan dan pengawasan yang menjadi warna proses pembelajaran ini.

Perempuan dalam fitrahnya adalah sosok makhluk yang lembut. Kerenanya instrument kejiwaan perempuan lebih mudah disentuh dengan sensasi atau kejadian emosional.Perhatikanlah sosok perempuan seteguh Ratu negeri Saba saja tersentuh instrument emosionalnya melalui sepucuk surat berhiaskan "BismilLaah ar Rahmaani ar Rahiimi" dari Nabi Sulaiman as.

Ratu Saba mengapresiasi surat ini dengan ungkapan, "Sebuah surat yang mulia telah dilayangkan kepadaku". Dengan diawali sentuhan emosional inilah, surat itu menyampaikan seruan da'wah ke dalam Islam (QS. an Naml:28-31).

Sang Ratu pun menimbang ajakan Islam dari Nabi Sulaiman melalui musyawarah dengan para menterinya. Karena sifat lembutnya pula dia menghindari pertumpahan darah dan dengan penuh kesadaran menerima Islam, tunduk patuh kepada Allah SWT.
(kisah Ratu Saba menunjukkan bahwa muslimah punya kompetensi berkiprah di ruang publik ... tapi ini di luar konteks kajian siang ini)

Sikap memberikan perhatian serta pengawasan (khabiiran) juga mesti diperhatikan dalam bimbingan terhadap para istri. Kita tidak meragukan kelembutan dan kasih sayang Nabi saw dalam membina para istrinya. Betapa beliau senantiasa berwajah manis dalam keseharian di rumah bersama para istrinya. Akan tetapi sikap lembut ini tetap berada dalam kerangka kebenaran dan kerangka da’wah.

Dalam beberapa kasus, al Quran memberikan pengarahan kepada Nabi untuk bersikap tegas dalam membina kepribadian istri. Perhatikan ayat ke-28 dari surat al Ahzab ini:
"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, jika kalian menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepada kalian mut'ah (pemberian kepada perempuan yang diceraikan sesuai kesanggupan suami) dan aku ceraikan kalian dengan cara yang baik."

Kemudian ditegaskan bahwa ciri utama kematangan kepribadian istri ini adalah ketika keridhaan Allah, kesesuaian langkah dengan ajaran ar-Rasul dan kehidupan akhirat menjadi orientasi kehidupan.

(ayat ke-29).(bagi yang telat silakan kontak moderator atau akhwat lain, supaya dapat bahan dari awal dan nyambung mengkajinya)
Sesungguhnya sikap tegas suami ini dilandasi dengan tanggungjawab besar sebagai kepala keluarga untuk menjaga diri dan keluarganya dari kesengsaraan siksa api neraka di akhirat kelak. "Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu..." (QS. at Tahriim:6)

Pembangunan pribadi istri muslimah lewat proses pembelajaran Quraniy dan hikmah sunnah Nabi ini sangat diperlukan untuk menyongsong berbagai tugas kehidupan yang mesti dipikul komunitas muslimah.
Setelah mengarahkan para istri Nabi dengan proses self-learning di ayat ke-34 surat al Ahzab, al Quran melanjutkan pengarahan kepada seluruh muslimin dan mu’minin dalam ayat ke-35 untuk bahu membahu menegakkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan, yang terangkum dalam sikap ta’at, bersifat shiddiq (jujur dan benar), bersabar, bersikap khusyu’, bersedekah, berpuasa, menjaga kehormatan dan berzikir kepada Allah swt.
Kemudian menutup kesempurnaan kepribadian ini dengan totalitas ketundukan kepada ketetapan Allah dan RasulNya dalam seluruh aspek kehidupan (ayat ke-36).
(sekali lagi silakan membuka mushaf, bagi yang memungkinkan, sehingga bisa membaca ayat2 di atas lebih tenang)

Dalam asbab nuzul ayat ke-35, diantaranya melalui riwayat at Tirmidzi, disebutkan bahwa Ummu ‘Imarah, seorang shahabiyah Anshar, datang kepada Nabi saw. dan mengatakan: "Kami tidak menemukan pengarahan dalam al Quran kecuali untuk kaum laki-laki; Dan kami tidak mendapatkan kaum perempuan disebutkan di dalamnya."Maka turunlah ayat ini.

