Syirik Besar
Pemateri: Ustz. Septina (id: septina_h)
*disampaikan di Kajian Muslimah Online, Kamis, 18 Jan 2007
modi_ica: insya Allah tausyiah hr ini akan disampaikan oleh Mbak Septi
modi_ica: yuk kita siapkan hati dan pikiran kita untuk menerima tausyiah dr beliau
modi_ica: tafaddol mba Septi
ustz. Septi: InsyaALlah kali ini saya akan sharing mengenai SYIRIK BESAR
ustz. Septi: bisa langsung mulai aja ya
ustz. Septi: Syirik adalah menjadikan sesuatu sebagai sekutu Allah dalam hal-hal yang merupakan hak murni Allah
ustz. Septi: Seperti menjadikan tuhan atau beberapa tuhan selam Allah yang disembah, ditaati, dimintai pertolongan, dicmtai atau lairinya. Semua mi tidak ada yang berhak mendapatkannya selain Allah.
ustz. Septi: Itulah syirik akbar (besar) yang mengakibatkan tertolaknya amal shalih bahkan amal apa saja
ustz. Septi: karena syarat pertama diterimanya amal dan dinyatakan shalth adalah harus ikhlas karena Allah semata
ustz. Septi: sebagaimana firman Allah:
ustz. Septi: “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya
ustz. Septi: maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang dalam beribadat kepada Tuhannya”. (QS. Al-Kahfi: 110)
ustz. Septi: Syirik adalah dosa yang tidak terampun
ustz. Septi: Allah SWT berfirman
ustz. Septi: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya (QS. An-Nisa’ : 48 dan 116)
ustz. Septi: Surga diharamkan bagi orang yang menyekutukan Allah (musyrik),
ustz. Septi: ), sedangkan neraka adalah tempat kembali dan tempat menetapnya.
ustz. Septi: . Allah berfirman :
ustz. Septi: “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
ustz. Septi: maka pasti Allah haramkan kepadanya surga, dan tempatnya di neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim seorang pun penolong”. (al-Maidah: 72)
ustz. Septi: MACAM-MACAM SYIRIK
ustz. Septi: Syirik ada dua macam; yaitu:
ustz. Septi: 1. Syirik Akbar (besar).
ustz. Septi: Syirik Akbar yaitu syirik yang tidak diampuni Allah dan tidak menyebabkan pelakunya masuk ke dalam surga selamanya.
ustz. Septi: 2. Syirik Ashghar (kecil).
ustz. Septi: Syirik Ashghar termasuk dosa besar, pelaku dan yang terus menerus melakukannya dikhawatirkan mati dalam kondisi kafir, jika tidak segera mendapatkan rahmat Allah untuk bertaubat sebelum meninggal.
ustz. Septi: Syirik Akbar ada dua macam:
ustz. Septi: 1. Jelas dan Terang (zhahi run jaliyyun).
nova_duri_riau:
ustz. Septi: Termasuk syi rik akbar dan zhahir adalah menyembah satu atau beberapa tuhan disamping menyembah Allah, baik tuhan itu berupa:
ustz. Septi: 1. Benda angkasa; seperti: matahari dan bulan, atau
ustz. Septi: 2. Benda mati; seperti: patung dan batu, atau
ustz. Septi: 3. Binatang; seperti: sapi dan anak sapi, atau
ustz. Septi: 4. Manusia; seperti: orang-orang yang menyembah Fir’ aun dan semacamnya,
ustz. Septi: yaitu: penguasa-penguasa yang mengaku atau diaku sebagai tuhan dan mendapatkan orang-orang yang membenarkannya.
ustz. Septi: Demikian juga orang-orang yang menyembah Budha atau Isa bin Maryam ‘alaihis-salam, atau juga tuhan itu berupa
ustz. Septi: 5. Makhluk gaib; seperti: jin, setan dan malaikat. Tuhan-tuhan mi memiliki para penyembah dan berbagai bangsa.
ustz. Septi: 2. Tersembunyi dan Tersamar (bathinun khafiyyun).
ustz. Septi: 1. Berdo’a dan Memohon Pertolongan kepada Orang Mati. Syirik akbar ada juga yang tersamar, tidak jelas bagi kebanyakan manusia.
ustz. Septi: Termasuk dalam syirik ini adalah: berdo’a kepada orang mati, dan orang-orang yang telah terkubur dan kalangan orang-orang yang memiliki cungkup dan orang-orang yang memiliki maqam,
ustz. Septi: , juga meminta pertolongan dan pemenuhan hajat kepada mereka, seperti: penyembuhan orang sakit, kelapangan dan kesulitan, bantuan kepada yang sangat membutuhkan, kemenangan atas musuh, dan hal-hal lain yang tidak memiliki kemampuan atasnya selam Allah.
