Blog Kajian Muslimah






Thursday, November 16, 2006
Persepsi-persepsi yang Benar tentang Allah
Pemateri : Martsiska
Disampaikan dalam Kajian Muslimah Online tgl 16 Oktober 2006

Mengenal Allah dan Hak-hakNya

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Bismillahir rahmaanir rahiim
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin

Alhamdulillah, alladzii arsala rasuulahu bil huda wa dinil haq, liyudhhirahu ‘ala diini kullih wa kafa billahi syahiida
Asyhadu anla ilaha illallahwahdahu laa syarikalah
wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh, laa nabiya ba’da
Allahumma shalli wa salim wa baarik ‘ala syaidina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi ‘ajma’in
Rabbisy syrahlii shadrii wa yassirlii amrii wahlul ‘uqdatam millisaani yahqahuu qaulii

Ada sebuah pepatah yang akrab sekali dengan keseharian kita; tak kenal maka tak sayang.

Seorang hamba yang tidak mengenal Rabb-nya bisa dipastikan akan menemui kegagalan dalam mencintai Allah SWT. Padahal cinta kepada Allah adalah tujuan puncak dari seluruh maqam spiritual dan dia menduduki derajat atau level yang tinggi, demikian yang dikatakan Al Ghazali dalam kitab Al Mahabbah.

Sementara Ali bin Abi Thalib ra, pernah berkata, "Ada hamba yang beribadah kepada Allah karena ingin mendapatkan imbalan, itu ibadahnya kaum pedagang. Ada hamba yang beribadah karena takut siksaan, itu ibadahnya budak, dan ada sekelompok hamba yang beribadah karena cinta kepada Allah Swt, itulah ibadahnya orang mukmin".

Maka Rasulullah Muhammad saw dalam membina generasi sahabat sangat mementingkan sisi pengenalan dan persepsi yang benar tentang Allah dan hak-hakNya. Persepsi yang benar tentang Allah SWT akan mengantar seseorang hamba kepada keyakinan dan keimanan yang kuat. Jika seseorang telah memiliki keimanan yang kuat maka akan tumbuh dalam dirinya kesungguhan untuk mewujudkan sebuah penghambaan yang total kepada Allah SWT, juga kesungguhan untuk memperjuangkan tegaknya dien Allah di muka bumi. Yang kesemua itu tentu hadir sebagai konsekuensi kecintaannya kepada Allah.

Seorang sufi, Bayazid Bustami sering mengatakan: "Cinta adalah melepaskan apa yang dimiliki seseorang kepada Kekasih (Allah) meskipun ia besar; dan menganggap besar apa yang di peroleh kekasih, meskipun itu sedikit."

Ciri-ciri seorang yang mencintai Allah pertama adalah rela berkorban sebesar apapun demi kekasih. Cinta memang identik dengan pengorbanan, bahkan dengan mengorbankan jiwa dan raga sekalipun. Hal ini sudah di buktikan oleh Nabi Muhammad Saw., waktu ditawari kedudukan mulia oleh pemuka Quraisy asalkan mau berhenti berdakwah. Dengan kobaran cintanya yang menyala-nyala pada Allah Swt., Rasulullah mengatakan kepada pamannya: "Wahai pamanku, demi Allah seandainya matahari mereka letakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku supaya aku berhenti meninggalkan tugasku ini, maka aku tidak mungkin meninggalkannya sampai agama Allah menang atau aku yang binasa".

Ciri kedua dari pecinta adalah selalu bersyukur dan menerima terhadap apa- apa yang di berikan Allah. Bahkan ia akan selalu ridha terhadap Allah walaupun cobaan berat menimpanya.

Mengenal Allah adalah sebuah usaha yang harus dilakukan seorang hamba agar tumbuh dalam hatinya rasa takut kepada Allah, tawakal, berharap, menggantungkan diri, dan ketundukan kepadaNya.