Ada juga sebab yang diriwayatkan Ibnu Sa’ad dari Qatadah, sebagian shahabiyah menanyakan mengapa ayat-ayat di atas hanya turun kepada para istri Nabi. Kalau saja pada kami ada kebaikan, tentu kami pun akan disebutkan dalam ayat al Quran, begitu kata para shahabiyah; Maka turunlah ayat ini.
Maka utuhlah kita melihat bagaimana Islam menjadikan proses pembelajaran para istri muslimah ini dalam membangun kekuatan umat secara utuh.

Di dalamnya terdapat komunitas muslimah yang tak pernah mau ketinggalan dari kaum laki-laki dalam berbuat kebajikan di tengah masyarakatnya.
Demikianlah keutuhan pembinaan kepribadian muslimah di rumah berpaut erat dengan kontribusi kebaikan mereka di tengah masyarakatnya.

Para istri Nabi yang menjadi ummahatul mu’minin (ibu orang-orang beriman) menjadi contoh teladan bagaimana istri muslimah berkiprah dalam berbagai aspek kebaikan.
Di antara mereka ada yang menonjol dengan ketekunan ibadahnya, dengan kecintaannya kepada orang miskin, dengan keberhasilannya mendidik anak-anak, dengan ketekunannya menimba ilmu pengetahuan, hingga keikutsertaan aktif dalam kancah da’wah dan sosial-politik.

Ke arah ini pula para istri muslimah dikembangkan kepribadiannya sesuai dengan potensi masing-masing.
bahwa kajian ini ada dalam rangkaian 4 kajian posisi istri
tiga yang lainnya: sbg Kekasih, sbg Mitra dan sbg Pendidik.

---------------
Beberapa pertanyaan dari peserta kajian :

Pertanyaan ke 1
---------------------
Assalamu`alaikum wr wb. Bagaimana Hukumnya seorang ibu yang berkeluh kesah trus. tanpa dia sadari mengucapkan kalimat itu? ibadahnya makruh atau bagaimana?

Jawaban
----------
Bismillah.
...
memang sifat keluh kesah itu melekat pada manusia, manakala ia kurang kuat dalam berdzikir
dzikir di sini, artinya mengingat Allah, mengingat bahwa semua aktifitas itu semata dalam rangka beribadah
sifat keluh kesah manusia ini digambarkan di surat al Ma'arij
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir" (QS. 70:19)
"Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah" (QS. 70:20)
"dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir"(QS. 70:21)
"kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat"(QS. 70:22)
yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, (QS. 70:23) "
coba perhatikan, ternyata yang terhindar dari berkeluh kesah itu yang sholatnya dawam (kontinyu)
jadi sifat keluh kesah erat kaitannya dengan kekhusyuan hati, nah, gimana hukumnya ...
paling rendah adalah makruh, perbuatan yang tidak disukai
yang jadi masalah adalah gmn supaya tidak berkeluh kesah ... dalam kaitan kajian kita, di sinilah perlunya para muslimah dan ummahat terus memperdalam ilmu keislaman, khususnya yang terkait tugas2 nya.

Pertanyaan ke 2
---------------------
Bagaimana cara menghadapi suami yang agak membatasi ruang gerak istri, termasuk dlm mendapatkan ilmu dan wawasan dari 'dunia luar' ? dan apa saja adab2 seorg istri bila dia harus beraktivitas atau bekerja di luar rumah? Afwan kalo pertanyaannya klise :D