ustz. Septi: Termasuk juga keyakinan bahwa mereka mampu memberikan manfaat atau menimpakan madharat (bahaya). Syirik seperti ini adalah pangkal dan dasar syirik alam, sebagaimana dikatakan Ibnul Qayyim rahimahullah.
ustz. Septi: Penyebab tidak jelasnya syirik ini adalah manusia tidak menganggap do’a, meminta pertolongan, dan meminta bantuan kepada orang- orang yang telah dikubur sebagai ibadah
ustz. Septi: . Mereka mengira bahwa ibadah hanya terbatas pada ruku’, sujud, shalat, puasa dan semacamnya. Padahal, ruh ibadah -sebagaimana telah kami sebutkan- adalah do’a,
ustz. Septi: sebagaimana tersebut dalam hadits:
ustz. Septi: “Do’a adalah ibadah”. (HR.
ustz. Septi: Hadits ini memang shahih, diriwayatkan oleh Ibnul Mubarak, at-Thayalisi, Ahmad, Bukhari di dalam Adab al-Mufrad, Abu Daud, at- Tirmidzi, an-Nasa-i dalam as-Sunan al-Kubra, Ibnu Majah, Ibnu Jarir, Ibnu Hibban, at-Thabrard dalam al-Mu’jam as-Shaghir, Al Hakim dan lainnya. (lihat: an-Nahjus-Sadid fi ta
ustz. Septi: Mereka berkata: “Kami tidak meyakini bahwa mayit tempat kami memohon dan meminta bantuan sebagai sembahan atau tuhan,
ustz. Septi: , justru kami meyakini bahwa mereka adalah makhluk seperti kita, akan tetapi mereka adalah perantara antara kami dengan Allah dan pemberi syafa’at di sisi-Nya.
ustz. Septi: Alasan ini muncul karena ketidaktahuan mereka tentang Allah.
ustz. Septi: Mereka mengira Allah seperti raja tiran dan penguasa kejam, tidak mungkin dicapai kecuali lewat perantara dan pemberi syafa’at.
ustz. Septi: . Ini persis seperti asumsi yang menjerumuskan orang-orang yang menyekutukan Allah pada zarnan dahulu, saat mengatakan:
ustz. Septi: “Kami tidak men yembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. (QS. Az-Zumar : 3)
ustz. Septi: “Mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfa’atan, dan mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah”. (Yunus : 18).
ustz. Septi: 2. Menjadikan selain Allah sebagai Pemilik Hak Membuat Syari’at (Hak Legislatif)
ustz. Septi: Termasuk syirik akbar yang tersamar bagi sebagian besar manusia adalah menjadikan selam Allah sebagai pemilik hak membuat syari’at (hak legislatzj) atau menjadikan selain Allah sebagai pembuat hukum.
ustz. Septi: Dengan bahasa lain, pemberian wewenang membuat perundang-undangan secara absolut oleh sebagian manusia kepada individu atau kelompok, baik untuk kepentingan mereka atau orang lain.
ustz. Septi: Dengan hak itu mereka:
ustz. Septi: a. Menghalalkan dan mengharamkan sesuai dengan yang mereka kehendaki.
ustz. Septi: Yang memilild hak pens yari’atan (legislatif~ terhadap makhluk-Nya hanyalah Allah, sebab Dia-Jah Yang Menciptakan, Memberi rizki, dan Memenuhi mereka dengan berbagai kenikmatan, baik lahir ataupun batin,
ustz. Septi: , Sebagai konsekwensinya, Dia-lah yang memiliki hal untuk membebani, memerintah, malarang, menghalal-
ustz. Septi: karena Dia adalah Rabb (Pencipta), Malik (Raja), dan Illah (Tuhan sembahan) manusia. Tidak seorangpun selain Dia yang memiliki Rububiyyah (sifat Mahamenciptakan), Mulkiyyah (sifat Maharnenguasai)
ustz. Septi: dan Llluhiyyah (sifat ketuhanan untuk disembah)~ sebagaimana yang Dia miliki. Jika demikian halnya, lalu dan mana hak pembuatan syari’at dan hukum itu mereka miliki?