Ibnul Qoyyim mengatakan: “Allah mengajak hamba-Nya untuk mengenal diri-Nya di dalam Al Qur’an dengan dua cara yaitu pertama, melihat segala perbuatan Allah dan yang kedua, melihat dan merenungi serta menggali tanda-tanda kebesaran Allah seperti dalam firman-Nya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam terdapat (tanda-tanda kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memiliki akal.” (QS. Ali Imran: 190)

Untuk mengenal dan selanjutnya mecintai Allah, persepsi-persepsi tentang Allah yang harus kita camkan dalam hati dan jiwa kita di antaranya adalah sbb:

Pertama,
Sesungguhnya Allah swt tidak mempunyai kekurangan sedikitpun. Dia Maha Sempurna dan kesempurnaan-Nya tiada batas. Dia Maha Esa, tiada sekutu bagiNya dan Dia tidak membutuhkan istri maupun anak.

• Al Ikhlas [112] :1-4
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.“

• Al Jin [72]
3. Dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristeri dan tidak (pula) beranak.

• Al An’am [6]
101. Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. 103. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

• Al Hadid [57]
3. Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin[1452]; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

• Al Buruj [85]
14. Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih, 15. yang mempunyai 'Arsy, lagi Maha Mulia, 16. Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya.

Kedua,
Sesungguhnya Allah adalah Pencipta segala sesuatu, Pemilik dan Pengatur semua urusan.

• Al An’am [6]
13. Dan kepunyaan Allah-lah segala yang ada pada malam dan siang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

• Az Zumar [39]
62. Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.

• Ar Ra’du [13]
2. Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.

• Al A’raf [7]
54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.

Ketiga,
Allah adalah sumber segala nikmat di alam raya, yang kecil maupun yang besar, yang tampak maupun yang tersembunyi.

• An Nahl [16]
53. Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.

• Luqman [31]
20. Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.

• Ibrahim [14]
34. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).

Doa Rasulullah:
Ya Allah tiada nikmat yang bersamaku, atau bersama salah seorang makhlukMu di waktu pagi, melainkan dariMu saja, tiada sekutu bagiMu. Maka bagiMu segala puji dan bagiMu syukur.

Keempat,
Sesungguhnya ilmu Allah meliputi segala sesuatu, maka tiada sesuatu pun di bumi dan di langit yang tersembunyi dariNya dan tiada sesuatu pun yang ditampakkan atau disembunyikan oleh manusia, kecuali diketahui olehNya.

• Ath Thalaq [65]
12. Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.

• Al An’am [6]
3. Dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan.

• Ali Imran [3]
5. Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.

• An Nahl [16]
74. Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

• Al Mulk [67]
13. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. 14. Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?

Kelima,
Allah swt menugaskan para malaikat untuk mencatat seluruh amal manusia dalam sebuah kitab. Tidak akan tertinggal satu amal pun, kecuali pasti tercatat di dalamnya.

• Qaaf [50]
18. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.

• Al Infithar [82]
10. Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), 11. yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), 12. mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.

• Al Kahfi [18]
49. Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun".

• Al Isra’ [17]
13. Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. 14. "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu".

Keenam,
Sesungguhnya Allah akan menguji hambaNya dengan sesuatu yang tidak mereka cintai dan tidak mereka inginkan, agar jelas hakikat diri mereka sebenarnya.

• Al Mulk [67]
2. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

• Ali Imran [3]
179. Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasulNya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar.

• Muhammad [47]
3. Yang demikian adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang bathil dan sesungguhnya orang-orang mukmin mengikuti yang haq dari Tuhan mereka. Demikianlah Allah membuat untuk manusia perbandingan-perbandingan bagi mereka.
31. Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.

Ketujuh,
Sesungguhnya Allah akan memberikan taufiq, dukungan, dan pertolongan kepada orang yang kembali kepadaNya, berlindung dengan perlindunganNya, dan mengikuti hukumNya dalam segala hal.

• Al A’raf [7]
196. Sesungguhnya pelindungku ialahlah Yang telah menurunkan Al Kitab (Al Quran) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.

• Al Hajj [22]
40. (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

• An Nahl [16]
128. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.

• Al Ankabut [29]
69. Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.

• Muhammad [47]
7. Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.