Jawaban
------------
ketaatan istri kepada suami itu menjadi salah satu ajaran utama dalam berumahtangga
bahkan kalau istri itu membuat suami ridha ... jaminannya adalah surga
hanya saja ketaatan kepada suami itu tidak boleh melanggar ketaatan kepada Allah
"tak ada ketaatan kepada makhluq, li ma'shiyati al khaaliq"
makanya dalam kasus di atas, sang istri bisa membuka dialog sama suaminya
bicarakan baik2 ... cari moment yang pas utk mengutarakan apa yang sang istri inginkan
kalau masalah bekerja di luar. yang perlu diingat, mencari nafkah itu tidak merupakan kewajiban istri, tapi tugas suami. kedua, kalau memang mesti kerja karena memang ada kebutuhan yang tidak bisa dihindari, maka tempat kerja mesti terhindar dari percampurbauran dengan lelaki ... sang istri juga mesti berlaku sopan dan menutup auratnya.

Pertanyaan Ke 3
-----------------
Msh ada hub dgn pertanyaan pertama soal yg berkeluh kesah.Sering sy lihat, ibu2 yg aktif di pengajian pun berkeluh kesah hal yg sama. Padahal dzikir sering mereka lakukan, tetapi kesehariannya tetap tidak berubah. Kalo seperti itu bagaimana ya? Apanya yg salah, pdhl mreka jg belajar di pengajian? Apa yg kira2 qta bisa lakukan?

Jawaban
-------------
ya ... manusia itu kan memang punya kelemahan.hanya saja, sebetulnya masalah mengeluh selain terkait dengan kekuatan ruhiyyah, juga dengan keterampilan komunikasi,sebetulnya keluhan itu bisa di-switch jadi komunikasi
misalnya dari pada bilang "aduuuuh, kok meja makan ini berantakan!"kan bisa bilang "anak-anak, kalau makannya rapi, bunda akan senang sekali ... mungkin nanti bunda kasih hadiah ... "
mungkin juga keluh kesah ini karena sang istri memendam masalah di dada,enggak pernah dikeluarin scr sistematis ... jadi pas keluar meledak jadi keluhan, marah atau malah ... nangis,jadi mesti ada keterampilan komunikasi ... sama suami juga mesti pinter komunikasi.
kalo qta-nya sbg org luar, apa yg hrs qta lakukan thd ibu yg spt itu?
ya nasihati lah ... ajak ngobrol, mungkin saja memang ada masalah yang belum terpecahkan pada dirinya.jadi bisa ditelusuri, apa akar masalahnya.

Pertanyaan ke 4.
---------------------
gimana kalau suami memang belum sanggup untuk menafkahi keluarga, sementara kesempatan rejeki ada di istri?

Jawaban
------------
jadi memang ada beberapa syarat yang membolehkan istri bekerja, salah satunya bila suami tidak cukup penghasilannya,bener2 enggak cukup ya, sebab kalau pengeluaran RT banyak pada hal2 yang enggak perlu, ada evaluasi lain. nah, untuk kasus seperti ini, istri boleh bekerja, tapi syaratnya udah saya sampaikan di atas, suasana tempat kerja, kesopanan muslimah tsb dll,juga kondisi ini darurat, suaminya mesti "mikir" jangan sampai kondisi ini berlanjut terus.

pertanyaan ke 5:
---------------
hmmm....kalau suasana tempat kerja tdk memenuhi syarat seperti di atas, tetapi suami sangat mengenal person masing2, terutama laki2nya bagaimana ?

Jawaban:
-------------
hmm ... yang pasti mesti dipenuhi adab berinteraksi perempuan dan laki-laki
bahwa suami mengenal laki2 di tempat kerja ... dan para lelaki itu memang dikenal baik akhlak islam-nya, tentu jjadi suasana yang cukup baik,tapi sekali lagi ... para muslimah mesti tetap menjaga adab bergaul
saya ingat ayat berikut:
"Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk 1214 dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya 1215, dan ucapkanlah perkataan yang baik," (QS. 33:32)
Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) menikahi isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. (QS. 33:53)
itu adalah ayat2 yang Allah ajarkan dalam kaitan interaksi para istri Nabi dengan para sahabat Nabi
kita pasti tahu kalau para sahabat itu orang2 sholih,tetapi demikianlah adab2 yang Allah ajarkan
sebab kita tidak tahu setan itu akan masuk menggoda dari pintu mana.
tambahan keterangan dari ayat ke 32 surat al Ahzab
Yang dimaksud dengan "tunduk" di sini ialah berbicara dengan sikap yang menimbulkan keberanian orang bertindak yang tidak baik terhadap mereka.
Yang dimaksud dengan "dalam hati mereka ada penyakit" ialah orang yang mempunyai niat berbuat serong terhadap wanita, seperti melakukan zina.