ustz. Septi: Dunia adalah kerajaan Allah, dan seluruh manusia di alam semesta mi adalah hamba dan rakyat-Nya, Dia- lah Pemimpin dan Pemerintah (Penguasa) kerajaan ini. Karena itu, adalah menjadi milik-Nya hak membuat hukum, undang-undang, mengharamkan dan meng- halalkan, dan adalah keharusan bagi rakyat untuk mendengar dan mentaati-Nya.
ustz. Septi: Jika ada sebagian rakyat mengklaim (mengaku) bahwa ada seseorang dalam kerajaan Allah ini yang memiliki hak memerintah, melarang, menghalalkan, mengharamkan, membuat hukum dan perundang- undangan tanpa izin
ustz. Septi: dan Pemimpin atau Penguasa kerajaan berarti ia telah menjadikan seseorang itu sebagai sekutu Allah dalam kerajaan, melawan-Nya dalam kekuasaan kepemimpinan-Nya dan kekhususan- Nya dalam pemerintahan.
ustz. Septi: Karena itu al-Qur’an memvonis Ahli Kitab dengan syirik dan menamakan mereka sebagai musyrikin, sebab mereka memberikan hak pembuatan syari’at kepada pendeta dan rahib, lalu mereka mentaati apa yang mereka halalkan atau haramkan. Al-Qur’an men- sejajarkan hal ini dengan penyembahan mereka terhadap al-Masth bin Maryam. Allah berfirm
ustz. Septi: “Mereka menjadikan orang-orang ‘alimnya,dan rahib- rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Maha Suci Allah dan apa yang mereka persekutukan”. (QS. At-Taubah : 31)
ustz. Septi: Rasulullah saw telah menjelaskan pengertian ayat ini kepada ‘Adiy bin Hatim ath-Tha’i, seorang Nasrani pada zaman jahiliyyah. Setelah memeluk Islam, ia memasuki rumah Rasulullah saw ketika beliau sedang membaca ayat di atas. Mendengar bacaan itu ‘Adiy berkata: “Mereka tidak menyembah para pendeta dan rahib?” Rasulullah saw ber
ustz. Septi: “Betul.. Sesungguhnya mereka mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram, lalu mereka mengikutinya, itulah penyembahan kepada mereka (HR. at-Tirrnidzi, Ahmad dan Ibnu Jarir)
ustz. Septi: Ayat dan tafsirnya dan hadits Rasulullah saw ini menunjukkan bahwa siapa saja yang taat kepada selain Allah dalam bermaksiat atau mengikutinya dalam hal yang tidak diijinkan Allah, berarti telah menjadikannya sebagai Rabb dan Ma’bud (sembahan), serta menjadikannya.sebagai sekutu Allah
ustz. Septi: alhamdulillah, materinya sudah selesai
modi_ica: alhmdulillah
modi_ica: syukran jazakillah khair mba Septi
** sesi Tanya-jawab **
#1
ukhti_ade: kalo zodiak? syirik juga kan
ustz. Septi: zodiak itu termasuk syirik
ustz. Septi: karena
ustz. Septi: yang membuatnya
ustz. Septi: sedangkan peramal peramal itu semua nya memakai media jin untuk membantu kesuksesan ramalannya
ustz. Septi: begitu ukh ade (id adetomboy)
#2
ukhti_novi: apakah riya termasuk syirik kecil mba? riya terhadap ilmu, harta bahkan iman pun terkadang disombongkan.... gimana?
ustz. Septi: ya riya juga termasuk katagori syirik
ukhti_rahma: oh ya boleh nambahin nda?
ukhti_rahma: salah satu syirik yang samar, terkadang tanpa sadar kita sendiri melakukannya
ukhti_rahma: misalkan begini...
ukhti_rahma: untung ada ane...
ukhti_rahma: misalkan temen kita punya masalah terus kita bantu
ukhti_rahma: kemudian kita bilang, untuk da ane jadi antum bisa tertolong
ukhti_rahma: itu juga termasuk syirik
ukhti_rahma: sohati-hati ya ukh...
ukhti_rahma: kemudian kita bilang, untuk da ane jadi antum bisa tertolong<
#3
ukhti_ade: mmmmm trus kenapa zodiak kok ditempel dimajalah2 yang mungkin saja dibaca dan dikonsumsi oleh semua orang termasuk muslim......bahkan anak2
ukhti_ade: nah itu gimana supaya ga menyebar..