Mengetahui dan memiliki persepsi yang benar tentang Allah akan mengantar kita kepada sebuah motivasi untuk senantiasa berkhidmat kepada kebaikan dan menghindarkan diri dari maksiat kepada Allah. Kesemuanya dalam rangka beribadah kepada Allah yang dilandasi kecintaan kepadaNya.

Dengan persepsi-persepsi tersebut di atas maka selayaknya seorang hamba mengetahui dan memenuhi hak Allah atas hambaNya yaitu bahwa mereka menyembahNya, mentauhidkanNya, dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu pun.

• Al Baqarah [2]
21. Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, 22. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.

• An Nisaa’ [4]
1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

• Az Zumar [39]
66. Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur".

Pemenuhan hak Allah akan mengantarkan seorang hamba kepada kewajiban-kewajibannya sebagai seorang hamba, yaitu:

• Melaksanakan rukun Islam
– Syahadat, sholat, zakat, puasa, haji bila mampu

• Menyerahkan diri kepada Allah
– Hud:56; Yusuf:67; An Nisaa:40; Ali Imran:173
• Huud [11]
56. Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus."

• Yusuf [12]
67. Dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri".

• An Nisaa’ [4]
40. Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.

• Ali ‘Imran [3]
173. (Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung".

• Ikhlas
– ‘ Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya dan segala sesuatu tergantung dari apa yang diniatkan…’ (HR. Bukhari)

• Sabar
– Ali Imran:146; Al Kahfi: 28
• Ali ‘Imran [3]
146. Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.

• Al Kahfi [18]
28. Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.




• Merasakan pengawasan Allah (muraqabbatullah)
– Asy Syu’ara:217-220; Al Mujadilah:7
• Asy Syu’ara [26]
217. Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, 218. Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang), 219. dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. 220. Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

• Al Mujadilah [58]
7. Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

• Mendekat kepadaNya dengan amalan sunnah
– ‘HambaKu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan nafilah (sunnah), hingga Aku mencintaiNya’ (HR. Bukhari)

• Percaya penuh kepadaNya
– Ar Rum:47,60
• Ar Ruum [30]
60. Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.

• Memperbarui taubat dan istighfar
– Ali Imran:135; Asy Syams:9,10
• Ali ‘Imran [3]
135. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.

• Asy Syams [91]
9. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, 10. dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
• (Ihsan adalah ) engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihatNya, dan jika engkau tidak melihatNya maka Allah melihatMu ( HR. Bukhari )


Allahu a’lam bishshawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Maraji’:
• Al Qur’an Al Karim
• Dr. SAyyid Muhammad Nuh, Membangun Kader Militan, Al I’tishom, 2005
• Cahyadi Takariawan, Abdullah Sunono, Wahid Ahmadi, Ida Nur Laila, Keakhwatan 1, Era Intermedia, 2005


Selengkapnya...
posted by nora @ Permalink 、6:00 PM   1 comments
Monday, November 13, 2006
Seimbang, Kunci Kebahagiaan Dunia Akhirat

Pemateri: Hifizah N
Disampaikan dalam Kajian Muslimah Online, Senin, 13 November 2006

Allah menciptakan dunia dan seisinya dalam keadaan seimbang. Misalnya dijadikan-Nya siang dan malam. Bumi dan langit. Laki-laki dan Perempuan. Keseimbangan ekosistem, di mana populasi pemakan daging lebih sedikit dari pada populasi pemakan tumbuhan.

Hutan dan kekayaan alam sebagai sumber makanan diciptakan secara berlimpah, dibandingkan dengan mahluk hidup yang tinggal di dalamnya. Semua diciptakan Allah dalam prinsip keseimbangan.

Dan sunnatullahnya, bila mahluk Allah berusaha mempertahankan keseimbangan ini, maka kehidupannya akan berjalan dengan baik, aman dan nyaman.

Keseimbangan ini, kalau dalam Islam, berkaitan erat sekali dengan tauhid. Berkaitan dengan ketundukan kita akan aturan-aturan Allah di alam ini, mencakup hukum alam, maupun hukum yang diturunkan Allah lewat Al-Qur’an.