Pertanyaan Ke 6
-----------------------
Gini ustadz, mau nanya.. persiapan kita yang masih single agar dpt berperan sebagai "istri sebagai pembelajar" itu spt apa yah? Persiapan yg udah dilakukan sekarang ini baru membaca buku tarbiyatul awlad nya Abd Nasih Ulwan. Apakah ada rujukan lain yg ustadz sarankan? lebih baik kan kalau kita banyak baca dulu selagi masih single gini?

Jawaban:
--------------
sebetulnya kaidah menambah pengetahuan buat muslimah dan pria muslim itu sama
ilmu2 yang dibutuhkan untuk menjalankan kewajibannya, baik ibadah mahdah (ritual) atau bukan mahdah, juga wajib dituntut,nah untuk kaitan kerumahtanggaan, ilmu2 yang mesti dimiliki muslimah itu banyak lho ...
masalah kesehatan praktis, psikologi praktis, komunikasi, ekonomi praktis (ada kan buku ekonomi RT muslim)
sampai ilmu2 umum yang dipelajari anak2 di sekolah prinsipnya seorang ibu (or calon ibu) mesti menguasai
nah tentu saja untuk ini perlu perlu sistematis dalam belajarnya,juga ketika sudah menikah, belajar itu tak boleh berhenti

Pertanyaan ke 7:
-----------------------
seperti apa sih istri pembelajar itu? apakah parameternya? apa ilmunya lebih mendalam dibanding sebelum nikah? atau lebih shalihat atau apa?

Jawaban:
-------------
Setelah mengarahkan para istri Nabi dengan proses self-learning di ayat ke-34 surat al Ahzab, al Quran melanjutkan pengarahan kepada seluruh muslimin dan mu’minin dalam ayat ke-35 untuk bahu membahu menegakkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan, yang terangkum dalam sikap ta’at, bersifat shiddiq (jujur dan benar), bersabar, bersikap khusyu’, bersedekah, berpuasa, menjaga kehormatan dan berzikir kepada Allah swt.

"Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah Nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui". (QS. 33:34)
"laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar". (QS. 33:35)

"Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata". (QS. 33:36)

Jadi parameter keberhasilan muslimah pembelajar itu adalah makin melekatnya akhlak mulia sebagaimana disebutkan pada ayat2 si atas,yang pasti para muslimah ini makin taat kepada Allah dan Rasul ...
tentu saja di rumah makin mantap menjalankan fungsinya sebagai istri dan ibu bagi anak2nya
mungkin ini ya ... normatif sih, tapi saya yakin akhwat filLaahi bisa menjabarkan praktis2nya
posted by nora @ Permalink 、2:05 PM  
2 Comments:
  • At 4:14 AM, Anonymous Anonymous said…

    Very nice site! »

     
  • At 10:37 PM, Anonymous Anonymous said…

    Good Blog,,,thank's

     
Post a Comment
<< Home
 
 

Search

Tentang Kami
Indonesian Muslim Blogger
Divisi Kewanitaan IMB


    Room Kajian Muslimah ini merupakan program Divisi Kewanitaan IMB. Insya Alloh diselenggarakan sepekan dua kali, setiap Senin dan Kamis pukul 13.00 - 15.00 WIB

    Selengkapnya tentang kami
Materi Mutakhir
Arsip
Indonesian Bloggers Condemn Israel


Silaturahim

    by wdcreezz.com

    Name

    Email/URL

    Message

Link
Designed-By

Visit Me Klik It
Credite
15n41n1