ustz. Septi: itulah yang dilakukan orang orang yang hendak menghancurkan akidah umat islam
ustz. Septi: orang orang yang ingin menghancurkan islam,
ustz. Septi: makanya mereka mengambil jalur aman
ustz. Septi: dengan cara cara yang tidak di sadari oleh umat Islam
ustz. Septi: dan yang paling dahsyat itu adalah media TV, media massa
ustz. Septi: di media massa terutama majalah2 remaja
ustz. Septi: masyaAllah....kita sulit sekali menghalangi laju informasi yang saat ini amat sangat menghancurkan umat Islam terutama remaja muslim kita
ustz. Septi: gimana ukh ade ...cukup ya
#4
ukhti_nayla: kalo misal percaya adat tuh sama aja syirik kan? Trus gmn cara ngatasinnya
ustz. Septi: untuk ukh nayla
ustz. Septi: adat itu menurut saya tidak juga semuanya salah, cuma memang harus pilih2 sekali...mana yang kira2 memang berpotensi syirik
ustz. Septi: seperti ada upacara 3 hari, 7 hari dst pada saat ada keluarga kita yang meninggal
ustz. Septi: kan Rasul tidak mencontohkan
ustz. Septi: yang di contohkan adalah, kita menghibur orang yang kesusahan itu
ustz. Septi: nah....mengadakan pengajian itu yang tidak di contohkan rasul
ustz. Septi: karena yg di contohkan itu kita daatang untuk menghibur, membantu kalau ada kesulitan keluarga yg ditinggal
ukhti_rahma: tapi mbak septi boleh ana punya pendapat lain?
ustz. Septi: silahkan
ukhti_rahma: tahlilan, mendoakan orang mati...
ukhti_rahma: itu ada sejarahnya
ukhti_rahma: dulu waktu indonesia masih hindu
ukhti_rahma: setiap orang yang meninggal diadakan pesta 7 hari 7 malam
ukhti_rahma: tujuannya sama menghibur yang ditinggalkan, walau caranya mungkar
ukhti_rahma: supaya yang ditinggalkan tidak kesepian
ukhti_rahma: nah...oleh wali songo
ukhti_rahma: kebiasaan itu diubah, yang tadinya kebiasaan pesta jadi kebiasaan bertasbih, mengucapkan asma'ul husna, bertahlil
ukhti_rahma: tujuannya sama daripafda diisi pesta lebih baik mengagungkan asma 4WI
ukhti_rahma: tapi sepeninggal wali songo, kebiasaan itu berubah oleh masyarakat
ukhti_rahma: kebiasaan itu dianggap suatu hal yang wajib dilakukan
ustz. Septi: yup...saya akan menuju ke pernyataan ukh rahma juga sebenarnya...jazakillah sdh dilanjutkan
ukhti_rahma: si empunya rumah harus memberikan makanan bahkan sampai rokok...
ustz. Septi: jadi menurut saya...kita harus pandai2 memilih
ukhti_rahma: itu yang harus diluruskan
ukhti_rahma: tahlil itu boleh, tidak dilarang
ukhti_rahma: tapi mewajibkan mengadakan tahlil setiap ada yang meninggal...itu tidak disunahkan
modi_ica: caranya mungkin dek Rahma yg mba Septi sebut bukan tahlilnya
ustz. Septi: ya
ustz. Septi: menurut saya, kita yang harus pandai menyiasati setiap adat itu agar menjadi sebuah acara yang bermanfaat, tidak mubah atau bahkan haram
#5
ukhti_dikoe: bagi org2 yg bisa melihat masa depan..bknnya itu gift dr Allah?
ustz. Septi: zaman sekarang ini sdh tidak ada lagi org2 yg di beri kelebihan seperti itu
ustz. Septi: Seingat saya, karomah itu terakhir di tutup oleh Allah dizaman sahabat nabi setelah nabi wafat. Kalau mukjizat di tutup hanya sampai nabi saja
ustz. Septi: setelah itu yg ada hanya pengaruh jin yang menguasai manusia
ustz. Septi: atau manusia yg belajar untuk bisa meramal
ukhti_dikoe: apa ada di al-qur'an atau hadist bhw itu hanya diberikan pada para nabi dan rasul?
ukhti_dikoe: temenku sih awalnya men-deny yah
ukhti_dikoe: jd dia bs melihat kilasan2 gbr ttg hidup kita gtu in the past n future
ukhti_dikoe: awalnya dia ga mau liat
ukhti_dikoe: yah mungkin dia takut syirik jg kli ye
ustz. Septi: coba saja teman nya untuk sholat taubat
ustz. Septi: insyaAllah hilang
ustz. Septi: tapi sholat taubatnya enggak sekali aja
ustz. Septi: dan itu taubatan nashuha
ustz. Septi: soalnya pengalaman saudara dekat saya juga begitu
ustz. Septi: setelah sholat taubat
ustz. Septi: alhamdulillah hilang
ukhti_dikoe: apa ada di alqur'am atau hadist mba?