Misalnya yang mencakup hukum alam. Sunnatullahnya atau aturan yang berlaku di alam ini, orang yang menjaga dan memelihara lingkungan hidup, maka ia akan mendapat manfaat yang besar dari alam. Tetapi sebaliknya, orang-orang yang bertindak semaunya, menuruti hawa nafsunya, maka akan mendapatkan kerugian.

Menghasilkan bencana alam atau kerugian material lainnya. Hukum alam ini bisa ditaklukkan dengan menggunakan hukum alam yang lain. Tetapi tidak kita lawan.

Sedangkan hukum-hukum yang diturunkan Allah lewat Al-Qur’an, bila diikuti akan menghasilkan ketenangan hidup, kebahagiaan dan menguatkan jiwa dalam menghadapi persoalan-persoalan dalam kehidupan.

Dan sebaliknya, bila ditinggalkan, akan menimbulkan kekacauan hidup. Kesengsaraan, dan kezaliman terhadap diri sendiri maupun orang lain. Contohnya, misalnya dalam tata cara pergaulan.

Islam cukup ketat mengatur tata cara pergaulan, baik dengan sesama perempuan, sesama laki-laki maupun antara Laki-laki dan Perempuan. Satu saja perintah itu ditinggalkan, misalnya dalam hal menjaga pandangan, maka terbukalah kerusakan-kerusakan yang lebih besar mengikuti pelanggaran tersebut

Makanya tradisi mencuci mata, atau menonton film yang kental dengan budaya ‘bebas’, membuka kerusakan baru di masyarakat kita, yaitu seks bebas.
Sebagai muslim, ada beberapa hal yang perlu diseimbangkan.

1. Jasadiyyah/badan/fisik

Keseimbangan pemenuhan kebutuhan fisik ini sangat penting dalam hidup setiap muslim. Hadist Rosulullah menyatakan, “Muslim yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari muslim yang lemah”. Kekuatan fisik ini yang sebanarnya banyak mengagumkan non muslim di zaman Rosulullah.

Dengan pola hidup yang teratur, makanan yang halal dan baik, serta kebersihan yang terjaga, masyarakat madinah jarang sekali ditemukan menderita penyakit.

Rosulullah pun sepanjang hidupnya hampir tidak pernah sakit, kecuali menjelang kematian beliau.

Keseimbangan dalam hal fisik ini memiliki pengaruh yang besar dalam ibadah dan prestasi kerja setiap muslim. Oleh karena itu hal ini menjadi penting untuk di jaga.

2. Akal

Keseimbangan pemenuhan kebutuhan akal ini juga penting, karena dimana pun kita hidup di dunia ini, orang-orang akan selalu menghargai orang yang berilmu, dari pada yang kurang berilmu.

Dalam Islam, bahkan, orang yang beriman dan berilmu ini diangkat derajatnya beberapa kali disbanding orang yang hanya beriman saja. Tapi, dalam Islam, yang disebut orang ‘alim atau orang yang berilmu itu adalah orang yang memiliki rasa takut yang besar kepada Allah SWT.

Jadi seorang mu’min, dianggap sudah bertambah ilmunya, ketika rasa takutnya kepada Allah semakin besar. Dan ini, sebenarnya tidak tergantung dari jenis ilmu apa yang dimilikinya.

Misalnya, ilmu psikologi, kalau hanya membahas ilmu psikologi yang berasal dari barat, tidak akan berpengaruh apa pun dalam diri kita, tetapi kalau ditunjang dengan bercermin dengan konsep-konsep psikologi dalam Al-Qur’an yang banyak membahas jiwa manusia, baru terasa kebesaran Allah yang sangat memahami jiwa manusia.

Begitu juga ilmu-ilmu lainnya. Oleh karena itulah keseimbangan dalam mengasah akal ini diperlukan oleh setiap muslim. Oh iya, ada ilmu-ilmu yang harus/wajib hukumnya untuk diketahui oleh setiap muslim.