ukhti_dikoe: bahwa itu hanya diberikan pd nabi dan rasul?
ukhti_dikoe: bhw memang sudah tdk ada lg yg diberi gift spt itu oleh Allah?
ukhti_dikoe: i really need to know
ustz. Septi: seingat saya ada, cuma saya lupa...afwan
ustz. Septi: mungkin ada teman lain yg lebih tau
ustz. Septi: afwan kalau jawabannya kurang memuaskan
**
modi_ica: sudah jam 16.45 disini sebentar lg maghrib , kita tutup ya kajian kita kali ini
modi_ica: syukran khairan katsiro mba Septi
modi_ica: kita tutup kajian ini dengan hamdalah
modi_ica: istigfar dan doa akhir majlis
modi_ica: afwan minkum jika ada kesalahan dan kekurangan selama memandu acara ini
modi_ica: mudah2n kita bisa ketemu lg di kamus hr senin depan
**
Artikel seutuhnya sbb:
Syirik adalah menjadikan sesuatu sebagai sekutu Allah dalam hal-hal yang merupakan hak murni Allah. Seperti menjadikan tuhan atau beberapa tuhan selam Allah yang disembah, ditaati, dimintai pertolongan, dicmtai atau lairinya. Semua mi tidak ada yang berhak mendapatkannya selain Allah.
Itulah syirik akbar (besar) yang mengakibatkan tertolaknya amal shalih bahkan amal apa saja, karena syarat pertama diterimanya amal dan dinyatakan shalth adalah harus ikhlas karena Allah semata sebagaimana firman Allah:
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang dalam beribadat kepada Tuhannya”. (QS. Al-Kahfi: 110)
Syirik adalah dosa yang tidak terampuni. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya (QS. An-Nisa’ : 48 dan 116)
Surga diharamkan bagi orang yang menyekutukan Allah (musyrik), sedangkan neraka adalah tempat kembali dan tempat menetapnya. Allah berfirman :
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah haramkan kepadanya surga, dan tempatnya di neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim seorang pun penolong”. (al-Maidah: 72)
MACAM-MACAM SYIRIK
Syirik ada dua macam; yaitu:
1. Syirik Akbar (besar).
2. Syirik Ashghar (kecil).
Syirik Akbar yaitu syirik yang tidak diampuni Allah dan tidak menyebabkan pelakunya masuk ke dalam surga selamanya.
Syirik Ashghar termasuk dosa besar, pelaku dan yang terus menerus melakukannya dikhawatirkan
SYIRIK AKBAR
Syirik Akbar ada dua macam:
1. Jelas dan Terang (zhahi run jaliyyun).
2. Tersembunyi dan Tersamar (bathinun khafiyyun).
A. Syirik Akbar yang Jelas dan Terang.
- Men yembah Tuhan selain Allah.
Termasuk syi rik akbar dan zhahir adalah menyembah satu atau beberapa tuhan disamping menyembah Allah, baik tuhan itu berupa:
1. Benda angkasa; seperti: matahari dan bulan, atau
2. Benda mati; seperti: patung dan batu, atau
3. Binatang; seperti: sapi dan anak sapi, atau
4. Manusia; seperti: orang-orang yang menyembah Fir’ aun dan semacamnya, yaitu: penguasa-penguasa yang mengaku atau diaku sebagai tuhan dan mendapatkan orang-orang yang membenarkannya. Demikian juga orang-orang yang menyembah Budha atau Isa bin Maryam ‘alaihis-salam, atau juga tuhan itu berupa
5. Makhluk gaib; seperti: jin, setan dan malaikat. Tuhan-tuhan mi memiliki para penyembah dan berbagai bangsa.
B. Syirik Akbar yang Tersamar.
1. Berdo’a dan Memohon Pertolongan kepada Orang Mati. Syirik akbar ada juga yang tersamar, tidak jelas bagi kebanyakan manusia.
Termasuk dalam syirik mi adalah: berdo’a kepada orang mali, dan orang-orang yang telah terkubur dan kalangan orang-orang yang memiliki cungkup dan orang-orang yang memiliki maqam, juga meminta pertolongan dan pemenuhan hajat kepada mereka, seperti: penyembuhan orang sakit, kelapangan dan kesulitan, bantuan kepada yang sangat membutuhkan, kemenangan atas musuh, dan hal-hal lain yang tidak memiliki kemampuan atasnya selam Allah. Termasuk juga keyakinan bahwa mereka mampu memberikan manfaat atau menimpakan madharat (bahaya). Syirik seperti mi adalah pangkal dan dasar syirik alam, sebagaimana dikatakan Ibnul Qayyim rahimahullah.
Penyebab tidak jelasnya syirik mi adalah manusia tidak menganggap do’a, meminta pertolongan, dan meminta bantuan kepada orang- orang yang telah dikubur sebagai ibadah. Mereka mengira bahwa ibadah hanya terbatas pada ruku’, sujud, shalat, puasa dan semacamnya. Padahal, ruh ibadah -sebagaimana telah kami sebutkan- adalah do’a, sebagaimana tersebut dalam hadits:
“Do’a adalah ibadah”. (HR. At-Tirmdzi, Ia berkata: ini hadits hasan shahih)
Hadits ini memang shahih, diriwayatkan oleh Ibnul Mubarak, at-Thayalisi, Ahmad, Bukhari di dalam Adab al-Mufrad, Abu Daud, at- Tirmidzi, an-Nasa-i dalam as-Sunan al-Kubra, Ibnu Majah, Ibnu Jarir, Ibnu Hibban, at-Thabrard dalam al-Mu’jam as-Shaghir, Al Hakim dan lainnya. (lihat: an-Nahjus-Sadid fi takhriji Ahaditsi Taisiril ‘Aziz, hal: 83.
Mereka berkata: “Kami tidak meyakini bahwa mayit tempat kami memohon dan meminta bantuan sebagai sembahan atau tuhan, justru kami meyakini bahwa mereka adalah makhluk seperti kita, akan tetapi mereka adalah perantara antara kami dengan Allah dan pemberi syafa’at di sisi-Nya.
Alasan mi muncul karena ketidaktahuan mereka tentang Allah. Mereka mengira Allah seperti raja tiran dan penguasa kejam, tidak mungkin dicapai kecuali lewat perantara dan pemberi syafa’at. Ini persis seperti asumsi yang menjerumuskan orang-orang yang menyekutukan Allah pada zarnan dahulu, saat mengatakan:
“Kami tidak men yembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. (QS. Az-Zumar : 3)
“Mereka men yembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfa’atan, dan mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah”. (Yunus : 18).
2. Menjadikan selain Allah sebagai Pemilik Hak Membuat Syari’at (Hak Legislatif)
Termasuk syirik akbar yang tersamar bagi sebagian besar manusia adalah menjadikan selam Allah sebagai pemilik hak membuat syari’at (hak legislatzj) atau menjadikan selain Allah sebagai pembuat hukum.
Dengan bahasa lain, pemberian wewenang membuat perundang-undangan secara absolut oleh sebagian manusia kepada individu atau kelompok, baik untuk kepentingan mereka atau orang lain.
Dengan hak itu mereka:
a. Menghalalkan dan mengharamkan sesuai dengan yang mereka kehendaki.
b. Mereka menetapkan berbagai sistem dan aturan sebagai undang-undang, atau
c. Menetapkan metodologi dan pola pikir, yang:
- Tidak diizinkan Allah.
- Bertolak belakang dengan syari’at-Nya. Lalu, orang lam mengikuti dan mentaati apa yang telah mereka tetapkan sebagai undang-undang, seakan- akan syari’at Tuhan, atau hukum langit yang harus ditaati dan tidak boleh dilanggar.
Yang memilild hak pens yari’atan (legislatif~ terhadap makhluk-Nya hanyalah Allah, sebab Dia-Jah Yang Menciptakan, Memberi rizki, dan Memenuhi mereka dengan berbagai kenikmatan, baik lahir ataupun batin, Sebagai konsekwensinya, Dia-lah yang memiliki hal untuk membebani, memerintah, malarang, menghalal- kan dan menghararnkan atas mereka, karena Dia adalah Rabb (Pencipta), Malik (Raja), dan Il~h (Tuhan sembahan) manusia. Tidak seorangpun selain Dia yang memiliki Rububiyyah (sifat Mahamenciptakan), Mulkiyyah (sifat Maharnenguasai) dan Llluhiyyah (sifat ketuhanan untuk disembah)~ sebagaimana yang Dia miliki. Jika demikian halnya, lalu dan mana hak pembuatan syari’at dan hukum itu mereka miliki?
Dunia adalah kerajaan Allah, dan seluruh manusia di alam semesta mi adalah hamba dan rakyat-Nya, Dia- lah Pemimpin dan Pemerintah (Penguasa) kerajaan mi. Karena itu, adalah menjadi rnilik-Nya hak membuat hukum, undang-undang, mengharamkan dan meng- halalkan, dan adalah keharusan bagi rakyat untuk mendengar dan mentaati-Nya.