Yaitu ilmu tentang aqidah, ibadah, dasar-dasar keimanan dan keislaman kita, agar menjadi basic dalam landasan berpikir kita.

3. Ruhiyyah/hati

Keseimbangan dalam hal ini juga penting, karena inilah yang tetap mengarahkan kehidupan seorang muslim untuk tetap berada dalam rel yang benar.


Keseimbangan ruhiyyah ini dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kita. Berzikir, membaca Al-qur’an, bermunajat kepada Allah akan mempertajam visi kita dalam kehidupan.

Visi seorang muslim, yaitu untuk beribadah kepada Allah meliputi semua dimensi kehidupan. Belajar, bekerja, berdagang, adalah dalam rangka beribadah kepada Allah.
Ibadah-ibadah ritual adalah tiangnya, yang memperkokoh keimanan kita kepada Allah. Inilah sumber ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup kita.

4. Sosial

Keseimbangan sosial ini juga penting untuk dijaga oleh setiap muslim. Perintahnya pun banyak terdapat dalam al-Qur’an dan hadist-hadist

Misalnya perintah untuk berukhuwwah dan bersatu. Perintah untuk menghormati tetangga. Perintah untuk mencintai saudara kita seperti kita mencintai diri kita sendiri.

Keseimbangan sosial ini saat ini banyak ditinggalkan dikota-kota besar. Bahkan di negara-negara maju, sikap individualistic ini menjadi suatu hal yang biasa. Bahkan identic dengan gaya hidup masyarakat modern. Padahal ini adalah gaya hidup yang tidak sehat.

Tidak heran bila penyakit sosial, seperti gangguan jiwa dan bunuh diri banyak terjadi di zaman sekarang ini. Karena ketidakpedulian kepada orang lain membuat banyak orang kesepian, dan akhirnya memilih jalan pintas untuk keluar dari masalah kehidupan.

5. Keseimbangan untuk melestarikan alam.

Alam ini adalah rizki yang diberikan Allah, sekaligus amanah untuk dikelola dan dimanfaatkan dalam kehidupan. Tetapi memanfaatkan alam juga ada aturannya
Merusak alam akan menimbulkan bencana. Dan ini justeru merugikan manusia itu sendiri. Islam mendorong umatnya untuk memajukan ilmu pengetahuan, tetapi melarang menggunakannya untuk merusak lingkungan.

Misalnya kemajuan teknologi nuklir, jangan sampai disalahgunakan untuk membunuh manusia dan menghancurkan lingkungan hidup.

Inilah hal yang penting dalam kehidupan kita. Kalau dalam buku 7 Habits of Highly Effective people, kebiasaan menjaga ke-empat keseimbangan ini tertuang dalam bab “Mengasah Gergaji”.

Diceritakan dalam buku tersebut, ada seorang tukang kayu yang selama berjam-jam menggergaji pohon, tanpa sedikitpun berhenti untuk mengasah gergajinya

Pekerjaannya semakin berat, karena gergajinya semakin tumpul. Padahal kalau ia menyediakan waktu sedikit saja untuk mengasah gergajinya, mungkin pekerjaannya akan menjadi lebih cepat dan tingkat kelelahannya pun berkurang.

Pohon itu adalah semua aktivitas kehidupan kita. Sedangkan gergaji adalah aspek-aspek yang tadi disebutkan di atas.

wallahu a'lam bissawab




Selengkapnya...
posted by nora @ Permalink 、4:18 PM   0 comments

Search

Tentang Kami
Indonesian Muslim Blogger
Divisi Kewanitaan IMB


    Room Kajian Muslimah ini merupakan program Divisi Kewanitaan IMB. Insya Alloh diselenggarakan sepekan dua kali, setiap Senin dan Kamis pukul 13.00 - 15.00 WIB

    Selengkapnya tentang kami
Materi Mutakhir
Arsip
Indonesian Bloggers Condemn Israel


Silaturahim

    by wdcreezz.com

    Name

    Email/URL

    Message

Link
Designed-By

Visit Me Klik It
Credite
15n41n1