Jika ada sebagian rakyat mengklaim (mengaku) bahwa ada seseor?ng dalam kerajaan Allah mi yang memiliki hak memerintah, melarang, menghalalkan, mengharamkan, membuat hukum dan perundang- undangan tanpa izin dan Pemimpin atau Penguasa kerajaanberarti ia telah menjadikan seseorang itu sebagai sekutu Allah dalam kerajaan, melawan-Nya dalam kekuasaan kepemimpman-Nya dan kekhususan- Nya dalam pemerintahan.
Karena itu al-Qur’an memvonis Ahli Kitab dengan syirik dan menamakan mereka sebagai musyrikin, sebab mereka memberikan hak pembuatan syari’at kepada pendeta dan rahib, lalu mereka mentaati apa yang mereka halalkan atau haramkan. Al-Qur’an men- sejajarkan hal mi dengan penyembahan mereka terhadap al-Masth bin Maryam. Allah berfirman:
“Mereka menjadikan orang-orang ‘alimnya,dan rahib- rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Mahia Suci Allah dan apa yang mereka persekutukan”. (QS. At-Taubah : 31)
Rasulullah saw telah menjelaskan pengertian ayat ini kepada ‘Adiy bin Hatim ath-Tha’i, seorang Nasrani pada zaman jahiliyyah. Setelah memeluk Islam, ia memasuki rumah Rasulullah saw ketika beliau sedang membaca ayat di atas. Mendengar bacaan itu ‘Adiy berkata: “Mereka tidak menyembah para pendeta dan rahib?” Rasulullah saw bersabda:
“Betul.. Sesungguhnya mereka mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram, lalu mereka mengikutinya, itulah penyembahan kepada mereka (HR. at-Tirrnidzi, Ahmad dan Ibnu Jarir)
Lihat Tafsir Ibnu Katsir, juz: 2 hal: 459, saat menafsirkan ayat 31 dan Surat at-Taubah [9]. Para pen-takhrij hadits ini berbeda pendapat, Syekh Nashirud-Din al-Albani menilainya hasan, sedangkan Abu Sulaiman Jasim al-Fuhaid ad-Dautsari dalam kitab an-Nahjus-Sadid menilainya dha’if dan mengatakan bahwa penisbatan hadits ini kepada Ahmad adalah wahm. Namun ayat di atas secara jelas mengatakan bahwa Ahbar dan Ruhban dalam agama Nasrani telah dinilai al-Qur’an sebagai Arbab, dan makna hadits mi dikuatkan oleh ayat~ayat al-Qur’an, seperti: al-An’am 61: 121. (Lihat an-Nahjus-Sadid, hal: 53)
Ayat dan tafsirnya dan hadits Rasulullah saw ini menunjukkan bahwa siapa saja yang taat kepada selain Allah dalam bermaksiat atau mengikutinya dalam hal yang tidak diijinkan Allah, berarti telah menjadikannya sebagai Rabb dan Ma’bud (sembahan), serta menjadikannya.sebagai sekutu Allah. Hal demikian ini bertolak belakang dengan tauhid yang tidak lain adalah agama Allah dan inti kalimat ikhlas: La Ilaha Illallah. Sebab, al-Ilah adalah al-ma’bud (tuhan yang berhak disembah), dan Allah telah menamakan ketaatan mereka kepada para pemimpin dan pendeta mereka sebagai penyembahan kepada mereka. Sedangkan para pemimpin dan pendeta itu disebut sebagai Arbab; yakni sekutu-sekutu Allah dalam penyembahan. Ini merupakan syirik akbar, sebab siapa saja yang mentaati makhluk dan mengikutinya di luar yang disyari’atkan Allah dan Rasul-Nya, berarti ia telah menjadikannya sebagai rabb dan ma’bud, meskipun tidak dinamai demikian, sebagaimana difirmankan Allah dalam ayat lain:
“Dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik”. (QS. Al-An’am: 121)
Ayat lain yang maknanya sama dengan ayat di atas
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyari’atkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah ?“ (QS. Syura : 21)
Jika yang demikian mi adalah hukum al-Qur’an dan as-Sunnah terhadap orang yang menjadikan selain Allah sebagai pembuat syari’at dan mengikutinya dalam hal-hal yang tidak diizinkan Allah, maka bagaimana pula dengan orang yang ménjadikan dirinya sebagai sekutu Allah, mengangkat dirinya sebagai pemegang hak membuat hukum (hak legislatif), perundangan (pensyari’atan), penghalalan dan pengharaman yang merupakan hak khusus ketuhanan?
mba sya menutip sedikit artikel emba tentang yang ini
ReplyDeleteMereka berkata: “Kami tidak meyakini bahwa mayit tempat kami memohon dan meminta bantuan sebagai sembahan atau tuhan, justru kami meyakini bahwa mereka adalah makhluk seperti kita, akan tetapi mereka adalah perantara antara kami dengan Allah dan pemberi syafa’at di sisi-Nya.
Alasan mi muncul karena ketidaktahuan mereka tentang Allah. Mereka mengira Allah seperti raja tiran dan penguasa kejam, tidak mungkin dicapai kecuali lewat perantara dan pemberi syafa’at. Ini persis seperti asumsi yang menjerumuskan orang-orang yang menyekutukan Allah pada zarnan dahulu, saat mengatakan:
“Kami tidak men yembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. (QS. Az-Zumar : 3)
“Mereka men yembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfa’atan, dan mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah”. (Yunus : 18).
sekarang emba bandingkan tentang syafaat yang sya lampirkan menurut alquran dan hadist :
Apa arti syafa’at?
Menurut catatan kaki No. 46 dari Al Qur’an terbitan Departemen Agama RI adalah perantaraan. Jadi Juru Syafa’at adalah perantara.
Apakah Nabi Muhammad sebagai Juru Syafa’at?
* Surat Al Baqarah (2) :
“Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Dan kamu tidak akan diminta pertanggung jawab tentang penghuni neraka”
Bolehkah Nabi Muhammad menjadi Juru Syafa’at?
Tentu boleh kalau diizinkan Allah
* Surat An Najm (53) : 26
“Syafa’at mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali Allah sudah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhaiNya”
*Ayat Kursi Al Baqarah (2) : 255
“Siapakah yang dapat memberi syfa’at disisi Allah tanpa izinNya”
Bagaimanakah pengakuan Nabi Muhammad sendiri?
Apakah Nabi Muhammad mengaku sebagai Juru Syafa’at?
* Surat Al Ahqaf (46) : 9
“Katakanlah: Aku bukanlah rasul yang pertama diantara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang diperbuat terhadapku, dan apa yang diperbuat terhadapmu, aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan”
* Surat Al Hijr (15) : 89
“Dan katakanlah: “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan”
* Hadits Shahih Bukhari 162
“Hai Fatimah! Selamatkanlah dirimu dari neraka! Sesungguhnya aku tidak kuasa apa-apa untuk membelamu dihadapan Allah kelak, selain hubungan yang hanya dapat kupenuhi sebaik-baiknya di dunia ini saja”
* Hadits Shahih Bukhari 163
“Hai, Bani Abdul Muthalib! Aku tidak kuasa apa-apa untuk membelamu sekalian di hadapan Allah kelak. Karena itu, kecuali sedikit harta yang kumiliki mintalah kepadaku jika kamu membutuhkan!”
* Hadits Shahid Bukhari 1261
“Dari Abu Hurairah r.a, katanya: Rasulullah Saw berdiri ketika Tuhan yang Maha Mulia dan Maha Besar menurunkan ayat yang artinya: “Dan berilah peringatan kepada kaum famili engkau terdekat!”
Lalu beliau bersabda:
“Hai kaum Qureisy! (atau perkataan yang serupa dengan itu). Tebuslah dirimu! Aku tiada dapat menolongmu barang sedikitpun dari siksa Tuhan.
Hai Bani Abdi Manaf!
Aku tiada bisa menolongmu sedikitpun.
Hai Abbas anak Abdul Muthalib!
Aku tiada bisa menolongmu sedikitpun dari siksa Tuhan.
“Hai Safiah, bibi Rasulullah!
Aku tiada bisa menolongmu sedikitpun dari siksa Tuhan.
Hai Fatimah binti Muhammad!
Mintalah kepada aku harta dan aku tiada bisa menolongmu sedikitpun dari siksa Tuhan!”
kalo anda menjas bahwa berdoa dikubur itu dilarang berarti kita dilarang juga menucapkan doa kepada nabi dan berdoa dimakam nabi karena perbuatan itu juga termasuk musrik?
aSSALAmualaikum
ReplyDeleteaSSALAmualaikum
ReplyDeletebismillaah..
ReplyDeleteahsan klu template blog diganti. Ada gambar makhluk hidup.
keren tulisannya
ReplyDelete